Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PANDANGAN TARJIH MUHAMMADIYAH TENTANG HUKUM MA’PAPELLAO TOMATE DI DESA MUNDAN KECAMATAN MASALLE KABUPATEN ENREKANG Ahmad Muntazar; Syafruddin; Zainal Abidin
Qadauna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Keluarga Islam Vol 4 No 3
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/qadauna.v4i3.37717

Abstract

Ma'papellao Tomate has been a tradition passed down from generation to generation in Masalle District, Enrekang Regency. This tradition has caused controversy among the people of Masalle District. In connection with this tradition, the community is divided into two groups: groups that allow it and groups that do not. Therefore, the author aims to find out the process of carrying out the Ma'papellao Tomate tradition and the Ma'papellao Tomate law according to the view of Muhammadiyah Tarjih. The research method used in this research is descriptive qualitative research using the 'urf. The data sources used in this research were interviews with community leaders and Muhammadiyah Tarjih. Data collection methods include interviews and observation. The results of this study show that the process of carrying out the Ma'papellao Tomate tradition is carried out on the first night, third night, and seventh night, and the peak of the event is on the forty-first day. According to the Muhammadiyah tarjih view, the Ma'pappelao Tomate tradition is a custom or tradition that is not in line with the principles of Islamic teachings, especially in matters of faith. This is due to the existence of rituals or readings that fall into the category ofbidah, which can lead the perpetrator to fall into shirk. As for the suggestion from the author that the people in the Ma'papellao Tomate tradition should not be coerced or obliged to carry it out, I do not think that disaster will occur if they do not carry out this tradition.
Pandangan Tokoh Muhammadiyah Terhadap Tradisi Naung Ri Ere dalam Pernikahan: Perspektif ‘Urf Ahmad Muntazar; Mursyid Fikri
Cakrawala: Jurnal Studi Islam Vol 18 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/cakrawala.10143

