M. Yuhana
Bogor Agricultural University, Department of Aquaculture

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prospect use of Phaleria macrocarpa to prevent motile aeromonad septicaemia disease in Patin Catfish Pangasianodon hypophthalmus Wahjuningrum, D.; Angka, S.L.; Lesmanawati, W.; Sa’diyah, .; Yuhana, M.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.545 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.109-117

Abstract

Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) disease is one of bacterial disease frequently infecting freshwater fishes including patin catfish Pangasianodon hypophthalmus.  This study was performed to determine antimicrobial of Phaleria macrocarpa (PM) and its potency against MAS disease caused by Aeromonas hydrophila.  The in vitro susceptibility test was performed by pour plate methods at the dosages of 2, 4, 6, 8, and 10 g/l PM. At the in vivo test, fish were fed with the addition of PM into the diet at a dosage of 6, 12, and 18 g/l and 0 g/l as a control for 8 days. At ninth day, fish were infected with A.hydrophila. For seven days after infection the clinical signs and blood pictures were observed. The in vitro test indicated that PM had an antibacterial effect to A.hydrophila at the dosage of 6 g/l. Addition of PM in the diet for 8 days increased haemoglobine. The results showed that lowest clinical sign and smallest number of in fected fish was found at dosage of 12 g/l PM. PM can be used as a preventive method for MAS. Keywords:  Phaleria macrocarpa, antibacterial, "patin", MAS disease, Aeromonas hydrophila   Abstrak Penyakit MAS (Motile Aeromonad Septicaemia) merupakan penyakit bakterial yang banyak menyerang ikan-ikan air tawar termasuk patin Pangasianodon hypophthalmus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan antibakteri dari mahkota dewa (MD) Phaleria macrocarpa terhadap Aeromonas hydrophila penyebab penyakit MAS dan potensinya dalam pencegahan penyakit ini.  Pada uji in vitro dilakukan pengujian aktivitas antibakteri MD terhadap A. hydrophila dengan metode hitungan cawan pada dosis MD 2, 4, 6, 8, dan 10 g/l. Pada uji in vivo, ikan uji diberi pakan yang dicampur MD dengan dosis berbeda yaitu 0 g/l (kontrol +), 6, 12, dan 18 g/l, selama 8 hari. Pada hari kesembilan ikan disuntik dengan A. hydrophila dan pengamatan dilanjutkan selama 7 hari, meliputi pengamatan gejala klinis dan gambaran darah.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa MD bersifat antibakteri terhadap A. hydrophila dengan dosis efektif 6 g/l. Pemberian MD selama 8 hari dapat meningkatkan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah lekosit, serta meningkatkan kemampuan fagositik darah. Dosis MD sebesar 12 g/l menunjukkan hasil paling baik yang ditunjang oleh gejala klinis paling ringan (sampai tahap nekrosis), dengan jumlah ikan yang terinfeksi paling sedikit (45%) dan waktu penyembuhan paling cepat (hari ke 6). Dengan demikian, MD dapat digunakan untuk mencegah penyakit MAS. Kata kunci:  mahkota dewa, antibakterial, ikan patin, penyakit MAS, Aeromonas hydrophila
Potency of Garlic (Allium sativum) Extract Against Motile Aeromonad Septicaemia Disease Caused by Aeromonas hydrophila in Pangasionodon hypophthalmus Yuhana, M.; Normalina, I.; Sukenda, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 1 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.101 KB) | DOI: 10.19027/jai.7.95-107

Abstract

An infectious disease caused by motile members of the genus Aeromonas, is among the most common diseases of fish cultured in freshwater, including the Thai catfish, Pangasionodon hypophthalmus. Motile aeromonad infections have been recognized for many years by various names, including motile aeromonad septicemia (MAS), motile aeromonad infection (MAI), hemorrhagic septicemia, red pest, and red sore. In our experiment, we study the potency of a phytopharmacia agent, garlic extract for prevention and curing off the experimental infections by Aeromonas hydrophila. In series of in vitro assays, the garlic extract showed inhibition capacity on the bacterial growth. The extract dosage of 25 mg/ml (2.5 g/l) was found to be the most effective among other dosages i.e 1, 2, 5, 10, 20, 50, respectively. Whereas in an in vivo assay using 25 mg/ml, it showed to be the most effective dosage for prevention against the intramuscularly experimental injection of A. hydrophila rather than as a curing agent. Keywords:  Pangasionodon hypophthalmus, Allium sativum, dan Aeromonas.   ABSTRAK Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan patin (Pangasionodon hypophthalmus) dan ikan air tawar lainnya adalah penyakit MAS (Motile Aeromonad Septicemia). Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit bercak merah yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila dan mudah menular. Secara in vitro, ekstrak bawang putih (Allium sativum) berpotensi sebagai antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Dosis ekstrak bawang putih sebesar 25 mg/ml (2,5 g/l) merupakan dosis  yang efektif untuk menghambat pertumbuhan A. hydrophila pada uji in vitro. Pada uji in vivo ekstrak bawang putih yang disuntikkan terhadap ikan patin, dengan dosis ekstrak sebesar 25 mg/ml (2,5 g/l) menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mencegah infeksi A. hydrophila dibandingkan pengobatan. Kata kunci: patin, Pangasionodon hypophthalmus, bawang putih, Allium sativum, MAS dan Aeromonas.