Aria Yudhistira
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RELIABILITAS PENDAPAT AHLI PADA FOTOGRAFI FORENSIK DALAM MEMPERKIRAKAN USIA MEMAR Firdausi, Reyhan Andika; Yudhistira, Aria; Herkutanto, Herkutanto
Majalah Kesehatan FKUB Vol 5, No 2 (2018): Majalah Kesehatan Fakultas Kedokteran
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.769 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.005.02.5

Abstract

 Kemampuan menilai, mendokumentasikan, dan menginterpretasikan luka dengan tepat merupakan bagian penting dari tugas dokter forensik. Salah satu bentuk dokumentasi dalam pemeriksaan kasus forensik klinik adalah foto. Foto luka yang memenuhi kaidah fotografi forensik akan mempermudah dokter untuk melakukan repetitif analisa pada luka dan memberikan keyakinan yang tinggi dalam menuangkan pendapat ahlinya, juga bagi praktisi hukum untuk kepentingan peradilan. Memar merupakan jenis luka yang mempunyai karakteristik unik. Perubahan warna terjadi pada proses penyembuhan memar, sehingga proses dokumentasi luka lebih sulit. Saat ini kebanyakan dokter belum mengetahui alat dan teknik fotografi yang baik untuk kepentingan peradilan. Maka, pada penelitian ini dicoba beberapa alat dan teknik fotografi untuk mendokumentasikan luka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional yang betujuan untuk melihat tingkat kesesuaian (reliabilitas) antar pendapat ahli (expert opinion) dalam memperkirakan usia memar dari foto luka. Memar difoto dengan 3 alat fotografi yang berbeda (kamera DSLR, mirrorless, dan handphone). Pengambilan foto dilakukan sebanyak 7 kali untuk masing-masing alat. Delapan kali waktu pengambilan tersebut disesuaikan dengan proses penyembuhan memar.  Hasil interpretasi ahli dari foto luka yang dihasilkan kamera DSLR dengan mode manual memiliki tingkat kesesuaian yang lebih tinggi daripada kamera lainnya. Penulis menyimpulkan bahwa dalam melakukan dokumentasi luka sebaiknya menggunakan kamera DSLR dan memakai mode manual. Foto luka yang memenuhi kaidah fotografi forensik dapat membantu dokter dalam menuangkan pendapat ahlinya menjadi lebih baik untuk proses peradilan. 
CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MANADO Kristanto, Erwin; Mallo, Johannis; Yudhistira, Aria
Jurnal Biomedik : JBM Vol 1, No 3 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.1.3.2009.833

