Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIHIPERLIPIDEMIA EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAGING BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA. Muh Nasir; Amran Nur
Kieraha Medical Journal Vol 3, No 2 (2021): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.45 KB) | DOI: 10.33387/kmj.v3i2.3953

Abstract

Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar lemak dalam darah karena konsumsi lemak secara berlebihan, sehingga asupan dan perombakan lemak tidak seimbang. Tanaman pala (Myristica fragrans) telah lama dikenal sebagai tanaman rempah-rempah dan dimanfaatkan masyarakat sebagai bumbu masak dan manisan khususnya bagian daging buah. Namun seiring kemajuan teknologi, pala banyak dikembangkan sebagai obat herbal. Daging buah pala memiliki kandungan fitokimia berupa flavonoid dan alkaloid yang berperan sebagai antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daging buah pala (Myristica fragrans) terhadap penurunan kadar kolesterol tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi dengan pakan tinggi kolesterol. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan pada 6 kelompok, yaitu 3 kelompok yang diberi ekstrak etanol daging buah pala (EEDP) dengan dosis 1%, 2% dan 3%. Satu kelompok diberi Na CMC 1% sebagai kontrol negatif, dan satu kelompok diberi Simvastatin 10 mg sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daging buah pala (Myristica fragrans) signifikan menurunkan kadar kolesterol total tikus dengan nilai signifikan <0,05. Dengan hasil terbaik ditunjukkan pada kelompok EEDP 3%.
Training on Making Simplicia of Nutmeg Flesh (Myristica fragrans) in West Highlands Village, Ternate City Nasir Muh; Eri Marwati
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v5i1.278

Abstract

Myristica fragrans Houtt merupakan varietas pala yang paling banyak ditanam di Maluku karena memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya. Tanaman primadona ini memiliki potensi cukup besar, terutama bagian buahnya karena memiliki nilai ekonomis. Buah pala terdiri dari daging, fuli (mace), tempurung dan biji. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membekali masyarakat dalam pembuatan simplisia daging buah pala dengan benar. Sediaan simplisia ini menjadi pilihan untuk dilatihkan dan dapat diperjualbelikan untuk pengembangan produk dikalangan masyarakat. Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah tokoh masyarakat berjumlah 24 peserta.  Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19-23 Agustus 2023 di Kelurahan Tanah Tinggi Barat, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Metode kegiatan adalah penyuluhan/pemberian materi dan pelatihan pembuatan simplisia daging buah pala. Kegiatan ini dilaksanakan dengan 4 tahap, yaitu persiapan, penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi keberhasilan program. Masyarakat masih sangat banyak yang belum mengetahui manfaat dari daging buah pala serta cara pembuatan simplisia tanaman secara benar. Setelah melakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan simplisia daging buah pala dan manfaatnya sebagai salah satu tanaman obat, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat daging buah pala dan pengolahannya menjadi simplisia yang dapat dimanfaatkan dari limbah menjadi bahan berkhasiat obat yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daging Buah dan Daun Pala (Myristica fragrans): Antimicrobial Activity Test of Ethanol Extract of Nutmeg Flesh and Leaves (Myristica fragrans) Muh. Nasir; Eri Marwati
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 4 No. SE-1 (2022): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v4iSE-1.1691

Abstract

Indonesia terkenal sebagai salah satu negara penghasil rempah yang cukup besar, salah satunya adalah pala. Pala (Myristica fragrans Houtt) dan ekstrak pelarutnya digunakan di seluruh dunia untuk aktivitas anti-inflamasi, antioksidan dan anti mikroba dikaitkan dengan fitokimia alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak etanol daging buah dan daun pala (Myristica fragrans) terhadap daya hambat mikroba (Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne dan Candida albicans). Sampel yang digunakan adalah daging buah dan daun pala (Myristica fragrans) diambil dari Pulau Ternate, Maluku Utara. Aktivitas antimikroba diuji terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne, dan Candida albicans dengan metode difusi cakram. Semua sampel dilakukan dalam tiga replikasi, dan datanya dilaporkan sebagai mean±Standar Deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daging buah pala memiliki diameter hambat paling besar terhadap Candida albicans 16,77±1.96 mm dan daun pala 17,70±2.21 mm terhadap Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daging buah dan daun pala memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne dan jamur Candida albicans dengan diameter hambat yang bervariasi.
EDUKASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA BIJAK DAN RASIONAL SERTA PEMANFAATAN TANAMAN OBAT Eri Marwati; Muh Nasir
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v8i2.1711

Abstract

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Dengan berbagai masalah penggunaan antimikroba yang tidak tepat pada masyarakat yang disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat terutama di wilayah yang kurang mendapatkan informasi yang jelas maka pentingnya dilakukan pendidikan kesehatan. Edukasi berlangsung selama 1 hari yang melibatkan masyarakat dan beberapa unsur. Kegiatan dimulai dengan pengukuran tingkat pengetahuan (pre test). Materi edukasi berupa definisi antimikroba, jenis antimikroba, penyebab resistensi, penggunaan antimikroba yang tepat dan tanaman obat yang lebih terfokus pada potensi alam yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan di Kelurahan Takome. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melaksanakan post test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta selama pemaparan materi penyuluhan. Hasil yang diperoleh terjadi peningkatan tingkat pengetahuan dengan kategori baik 11 % meningkat menjadi 89% setelah edukasi,  dan sebelum edukasi tingkat pengetahuan dengan kategori cukup 56% dan kurang 33% menurun menjadi 11% dan  0% setelah edukasi. Setelah melakukan edukasi penggunaan antimikroba yang benar dan rasional serta pemanfaatan tanaman obat, terjadi peningkatan pengetahuan  masyarakat.  Abstract. Infectious diseases are still an important public health problem, especially in developing countries. With various problems with inappropriate used of antimicrobials in the community caused by a lack of public knowledge, especially in areas where there is a lack of clear information, it is important to carried out health education. Education lasted for 1 day involving the community and several elements. The activity begins with measuring the level of knowledge (pre test). Educational material in the form of definitions of antimicrobials, types of antimicrobials, caused of resisted, appropriate used of antimicrobials and medicinal planted which was more focused on natural potential which allows them to be developed in Takome Village. Activity evaluation is carried out by carried out a post test to measured the level of knowledge of participants during the presentation of the extension material. The results obtained were an increase in the level of knowledge with a good category of 11%, increasing to 89% after education, and before education, the level of knowledge with a sufficient category of 56% and less than 33% decreased to 11% and 0% after education. After providing education on the correct and rational used of antimicrobials and the use of medicinal planted, there has been an increase in public knowledge.