Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Comparative Linguistic Study On Relationship Of Aceh, Minangkabau And Gayo Languages Raees Narhan
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 1 No 6 (2022): IJHESS-JUNE 2022
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v1i6.190

Abstract

This research focuses on the Austronesian or Polynesian Malay language family, which includes the languages of Acehnese, Minangkabau, and Gayo respectively. The fact that there are similarities in form and meaning, which are a reflection of the same historical legacy, is the basis for the hypothesis that the three languages are related to one another. This hypothesis is based on the fact that there are similarities. In this study, linguistic grouping methods and lexicostatistical approaches were utilized in order to investigate the kinship relationship that exists between the Acehnese language, the Minangkabau language, and the Gayo language. In the first level, Morris Swades selects 200 essential words for the fundamental vocabulary The referential method was used in order to provide this facts, and the technique that was utilized was the note-taking technique. The second step is to establish which duos of the three languages speak a cognate language. Third, compute the amount of time that has passed between each of the three languages. In the fourth step, you will calculate the error period in order to obtain a more accurate separation time. According to the findings, the Acehnese, Minangkabau, and Gayo languages were all classified as belonging to the same family of languages. It is estimated that 57 percent of Acehnese and Gayo speakers are related linguistically, whereas the percentages for Minangkabau and Gayo are 39 percent and 29.5 percent of Minangkabau LanguageĀ  and Acehnese.
Latar Belakang Penamaan Kelurahan di Dua Kecamatan di Medan Sumatra Utara: Kajian Antropolinguistik Raees Narhan; Tasnim Lubis
LINGUA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 20 No. 2 (2023): September
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/lingua.v20i2.821

Abstract

Latar belakang penamaan kelurahan di dua kecamatan di Medan Sumatra Utara di daerah yang memiliki keterkaitan dengan budaya, bahasa, dan kognisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal mula penamaan kelurahan di dua kecamatan di Medan Sumatra Utara dengan menemukan alasan dan keterkaitan antara budaya, bahasa dan pikiran yang merefleksikan nama jalan yang ada pada kecamatan tersebut. penamaan kelurahan di dua kecamatan di Medan Sumatra Utara dapat dikategorikan berdasarkan bentuk dasarnya, proses morfologis yang menyebabkan terbentuknya, dan signifikansinya. Subjek penelitian ini adalah kelurahan Asam Kumbang, Sunggal, dan kelurahan Kampung Lalang. Pengumpulan data dengan melakukan interview dan wawancara pada kelurahan daerah, datuk keturunan Datuk Badiuzzaman dan pada masyarakat sekitar dan teknik lanjutan yaitu teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan Antropolinguistik dan diteliti secara deskriptif kualitatif dengan metode penyajian data informal digunakan untuk mengolah dan menyajikan data yang diharapkan.
DISFEMIA TERHADAP PUAN MAHARANI DI TWITTER Nisa Anggraini Batubara; Prima Sholihatun; Raees Narhan; Gustianingsih
LINGUA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 20 No. 2 (2023): September
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/lingua.v20i2.828

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis disfemia yang digunakan netizen di twitter terhadap Puan Maharani. Objek penelitian ini adalah bahasa disfemia yang ditujukan oleh netizen kepada Puan Maharani di twitter. Datanya berupa kata, frasa, dan ungkapan yang menunjukkan adanya disfemia pada Puan Maharani. Sumber data berupa komentar para netizen dalam twitter. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komentar netizen di twitter. Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisis deskriptif. Penelitian ini berusaha menganalisis penggunaan disfemia yang terdapat dalam komentar para netizen di twitter. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama bentuk kebahasaan disfemia pada kolom komentar netizen di twitter ada tiga, yang berupa kata, frasa, dan ungkapan. Kedua, semua jenis disfemia ditemukan pada komentar netizen di twitter terhadap Puan Maharani. Kata Kunci: Disfemia; komentar netizen; twitter
Analisis Frekuensi, Intensitas, dan Durasi pada Bahasa Turki oleh Native Speaker dan Non-Native Speaker menggunakan Praat Raees Narhan; Prima Sholihatun; Tengku Syarfina
LINGUA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 20 No. 2 (2023): September
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/lingua.v20i2.840

Abstract

Untuk membandingkan suara dalam bahasa Turki oleh native speaker dan non-native speaker, penelitian ini akan melihat seberapa sering bunyi tertentu muncul dalam bahasa, berapa lama bunyi tersebut bertahan, dan seberapa intens bunyi tersebut dihasilkan oleh penutur berbeda. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena peneliti menggunakan pendekatan instrumental dengan menggunakan program Praat untuk menganalisis frekuensi, intensitas, dan durasi suara perempuan dewasa. Analisis yang akan dilakukan adalah analisi kontrastif.Penelitian ini menggunakan metodologi instrumental, khususnya program Praat yang terkomputerisasi. Penutur asli dari Istanbul, Turki, dan non-penutur asli dari Medan, Indonesia, masing-masing menjadi sumber data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Frekuensi yang dihasilkan oleh penutur asli turki lebih besar dari pada yang bukan penutur asli (2) Intensitas maksimal penutur asli lebih tinggi daripada yang bukan penutur asli, tetapi lebih rendah dari penutur yang bukan asli bahasa Turki. (3) Durasi penutur asli cenderung lebih panjang karena mereka menggunakan kalimat dan frasa yang lebih panjang dalam pengucapannya.
Districts Naming in Medan: An Anthropolinguistics Study Raees Narhan; Prima Solehatun; Tasnim Lubis
Tradition and Modernity of Humanity Vol. 3 No. 2 (2023): May
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The background of the naming of kelurahan in two sub-districts in Medan, North Sumatra in areas that have links with culture, language and cognition. This study aims to find out the origins of village names in two sub-districts in Medan, North Sumatra by finding reasons and connections between culture, language and thoughts that reflect street names in these sub-districts. The naming of kelurahan in two sub-districts in Medan, North Sumatra can be categorized based on their basic shape, the morphological process that led to their formation, and their significance. The subjects of this research were the villages of Asam Kumbang, Sunggal, and Kampung Lalang villages. Data collection was carried out by conducting interviews and interviews in regional sub-districts, patriarchs of Datuk Badiuzzaman descent and in the surrounding community and advanced techniques, namely all-cause techniques, recording techniques, and note-taking techniques. The approach used in this study is an anthropolinguistic approach and is examined in a qualitative descriptive manner with an informal data presentation method used to process and present the expected data.