Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

HUBUNGAN INFARK MIOKARD AKUT ( IMA ) YANG DIRAWAT INAP DENGAN HIPERTENSI DI RSUD DR. H. ABDULMOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014 & 2015 Rina Kriswiatiny; Zulhafis Mandala; Melisa Efendy
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.044 KB) | DOI: 10.33024/.v3i4.763

Abstract

Hypertension is the increase in systolic blood pressure over 140 mmHg and diastolicblood pressure over 90 mmHg in two measurements within an interval of five minutesin a state of rest or quiet enough. Increased blood pressure in the long term (persistent ) can cause organ damage one of which is the heart ( coronary heartdisease ) if not detected early and treated adequately. The aim of this study is to knowrelations between acute myocardial infarction and hypertension in patients who arehospitalized in the Hospital Dr. H. Abdul Moeloek 2014 and 2015. The researchmethod used in this research is the method of analytic research with cross sectionalstudy on the samples used were 111 respondents in patient wards heart disease in Dr.H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province, 2014 & 2015. It has been foundSTEMI with grade 1 hypertension were 58 respondents (52.3%) higher than thesecond degree as much as 11 respondents (9.9%), NSTEMI with grade 1 hypertensionwere 19 respondents (17.1%) lower compared to the second degree as much as 23respondents (20.7%). Based on the statistical test obtained by value p = 0.000 (OR =6.383, 95% CI = 2.632 to 15.478). It can be concluded that there is a significantrelationship between acute myocardial infarction and hypertension.
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN 2 JAM POSTPRANDIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. H. ABDOEL MOELOEK Rina Kriswiatiny; Nita Sahara
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.692 KB) | DOI: 10.33024/.v1i4.685

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok metabolik dengan karakteristik hiperglikemiayang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit jantung koroner adalahpenyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner, pada umumnya disebabkan olehproses aterosklerosis (98%), sisanya oleh spasme koroner (2%). Kurang lebih 75% pasien diabetes akhirnyameninggal akibat penyakit jantung. Angka kejadian penyakit jantung koroner pada diabetes melitus berkisarantara 45% - 70%. Aterosklerosis koroner ditemukan pada 50-70% penderita diabetes. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandialpada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian penyakit jantung koroner.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan menggunakan pendekatan casecontrol study. Populasi penelitian adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. H. AbdoelMoeloek pada bulan Januari – Desember 2012 sebanyak 525 orang. Sampel sejumlah 100 orang. Pengumpulandata menggunakan data sekunder yaitu rekam medis. Analisa data univariat menggunakan persentase danpengolahan data bivariat dengan chi square.Hasil: Penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki yang kadar glukosa darah puasa baik (80-<100) adalah14responden, 25 responden memiliki kadar glukosa darah puasa sedang (100-125) dan 61 responden memilikikadar glukosa darah puasa buruk (≥126). Penderita diabetes melitus tipe 2 yang memiliki kadar glukosa darah 2jam postprandial baik (80-144) adalah 2 responden, 23 responden memiliki kadar glukosa darah 2 jampostprandial sedang (145-179) dan 75 responden memiliki kadar glukosa darah 2 jam postprandial buruk(≥180).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengankejadian penyakit jantung koroner (p-value 0,03) dan juga terdapat hubungan antara glukosa darah 2 jampostprandial pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian penyakit jantung koroner (p-value 0,009).
HUBUNGAN ANATARA USIA DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD DR.H.ABDUL MOELOE K BANDAR LAMPUNG 2014 Rina Kriswiatiny; Neno Hasbie Fitriyani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.769 KB) | DOI: 10.33024/.v2i3.708

Abstract

Preeklamsia adalah hipertensi disertai dengan proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Adapun usia sangat berpengaruh terhadap terjadinya preeklamsia dimana pada wanita dengan usia < 20 tahun atau > 35 tahun kurang baik untuk hamil maupun melahirkan karena kehamilan pada usia ini memiliki resiko tinggi terjadinya keguguran atau kegagalan persalinan, gangguan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sampai saat ini hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian preeklamsia masih belum jelas dari berbagai penelitian, oleh karena itu penulis menganggap perlu dilakukannya penelitian tentang Hubungan Antara Usia Dengan Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2014 Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antar usia dengan preeklamsia pada ibu hamil di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2014 Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi, dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional. Dimana variabel dalam penelitian ini dikumpulkan dalam satu waktu bersamaan untuk mengetahui hubungan anatara usia dengan preeklamsia pada ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 113 orang, teknik pengambulan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling Hasil Penelitian : Hasil yang didapat dalam penelitian yaitu, dari 113 kasus preeklamsia menurut usia yaitu usia tidak berisiko sebanyak 52 orang dan usia berisiko sebanyak 61, sedangkan preeklamsia menurut berat ringan nya yaitu preeklamsia ringan sebanyak 53 orang dan preeklamsia berat sebanyak 60 orang. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 (p <0,50) dan Confidence Intreval (CI) 95%, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara usia dengan preeklamsia. Dari nilai OR dapat dikatakan bahwa usia berisiko (< 20 tahun atau >35 tahun) 4,1 kali lebih besar terjadinya preeklamsia.. Kesimpulan : Terdapat Hubungan bermakna antara usia dengan preeklamsia di RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Bandar Lampung 2014