Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Simulator Respon Alat Sensor Water Flow Berbasis Android Anita Rahmawati
Jurnal JE-UNISLA : Electronic Control, Telecomunication, Computer Information and Power System Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/je.v4i2.368

Abstract

This irrigation design was made to optimize the provision of water to plants. The system works with an automatic control system, so it is expected to be able to control the surface of the ground water to remain stable. Then this simulator tool also functions to increase productivity and efficiency of use, especially irrigation water in rice fields. Automatic irrigation tools that have been designed using NoDeMCU as a microcontroller are connected directly to Android, this aims to make it easier to monitor and control water use remotely.
Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) untuk Menghasilkan Air Bersih di Perumahan Green Tombro Kota Malang Anita Rahmawati; Warsito -
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v4i1.1-8

Abstract

ABSTRAKHampir semua pemukiman di Indonesia khususnya di Kota Malang membuang limbah hasil aktivitas cuci, mandi, dan dapur langsung ke saluran pembuangan air tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga menimbulkan bau tak sedap dan menimbulkan berbagai penyakit. Sebelum air limbah dibuang ke badan air, ataupun dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan irigasi, maka air limbah tersebut perlu ditampung dan diolah terlebih dahulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode filtrasi dan pemanfaatan tanaman eceng gondok (eichornia crassipes) sebagai media penyerap polutan limbah cair domestik. Karakteristik limbah cair domestik sebelum terjadi pengolahan di Perumahan Green Tombro Kota Malang yaitu memiliki pH = 9, kandungan COD sebesar 296,45 mg/l, dan kandungan BOD sebesar 14,813 mg/l, Sedangkan setelah mengalami proses pengolahan, karakteristik limbah cair domestik memiliki pH = 7 (dikatakan netral), kandungan COD sebesar 296,45 mg/l dan kandungan BOD sebesar 80,85 mg/l, yang berarti sudah memenuhi ketentuan baku mutu air limbah cair domestik yang mengacu pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016.Kata kunci: limbah cair domestik, fitoremediasi, eceng gondok (eichornia crassipes)ABSTRACTAlmost all settlements in Indonesia, especially in the city of Malang, dispose waste from washing, bathing, and kitchen activities directly into the water bodies without being processed first. In the long term, the results of this cause odor and cause various diseases. Before wastewater is discharged into water bodies, or reused for irrigation purposes, the waste water needs to be collected and treated. The method used in this study was a filtration method and utilization of water hyacinth plants (Eichornia crassipes) as a pollutant absorber for domestic waste. Before treatment, domestic wastewater in Green Tombro Housing, Malang City has a pH = 9, a COD of 296.45 mg / l, and a BOD of 14.813 mg / l, whereas after undergoing treatment, the domestic liquid waste has a pH = 7 (said to be neutral), a COD content of 296.45 mg / l and a BOD content of 80.85 mg / l, which means that it meets the quality standards of domestic liquid waste water refering to the regulation of the Minister of Environment and Forestry of Indonesia No. P.68 / Menlhk / Setjen / Kum.1 / 8/2016.Keywords: domestic liquid waste, phytoremediation, water hyacinth (Eichornia crassipes)
Variasi Abu Ampas Tebu dan Serat Bambu sebagai Bahan Campuran Pembuatan Beton Ramah Lingkungan Warsito Warsito; Anita Rahmawati
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v4i2.109-117