Abstract

Tradisi naung ri ere adalah tradisi turun ke air (sungai). Tradisi ini dilaksanakan setelah pesta pernikahan dan dilakukan di tempat yang sakral. Dalam perkembangannya, tradisi ini menyebabkan terjadinya konflik antara masyarakat adat dan muslim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses tradisi naung ri ere dan pandangan Tokoh Muhammadiyah terhadap tradisi tersebut menurut perspektif ‘urf yang dilakukan oleh masyarakat Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan ‘urf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi naung ri ere dilakukan di sungai dengan meletakkan sesajian, membacakan do’a selamat dan memandikan pengantin baru. Pandangan tokoh Muhammadiyah terkait tradisi naung ri ere adalah tidak diperbolehkan dalam agama karena berkaitan dengan kayakinan. Dengan demikian tradisi naung ri ere menurut kaca mata ‘urf adalah tradisi yang tidak patut dilestarikan.
ANALISIS HUKUM PENARIKAN KEMBALI BARANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM Mursyida Mursyida; M. Ilham Muchtar; Ahmad Muntazar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wakaf, sebagai salah satu amal jariyah yang dianjurkan dalam Islam, memiliki prinsip permanensi, di mana harta yang diwakafkan tidak dapat ditarik kembali, dijual, diwariskan, atau dijadikan jaminan, sebagaimana diatur dalam KHI dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Namun, dalam kondisi tertentu, perubahan status harta wakaf diperbolehkan melalui prosedur dan persetujuan yang ketat, seperti yang diatur dalam Pasal 225 KHI dan Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam hukum wakaf di Indonesia, khususnya mengenai prinsip permanennya. Peneliti akan menganalisis aturan hukum kompilasi Islam  (KHI) di Indonesia dan mengidentifikasi kondisi-kondisi yang memungkinkan perubahan status harta wakaf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedudukan kepemilikan barang wakaf dalam perspektif Kompilasi Hukum Islam (KHI) serta menganalisis hukum yang mengatur penarikan kembali barang wakaf dalam konteks yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan (library research) dan pendekatan normatif-teologis. Data yang dikumpulkan mencakup sumber primer seperti KHI dan undang-undang terkait, serta sumber sekunder berupa literatur dari kitab fiqh dan kajian akademik lainnya. Analisis dilakukan secara deskriptif-analitis untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip hukum Islam yang relevan dengan isu penarikan kembali barang wakaf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wakaf memiliki kedudukan hukum yang final, di mana kepemilikan harta wakaf berpindah dari wakif kepada nazhir untuk dikelola demi kemaslahatan umat. Dalam aturan yang tertuang dalam KHI dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, ditegaskan bahwa penarikan kembali barang wakaf dilarang, kecuali dalam kondisi tertentu yang harus mendapatkan persetujuan dari Badan Wakaf Indonesia (BWI). Prinsip ini sejalan dengan maqasid syariah, yang menitikberatkan pada keberlanjutan manfaat bagi umat secara jangka panjang. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya musyawarah sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan sengketa yang berkaitan dengan wakaf, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan hukum nasional.
KESEJAHTERAAN BAGI KELUARGA POLIGAMI MENURUT TOKOH MUHAMMADIYAH DI KOTA MAKASSAR Naimah Naimah; Mukhlis Bakri; Ahmad Muntazar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan bagi keluarga poligami di Kota Makassar dan kesejahteraan bagi keluarga poligami menurut tokoh Muhammadiyah di kota Makassar. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pelaku poligami dan tokoh Muhammadiyah, sementara data sekunder diperoleh dari literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan keluarga poligami dapat dicapai melalui pemenuhan kebutuhan ekonomi, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, dan pendidikan anak. Tokoh Muhammadiyah di Makassar memandang bahwa kesejahteraan keluarga poligami melibatkan aspek ekonomi yang stabil, komunikasi yang baik antar anggota keluarga, serta peran penting pendidikan dalam mendukung kesejahteraan jangka panjang.
Pandangan Masyarakat Maradekaya Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa Tentang Wanita Bercadar Mutmainnah Syafar; Hasan Juhanis; Ahmad Muntazar
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 1 No. 6 (2024): Desember 2024 - Januari 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna cadar sebagai identitas bagi muslimah yang mengenakannya serta untuk mengidentifikasi pandangan masyarakat mengenai penggunaan cadar oleh wanita muslimah. Identitas seseorang sering kali tercermin dalam tingkah laku mereka, yang meliputi kebiasaan, sikap, sifat, karakter, cara berbicara, dan juga busana yang dikenakan, yang sering disebut sebagai pakaian. Setiap individu dapat memiliki interpretasi yang berbeda tentang diri mereka sendiri. Fenomena penggunaan cadar pun demikian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menyelidiki kehidupan muslimah bercadar di lingkungan masyarakat Kelurahan Kalabbirang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus atau metode kualitatif.  Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui dua sumber utama, yaitu data primer dan data sekunder, yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menerima keberadaan muslimah bercadar di lingkungan kelurahan. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang kurang menyukai muslimah bercadar, disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sikap tertutup dari muslimah bercadar dan kurangnya keterlibatan mereka dalam interaksi sosial dengan masyarakat.
METODOLOGI IMAM SYAFI'I DALAM MENYELESAIKAN DALIL-DALIL YANG BERTENTANGAN TENTANG QUNUT SHALAT SUBUH Ahmad Muntazar; Mursyid Fikri
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 5: April 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
Agricultural Land Pawn According to Muhammadiyah Thought: Perspective of Islamic Law and Farmer Welfare Jasri Jasri; Ahmad Muntazar; Muhammad Iswan Kotta
Ekonomis: Journal of Economics and Business Vol 9, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/ekonomis.v9i1.2128