Abstract

Abstract: Nowadays, the incidence of traffic accidents increases annually. Injuries caused by traffic accidents show specific patterns, which differ from that of injuries due to other causes. Information of injury patterns due to accidents can be very useful in the management of treatment. The aim of this retrospective study is to describe the kinds of injuries in autopsied victims due to traffic accidents, which were autopsied, and in some cases handled in Prof.dr.R.D.Kandou Manado General Hospital from 2004 until 2008.  The results showed that 77.7% of deaths were due to traffic accident head injuries, and 22.2% to chest injuries. We observed that they had obvious internal organ damage, especially in the abdomen, which observation could not have been predicted just from external examination.  Therefore, it can be concluded that not only deaths by traffic accidents, but all fatalities should undergo autopsy to verify the exact cause of death. Keywords: injury pattern, retrospective study, forensic autopsy     Abstrak: Angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun meningkat. Cedera yang ditimbulkan memiliki pola tertentu yang berbeda dengan cedera akibat kekerasan lain. Informasi mengenai pola cedera pada kecelakaan lalu lintas dapat digunakan dalam pengobatan. Studi retrospektif ini mendeskripsi-kan cedera yang ditemukan pada autopsi korban kecelakaan lalu lintas di rumah sakit umum Prof.dr.R.D Kandou di Manado, periode tahun  2004 – 2008. Hasil survei menemukan bahwa 77,7% kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh cedera kepala, dan 22,2 % akibat cedera pada dada. Dari pengamatan penulis tampak dengan jelas kerusakan organ dalam, terutama pada perut tidak dapat diperkirakan hanya dengan pemeriksaan luar mayat. Perlu dipikirkan bersama agar dapat diciptakan kondisi di mana korban meninggal pada kasus kecelakaan lalu lintas maupun untuk kasus yang lain dapat menerima pelayanan autopsi forensik. Kata kunci: Pola cedera, studi retrospektif, autopsi forensik
PROSPEK EXTENDED REALITY DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN FORENSIK ., Suripto; Yudhistira, Aria
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi terus menciptakan alat-alat baru yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pandemi COVID-19 mendorong pembaruan dan mengubah cara pandang terhadap dunia pendidikan, penelitian serta pelayanan medis dalam dunia kedokteran. Extended Reality (XR) merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang, mencakup teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR) dan Mixed Reality (MR). Teknologi XR telah digunakan dalam berbagai bidang dan memberikan pengalaman serta keuntungan seperti dalam dunia gaming, militer, edukasi, kedokteran, hingga pelatihan. Peranan teknologi XR dalam dunia kedokteran masih terbilang minim dan hanya ditemukan di beberapa pusat pelayanan dan pendidikan kedokteran. XR telah digunakan sebagai alat bantu belajar mahasiswa kedokteran dalam pembelajaran bidang anatomi dan neuroanatomi, pelatihan dan persiapan sebelum melakukan pembedahan oleh dokter spesialis maupun residen, pelatihan prosedur penanganan trauma pada pediatrik, pelatihan resusitasi pediatrik, hingga terapi pada pasien dengan gangguan psikis seperti depresi, cemas dan fobia. Kajian literatur ini ditujukan untuk memperkenalkan dan memberikan pandangan terhadap penggunaan teknologi XR dalam dunia kedokteran, khususnya praktik kedokteran forensik. Implementasi teknologi XR dalam kedokteran forensik dapat berupa pembelajaran traumatologi dan tanatologi secara lebih komprehensif menggunakan model virtual, pembelajaran dan pengulangan kasus kompleks dan langka, memberikan bantuan serta meningkatkan kualitas riset dan penelitian, dan lain-lain. Penggunaan teknologi XR dalam praktik kedokteran forensik dapat membantu melengkapi sistem pendidikan dan penelitian bidang kedokteran forensik, hingga pelayanan kedokteran forensik.
Digital image characteristics for enhanced interpretation in child sexual violence case examinations Budiningsih, Yuli; Purwadianto, Agus; Yudhistira, Aria; Budiarso, Agusalam
Medical Journal of Indonesia Vol. 33 No. 1 (2024): March
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13181/mji.oa.247169

Abstract

BACKGROUND Photography is an integrated part of standard forensic examination procedures, acting as a guide and the evidence itself. Despite its potential, no research has yet explored the use of 35mm format cameras (digital single-lens reflex [DSLR]) in sexual violence cases. This study aimed to assess the impact of DSLR camera image characteristics on the interpretation of child sexual abuse cases. METHODS This cross-sectional study used 55 digital photos selected through a convenience sampling. The samples were interpreted by two independent forensic experts who were not affiliated with this research and were compared with the results of the doctor’s examination from the medical records. RESULTS The metadata extraction results (EXIF data) indicated that all characteristic values had an abnormal distribution. The digital photos’ characteristics were associated with the use of a 50mm focal length (p = 0.011). A range of lens opening values (aperture = f7.1–f8.0), shutter speed (1/100–1/125 sec), and sensor sensitivity (ISO = 800–1600) were not associated with the experts’ interpretation conformity. Additionally, the conformity index for the overall interpretation by the two forensic experts differed in each area. CONCLUSIONS Focal length of 50mm was significantly related to interpretation conformity. The exposure triangle settings, including aperture (f7.1–f8.0), shutter speed (1/100–1/125 sec), and ISO (800–1600), can serve as fundamental guidelines for digital camera settings in examining child sexual violence cases.