Abstract

ABSTRAKBeton merupakan suatu material yang secara umum menjadi kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur konstruksi yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman, oleh sebab itu pemilihan beton sebagai bahan baku utama konstruksi bangunan sangatlah penting. Beberapa hal yang perlu ditinjau dalam pembuatan beton adalah harganya relatif murah, mudah diperoleh, memiliki kuat tekan tinggi serta mempunyai sifat tahan terhadap faktor kondisi lingkungan. Abu Ampas Tebu (AAT) adalah sisa hasil pembakaran dari ampas tebu. Ampas tebu sendiri merupakan hasil limbah buangan yang berlimpah dari proses pembuatan gula. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kuat tekan beton yang menggunakan serat bambu dan abu ampas tebu sebagai pengganti agregat halus dengan variasi tertentu yang mencapai 40%. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen dan teknik analisa data menggunakan regresi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang berupa variasi penggantian sebagian agregat halus menggunakan abu ampas tebu dan serat bambu. Hasil penelitian ini adalah beton dengan perbandingan komposisi campuran yang didapat sebelumnya dan hasil mix design beton normal maut sedang yaitu dengan besar kuat tekan fc’ 14,5 Mpa (K175) sampai dengan fc’17,15 Mpa (K210,6) yang kemudian ditambah dengan bahan AAT sebagai bahan penambah semen dan serat Bambu.Kata Kunci: Abu Ampas Tebu, Beton, Serat Bambu, Agregat ABSTRACTConcrete is a material that generally supports the community's need for construction of infrastructure facilities which is increasing along with the times. Selection of concrete as the main raw material for building construction is very important. There are benefits in making concrete such as low cost, ease to obtain, high compressive strength and resistancy to environmental conditions. Bagasse Ash (AAT) is the residue from the burning of sugarcane bagasse. Sugarcane bagasse itself is an abundant waste product from the sugar making processes. The purpose of this study was to determine the compressive strength of concrete using bamboo fibers and the AAT as a substitute for fine aggregate with certain variations reaching up to 40% with a concrete enhancer chemical aggregate. This research used the American Concrete Institute design method with a value of 0.40 and 0.45 on the concrete age of 28 days. Results found that the samples made were hard concrete with a comparison of the composition of the mixture obtained previously. Results of a normal deadly concrete mix design comprised with a large compressive strength fc '14.5 Mpa (K175) to fc '17, 15 Mpa (K210,6) which was then added to the AAT as aggregates in the cement and Bamboo fiber.Keywords: Bagasse Ash, Concrete, Bamboo, Aggregate
Jurnal m nurul ahlak; Aziza Rokhmawati; Anita Rahmawati
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.081 KB)

Abstract

ABSTRAKJalan Gajah Mada-Datuk Dibanta dengan panjang 11 KM dan lebar 5 M merupakan jalan di Kota Bima, Provinsi NTB, jalan tersebut diketahui mengalami kerusakan seperti keretakan, keausan, dan berlubang yang disebabkan telah mencapai masa umur rencana dan beban lalu lintas kendaraan berlebih, selain pada jalan tersebut saluran drainase masih kurang maksimal untuk menyalurkan limpasan air hujan ke saluran pembuangan.Studi ini bertujuan untuk merencanakan tebal Perkerasan Lentur (Flexible pavement) dan dimensi saluran drainase agar dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tersebut. Metode yang digunakan adalah Manual Desain Perkerasan Jalan 2017. Dari hasil perhitungan diketahui CESA5 umur rencana 20 tahun sebesar 21.741.742,26ESA, dan CBR sebesar 5,0%, maka didapat tebal lapis tambah (Overlay) sebsar 50 mm. pada perencanaan drainase diketahui (Qs I=0,690m3/det), (QsII=0,181m3/det), (Qs III=0,111m3/det), (Qs IV=874m3/det), (Qs IV=2,207 m3/det), (Qs IV=2,193m3/det). Maka dimensi saluran sebesar (STA I : h=0,45m, b=0,40m, w=0,15m), (STA II : h=0,30m, b=0,25m, w=0,10m), (STA III : h=0,25m, b=0,20m, w=0,10m), (STA IV : h=0,45m, b=0,40m, w=0,20m), (STA V : h=0,55m, b=0,45m, w=0,20m), (STA VI : h=0,55m, b=0,40m, w=0,20m).Kata Kunci : (1) Drainase, (2) Kota Bima, (3) MDPJ 2017, (4) Overlay.
Perencanaan Sistem Lahan Basah Buatan dalam Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakan Tanaman Cyperus papyrus Anita Rahmawati; Eko Noerhayati; Ginanjar Noor Sholikhin; M. Iqbal Sahroni
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 14 No 2 (2022): Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.158 KB) | DOI: 10.33005/envirotek.v14i2.231