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana dampak praktik gadai tanah terhadap kesejahteraan petani, serta menganalisis pandangan Muhammadiyah terhadap praktik tersebut berdasarkan perspektif hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif-ekonomi, yang memungkinkan untuk mengeksplorasi aspek hukum dan kesejahteraan petani terkait praktik gadai tanah pertanian secara komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi praktik gadai pada objek penelitian terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu 1) penggadai sebagai pemilik tanah, dan 2) penerima gadai sebagai pengelola tanah. Pada kasus pertama, sudah sesuai dengan hukum Islam. Sedangkan kasus kedua bertentangan dengan hukum Islam dengan dasar bahwa dalam akad gadai terdapat indikasi utang-piutang, dimana dalam akad utang-piutang tidak membolehkan atau melarang adanya penambahan dari pokok pinjaman yang diberikan. Sedangkan dalam kasus gadai tanah pertanian, pokok pinjaman tetap harus dikembalikan sedangkan sebelum pelunasan pinjaman yang diberikan, pemberi pinjaman tetap mengambil manfaat dari barang yang menjadi objek gadai. Jika ditinjau dari aspek kemaslahatan petani (falah: kesejahteraan dunia dan akhirat) melalui praktik gadai tanah pertanian, baik bagi penggadai maupun penerima gadai tidak tercapai
Pandangan Masyarakat Terhadap Tradisi Manre Ade’ Pada Pernikahan di Desa Biroro Kecamatan Sinjai Timur Kabupatn Sinjai Riskah Riskah; Hasan Bin Juhanis; Ahmad Muntazar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap tradisi Manre Ade’ dalam pernikahan di Desa Biroro, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Tradisi ini merupakan salah satu warisan budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, di mana data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Manre Ade’ tidak hanya dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga menjadi simbol kekompakan dan penghargaan terhadap nilai adat yang diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat Desa Biroro secara umum masih memandang tradisi ini sebagai bagian penting dalam prosesi pernikahan yang sarat makna sosial dan budaya.
Hukum Mappasalama Barang Baru Perspektif Fikih Islam di Desa Cammilo, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone A. Kasmilah; Ahmad Muntazar; Ridwan Malik
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam praktik mappasalama barang baru masih terdapat beragam pandangan di kalangan masyarakat Desa Cammilo, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, khususnya terkait dengan kesesuaian tradisi tersebut dengan syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam mengenai pandangan hukum Islam terhadap tradisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode field research (penelitian lapangan), serta pendekatan sosial dan teologi-normatif (syar’i). Sumber data utama dalam penelitian ini meliputi Al-Qur’an, hadis, tokoh agama, tokoh adat, serta masyarakat pelaku tradisi di Desa Cammilo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mappasalama Barang Baru yang dilakukan oleh masyarakat Desa Cammilo, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. sekaligus permohonan perlindungan atas kepemilikan barang baru, seperti rumah atau kendaraan. Dalam perspektif hukum Islam, tradisi ini dinilai sesuai syariat karena merupakan bentuk ekspresi syukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt. serta doa memohon keselamatan dan perlindungan, sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis. Selain itu, tradisi mappasalama barang baru memiliki peran penting dalam mempererat ikatan sosial dan memperkuat nilai-nilai spiritual di tengah masyarakat. Oleh karena itu, dengan menjaga niat, kemurnian akidah, serta menghindari praktik menyimpang, tradisi ini bisa terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya lokal yang Islami.
Pandangan Masyarakat Tentang Ziarah Kubur Setelah Lebaran Studi Kasus Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Kota Makassar Nurfadila Nurfadila; Hasan Bin Juhanis; Ahmad Muntazar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tradisi ziarah kubur setelah Lebaran di Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Tujuan penelitian adalah mengetahui praktik pelaksanaan dan pandangan masyarakat terhadap tradisi tersebut. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi selama Februari hingga Maret 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ziarah kubur dipandang sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, wujud bakti keluarga, sarana introspeksi, dan memperkuat nilai keagamaan serta silaturahmi. Meski terdapat perbedaan dalam cara pelaksanaannya, tradisi ini tetap dianggap penting dan menjadi bagian dari warisan budaya dan religius masyarakat Mangasa.