Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tingkat Kepatuhan Pedagang Pangan Jajanan terhadap Cara Produksi Pangan yang Baik Ema Komalasari; Dina Widiawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v5i3.375

Abstract

Abstrak -  Makanan jajanan dikonsumsi oleh sekitar 2,5 miliar orang diseluruh dunia setiap harinya. Namun, pengetahuan pedagang tentang keamanan makanan masih rendah dan memberikan risiko keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kepatuhan pedagang makanan pada cara produksi pangan yang baik (CPPB). Survei dirancang untuk 50 pedagang kaki lima berdasarkan 7 elemen, yaitu lokasi, peralatan, penggunaan air, perilaku pedagang, proses, sistem penyimpanan, dan pengelolaan limbah. Sebanyak 62% pedagang menjual makanan ringan atau makanan tradisional, 32% pedagang menjual minuman, dan 6% menjual produk non-makanan. Semua penjual minuman berstatus cukup patuh terhadap CPPB. Sebanyak 33,33% dari penjual makanan ringan atau makanan tradisional tidak mematuhi CPPB, dengan 17,64% dari pedagang tidak mematuhi CPPB meskipun mereka telah mengikuti pelatihan keamanan makanan sebelumnya. Sebagian besar titik kritis disebabkan oleh sistem penyimpanan yang buruk, peralatan kotor, perilaku penjual yang buruk, dan proses pengolahan yang buruk.Abstract - Street foods are consumed by around 2,5billion people around the world every day. However, the vendor’s knowledge about food safety is still low and givefood safety risk. The study was aimed to determine the level of compliance food vendors on the implementation of good manufacturing practices. A survey was designed to 50 street vendors based on 7 elements, which were location, equipment, water usage, vendors’ behavior, process, storage system, and waste management. The vendors were 62% selling a snack or traditional food, 32% selling beverages, and 6% selling non-food products. All beverages vendors had the status of quite obedient to GMP. As many as 33,33% of snack or traditional food vendors were not compliant with GMP, with 17,64% of vendors having not compliant withGMP even though they had attended food safety training before. Most of the critical missing points were caused by the poor storage system, dirty equipment, poor vendors' behavior, and poor processing process.Keywords- Compliance, Food safety, GMP, Street food.
Gambaran Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia Dina Widiawati; Ema Komalasari
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v5i3.378

Abstract

Abstrak-Kesadaran konsumen dalam membaca label pangan dan untuk memahami isi label pangan masih sangat rendah. Diperlukan analisis mengenai tingkat kepatuhan mahasiswa dalam membaca label pangan, sehingga mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap label pangan. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia angkatan 2015-2018. Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah melalui kuisioner. Responden akan mengisi sendiri kuisioner yang diberikan dengan mengikuti instruksi yang akan dijelaskan sebelum pengisian kuisioner oleh tim pengambil data. Responden pada penelitian ini berjumlah 90 orang dengan jumlah perempuan 53,33% dan laki-laki 46,67%. Pengetahuan responden mengenai label pangan ada pada kategori baik yaitu 82,22% dan kategori cukup 17,78%. Sedangkan untuk tingkat kepatuhan, responden yang memiliki tingkat kepatuhan tertinggi berada pada kategori cukup yaitu 61,11%, kategori baik 36,67%, dan kategori kurang 2,22%. Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai label pangan ada pada kategori baik dan tingkat kepatuhan dalam membaca label pangan ada pada kategori cukup.Abstract- Consumer awareness in reading food labels and understanding the contents of food labels are still very low. An analysis is needed on the level of student compliance in reading food labels, so students have a better understanding of food labels. Respondents in this study were students from the Faculty of Science and Technology of Al Azhar University Indonesia class of 2015-2018. The data collection method in this study was through a questionnaire. Respondent’s will fill in the questionnaire given themselves by following the instructions that will be explained before filling out the questionnaire by the data collection team. Respondents in this study numbered 90 people with 53,33% women and 46,67% men. Respondents knowledge about food labels is in the good category that is 82,22% and 17,78% enough category. As for the level of adherence, respondents who had the highest level of adherence were in the sufficient category, namely 61,11%, the good category 36,67%, and the less 2,22% category. The data in this study indicate that respondents' knowledge about food labels is in the good category and the level of compliance in reading food labels is in the sufficient category.Keywords–Food Label, Food Label Knowledge, Decision-Making,Level of Compliance
Pendampingan Pengurusan P-IRT UMKM Pangan di Desa Cikidang, Sukabumi Ema Komalasari; Dina Widiawati; Nafisah Eka Puteri
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v3i1.476

Abstract

Rumah Tahfidz atau Yayasan Al Amaliyah Cikidang merupakan mitra binaan Universitas Al Azhar Indonesia. Yayasan diketahui memiliki UMKM pangan, berupa produk keripik. Namun, produk keripik UMKM Yayasan Al Amaliyah Desa Cikidang ditemukan belum memiliki izin edar (nomor P-IRT) dan masih dipasarkan secara terbatas. Banyak permasalahan yang ditemui masyarakat dalam pengurusan P-IRT dan pengembangan produk UMKM keripik, diantaranya adalah: (1) kurangnya pemahaman SDM mengenai produksi keripik yang baik sebagai salah satu syarat pengajuan izin edar, (2) kurangnya pemahaman mengenai manajemen tata kelola P-IRT, (3) belum berkembangnya pemasaran produk yang berkaitan karena tidak memiliki izin edar. Pelaksanaan abdimas pendampingan pengurusan P-IRT di Desa Cikidang dilakukan dalam 2 tahap utama, yaitu (1) Pengembangan kualitas dan wawasan SDM anggota UMKM mengenai sistem dan standar produk UMKM yang baik, (2) pelatihan keamanan pangan dan izin produk. Hasil pelaksanaan kegiatan Abdimas pendampingan pengurusan P-IRT bagi UMKM Pangan di Desa Binaan Cikidang memberikan sejumlah perubahan kepada para pelaku usaha keripik di bawah yayasan. Standarisasi produk keripik saat ini menjadi lebih baik dengan penggunaan label kemasan yang telah memenuhi kriteria label serta hasil pemeriksaan sarana produksi yang telah memenuhi standar persyaratan yang ditetapkan.Kata kunci: Cikidang, Izin edar, Keipik, P-IRT, UMKM
Persepsi Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Mengenai Keterkaitan Program Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dengan Kompetensi Lulusan Sarah Giovani; Maryam Jameelah; Nafisah Eka Puteri; Ema Komalasari; Afiya Deliana Putri
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 7, No 2 (2022): Juli 2022 (Edisi Khusus MBKM)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sh.v7i2.997

Abstract

The MBKM program is a program to prepare graduates who are ready to work with areas of expertise and the needs of the world of work. The purpose of this study was to determine the perception of students, especially students of the Food Technology Study Program, Al-Azhar University, Indonesia, on the relationship between the MBKM program and the competencies of graduates that must be possessed in the future, or post-lecture period. The data source is obtained from an online survey conducted by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology Directorate General of Higher Education by involving 25 students of the Food Technology Study Program. The perceptions of those students towards the realm of graduate competence after participating in the MBKM program are: (1) the MBKM program is considered very useful, (2) The improvement of soft skills for graduates shows that there is a fairly good improvement, (3) MBKM activities are quite important in preparation for the post-campus period, (4) MBKM activities are by the needs of graduates, (5) Interested and intend to choose internships or work practices as learning activities outside the study program of interest.Keywords - Food Technology, Graduates, Learning outcomes, MBKM Program, Perception