Abstract

Pencemaran limbah cair domestik yang terjadi di badan air selalu dikaitkan dengan permasalahan sanitasi. Sebagian besar penduduk di Indonesia membuang limbah cair domestik langsung ke saluran pembuang tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada penelitian ini pengolahan limbah cair domestik di Bumi Candi Asri Sidoarjo dilakukan dengan menggunakan tanaman Cyperus papyrus melalui sistem lahan basah buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain fasilitas pengolah limbah cair domestik dengan proses alami. Perencanaan sistem lahan basah yang direncanakan terdiri dari beberapa unit paengolahan seperti unit pengumpul, constructed wetland, dan unit indikator. Tanaman air yang dipakai adalah Cyperus papyrus (alang-alang air). Kualitas efluen yang dihasilkan adalah kosentrasi COD = 10,94 mg/l, dan kosentrasi BOD = 4,61 mg/l. Dari hasil tersebut, maka efluen yang dihasilkan dengan metode lahan basah buatan di Perumahan Bumi Candi Asri Sidoarjo sudah sesuai dengan Baku Mutu Limbah Domestik Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 7 Tahun 2013.
Studi Perencanaan Perkerasan Lentur Jalan Labuan – Torombia Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara STA 00+00 – 10+00 Dengan Menggunakan Metode AASHTO 1993 Nadila Dwi Angguningtyas; Azizah Rokhmawati; Anita Rahmawati
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan Labuan – Torombia adalah jalan yang terletak di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Dijalan tersebut mempunyai permasalahan yaitu jalan yang rusak dan berlubang, maka dari itu diperlukan adanya perbaikan jalan dengan tujuan agar jalan tersebut dapat digunakan dengan baik oleh para pengendara. Untuk mengurangi kerusakan tersebut diperlukan adanya LPA (lapis pondasi atas) dan LPB (lapis pondasi bawah). Kerusakan pada perkerasan lentur lebih mudah ditangani dibandingkan perkerasan kaku, selain itu perkerasan lentur tidak membutuhkan waktu lama setelah dibangun untuk melayani lalu lintas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode AASHTO 1993. Dengan metode ini akan mendesain bagaimana ketebalan perkerasan dan umur rencana yang akan direncanakan berapa tahun kemudian. Ruas jalan yang ditinjau sepanjang 10 km dengan lebar jalan 6 m. Perhitungan ini diambil dengan menggunakan data-data yang ada yaitu data CBR (California Bearing Ratio) dan LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata). Dari perhitungan ini mendapatkan hasil ketebalan AC-BC dan AC- WC = 14 cm, LPA = 10,5 cm, LPA kelas A = 18,5 cm, dengan nilai CESA5 yaitu 322687,576, dan untuk CBR tanah dasarnya > 6 atau SG6 yaitu dengan nilai 8,69 %.Kata Kunci : AASHTO 1993, CBR, LHR, Umur Rencana
STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN SISTEMDISTRIBUSI AIR BERSIHDAN AIRLIMBAH DIGEDUNG NEO HOTEL MALANG Kiki Ayu Adelia; Bambang Suprapto; Anita Rahmawati
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung Neo merupakan salah Hotel yang berada pada kota Malang. Perencanaan distribusi air bersih pada hotel ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan air sehingga dapat diketahui kapasitas tampungan, jaringan pipa, diameter pipa dengan kehilangan energinya, besarnya tekanan serta kapasitas dan daya pompa yangdigunakan. Sedangkan perencanaan system pembuangan air limbah akan diketahui jumlah debit air limbah, kapasitas bak ekualisasi (sum pit), jaringan pipa, diameter pipa serta kapasitas pompa air limbah. Sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem tangki atap dan dari hasil perhitungan didapatkan total kebutuhan air bersih adalah 103,92m3 /hari, kapasitas tangka bawah yang didistribusikan ke tangka atap yaitu berkapasitas 12m3 . Sedangkan pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter 15 mm sampai 65 mm. Untuk sistem pipa air kotor dan air buangan dipisahkan. Air kotor ditampung oleh Bio Septic Tank. Air kotor dan air buangan dialirkanmenuju pipa shaft yang berdiameter antara 65 mm( 2 ½ inchi)sampai 100 mm (4 inchi). Air kotor dan air buangan daripipa shaft kemudian melewati pipa utama yang berdiameter 100 mm( 4 inch) samapai 200 ( 8 inch).Kata Kunci : Sistem Distribusi Air Bersih dan Sistem Pembuangan Air Limbah
STUDI PENGOLAHAN AIR LIMBAH IRIGASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA) DI DESA SUKOANYAR KEC. PAKIS KAB. MALANG Annisa Mar'atus Safitri; Eko Noerhayati; Anita Rahmawati
