Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINGKAT PENDAPATAN, SOSIAL BUDAYA DAN JARAK RUMAH DENGAN SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH DI SMPN Zainuri, M.; H. Matsum, Junaidi; Thomas, Yoseph
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 10 (2014): Oktober 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan, sosial budaya, dan jarak rumah dengan sekolah sebagai faktor penyebab anak putus sekolah pada SMPN 2, SMPN 4 dan SMPN 7 Kubu Kabupaten Kubu Raya.   Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap anak putus sekolah yang ada  pada SMPN 2 Air Putih, SMPN 4 Seruat dan SMPN 7 Sungai Bemban di Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya yang berjumlah 12 orang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 12 orang anak putus sekolah yang ada pada SMPN 2 Air Putih, SMPN 4 Seruat dan SMPN 7 Sungai Bemban dapat diketahui bahwa 6 orang anak mengalami putus sekolah yang disebabkan oleh rendahnya pendapatan orang tua.  Sedangkan 3 orang anak mengalami putus sekolah karena disebabkan oleh faktor  lingkungan sosial budaya. Dan 2 orang anak putus sekolah yang disebabkan oleh faktor jarak antara rumah dengan sekolah yang jauh dan karena tidak tersedianya sarana transportasi untuk pergi ke sekolah. Sedangkan 1 orang anak mengalami putus sekolah dengan alasan kondisi fisik yang tidak sehat (sakit) dan juga karena alasan  jarak antara rumah dan sekolah yang jauh. Kata Kunci : Tingkat Pendapatan, Sosial Budaya, Jarak Rumah dengan Sekolah Anak, Putus Sekolah Abstract: This study was conducted to determine the effect of income level, social culture, and the distance between home and school to school dropouts at SMP 2, 4 and SMP 7 Kubu Kubu Raya district. This study used a qualitative descriptive method is the technique of data collection through interviews with school dropouts that exist in SMPN 2 Air Putih, SMPN 4 Seruat and SMPN 7 Sungai Bemban in Kubu Raya district, amounting to 12 people. Based on interviews with 12 existing school dropouts at SMPN 2 Air Putih, SMPN 4 Seruat and SMPN 7 Sungai Bemban can be seen that 6 children dropped out of school due to low income parents. While 3 children dropped out of school because it is caused by socio-cultural environmental factors. And 2 children drop out of school due to the distance factor between home and school that much and because of the unavailability of means of transportation to go to school. Whereas 1 child dropped out of school by reason of physical condition unhealthy (sick) and also because of the distance between home and school that much. Keywords: Income Level, Social Culture, Distance Home with School Children, Dropouts
KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN LELE (Clarias batrachus) PADA FASE RIGOR MORTIS Chandra, A. Bobby; S.J, Abdus; K., Nur Dina; A., Masrifatul; Zainuri, M.
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 3 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.03.9

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi ikan nila dan ikan lele pada fase rigor mortis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan parameter organoleptik dan derajat keasaman.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila dan ikan lele memasuki fase pre-rigor mortis 1,5jam setelah mati dengan rata-rata pH 6.96 dan 6.67. Rata-rata nilai pH ikan nila dan ikan lele menurun 2jam setelah mati, yaitu 6.66 dan 6.45. Selanjutnya nilai rata-rata pH  ikan nila dan ikan lele menurun drastis hingga pengamatan pada  jam ke 14, yaitu 6.15 dan 6.06. Ikan nila dan ikan lele memasuki fase rigor mortis 2jam setelah mati dan  mulai memasuki fase post-rigor mortis pada 12jam setelah mati. Hasil uji organoleptik terhadap ikan nila dan ikan lele selama 14 jam tidak berpengaruh nyata terhadap bau, tekstur, dan kualitas daging.