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang sebagian besar mata pencaharian penduduk bertumpu pada sektor pertanian dan salah satu hasil pertaniannya adalah kacang hijau. Petani mengairi lahan pertanian kacang hijau menggunakan saluran air irigasi, sedangkan air irigasi pada daerah tersebut sudah tercemar dan berbau, akibatnya dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Pengolahan air limbah irigasi dapat menurunkan kadar zat kontaminan yang ada pada air limbah irigasi. Tujuan dari pengolahan air limbah yaitu dapat menghasilkan air bersih sesuai dengan baku mutu kebutuhan air tanaman. Metode yang digunakan penelitian ini menggunakan teknologi anaerobic filter dan proses fitoremediasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian pengolahan air limbah adalah meningkatkan kadar pH menjadi 7; menurunkan kadar COD hingga 41,55%; BOD hingga 54,6%; Fosfat hingga 23,13%; dan Nitrat hingga 90,22%. Air hasil olahan diberikan pada tanaman kacang hijau sehingga dapat tumbuh lebih cepat dan subur dengan persentase sebesar 65,33%.Kata kunci : Air Limbah Irigasi, Anaerobic Filter, dan Kacang Hijau
STUDI PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN LENTUR JALAN JALUR LINTAS SELATAN LOT 6 KARANGGONGSO – NGLARAP (STA 0+000 – STA 10+625) KAB. TRENGGALEK – KAB. TULUNGAGUNG Mohamad Fauzi; Azizah Rokhmawati; Anita Rahmawati
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, budaya dan lain-lain. Di Provinsi Jawa Timur mempunyai jaringan jalan di wilayah utara dan selatan. Pergerakan lalu lintas barang dan manusia di wilayah utara lebih cepat jika dibandingkan dengan wilayah selatan. Demi menghilangkan jenjang tersebut, kebijakan pembangunan Propinsi Jawa Timur diarahkan ke wilayah selatan melalui pembangunan jalan “Jalur Lintas Selatan (JLS)” Jawa Timur yang direncanakan sepanjang 654,67 km. Maka dari itu diperlukan perencanaan geometrik jalan yang paling efektif dan tebal perkerasan yang cukup. Dalam tugas akhir ini, jalur lintas selatan yang akan dibahas adalah pada Lot. 6 yaitu Karanggongso – Nglarap (Sta 0+000 – Sta 10+625) Kab. Trenggalek – Kab. Tulungagung sepanjang 10625m. Data yang digunakan hanya mencakup data sekunder dari proyek tersebut yaitu data LHR, data pengujian tanah, dan data layout gambar. Analisis data menggunakan Manual Desain Pekerasan Jalan 2017, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota DPU Bina Marga, Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014. Hasil perencanaan jalan pada Lot. 6 yaitu Karanggongso – Nglarap (Sta 0+000 – Sta 10+625) Kab. Trenggalek – Kab. Tulungagung alinemen geometrik dengan lebar jalan 7 meter dan bahu jalan 1,75 meter. Direncanakan dengan kecepatan rencana 50km/jam memiliki 45 tikungan dengan tipe SCS dan 9 tikungan dengan tipe SS, sedangkan alinyemen vertikal memiliki 30 lengkung cembung dan 31 lengkung cekung. Ruas ini membutuhkan lapis perkerasan AC-WC setebal 40mm, AC Binder setebal 60 mm, AC Base setebal 180 mm, dan LPA setebal 300 mm.Kata kunci : Geometrik, JLS, MDP 2017, Perencanaan Perkerasan Lentur.
STUDI EVALUASI PEMANFAATAN EMBUNG JAMBESARI UNTUK AIR IRIGASI DESA SUMBERJAMBE KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG Elly Novi Saputri; Eko Noerhayati; Anita Rahmawati
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan air untuk irigasi merupakan salah satu aspek yang sangat perlu diperhatikan dalam perencanan dan pengelolaan sistem irigasi mengingat Indonesia adalah negara dengan dua musim dimana pada umumnya ketersediaan air pada musim hujan melimpah dan berbanding terbalik dengan ketersediaan air pada musim kemarau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil dari perhitungan nilai ketersediaan air, kebutuhan air tanaman, dan perhitungan neraca air pada Embung Jambesari, Tahapan penelitian ini antara lain dengan analisis DAS, analisis tutupan lahan, analisis curah hujan efektif, analisis kebutuhan air untuk penggantian lapisan, analisis kehilangan air akibat perkolasi, analisis kebutuhan air untuk penyiapan lahan, analisis nilai penggunaan konsumtif, dan analisis evapotranspirasi serta analisis ketersediaan air di Embung. Output dari masing-masing analisis tersebut selanjutnya dibandingkan dan diperoleh necara air. Hasil perhitungan menunjukkan 1) Kebutuhan air irigasi terbesar Bulan Oktober periode III dengan nilai 13,69 lt/10 hari, sedangkan nilai terendah terjadi pada Bulan Januari periode III dengan nilai -2.9 lt/ 10 hari, 2) Ketersediaan air pada Embung Jambesari didapatkan nilai terbesar terjadi pada Bulan Juni periode III dengan nilai 5714 lt/10 hari, sedangkan nilai terendah terjadi pada Bulan November periode III dengan nilai 13 lt/10 hari, dan 3) Perhitungan neraca air adalah debit ketersediaan air pada Embung Jambesari mencukupi terhadap kebutuhan air irigasi pada Daerah Irigasi Embung Jambesari. Kata Kunci : Air Irigasi, Daerah Irigasi, Embung Jambesari, Neraca Air