Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANAN PENYULUH FORMAL DALAM PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PETANI (Kasus di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor) Nayu Nurmalia; Dedy Kusnadi
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 2 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.567 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i2.213

Abstract

Petani pada dasarnya berusaha mencari peluang-peluang dalam meningkatkankesejahteraannya, seharusnya petani dan keluarganya mampu mandiri dalam usaha tani.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kemandirian petani, khususnya olehpenyuluh formal. Sejalan dengan keadaan ini, permasalahan pokok yang perlu dijawab adalahfaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kemandirian petani dalam berusaha tani padi.Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatkemandirian petani dalam berusaha tani padi, (2) mengetahui hubungan antara karakteristikpetani, sistem sosial, dan kinerja penyuluhan dengan tingkat kemandirian petani.Penelitian dilakukan selama dua bulan, sejak Maret sampai dengan April 2006, di sebuahdesa wilayah binaan Balai Penyuluhan Pertanian Cigudeg, yaitu Desa Bangunjaya KecamatanCigudeg, Kabupaten BogorPopulasi penelitian adalah petani yang menguasai lahan dan melakukan proses usahatanipadi, minimal satu musim terakhir. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive randomsampling. Keseluruhan responden yang diambil adalah sebanyak 90 orang petani.Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengujian hipotesismenggunakan statistika nonparamertik. Untuk mengukur keeratan hubungan antara faktorkarakteristik petani, faktor eksternal (sosial sistem), dan kinerja penyuluhan yang masingmasingmempengaruhi tingkat kemandirian petani dalam berusaha tani padi, yaitu dengan ujikolerasi peringkat Spearman.
KONDISI TENAGA PENYULUH SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN DI KABUPATEN BANDUNG Kusmiyati Kusmiyati; Ait Maryani; Nawang Wulan Widyastuti; Dedy Kusnadi; Purwanto Purwanto; Ida Nuraeni
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 3 No 2 (2008)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v3i2.250

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tenaga penyuluh yang ada setelahberlakunya UU SP3K No. 16 tahun 2006 di Kabupaten Bandung dan mengetahui kualitaspenyuluh di Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan terhitung mulai1 September sampai 31 Oktober 2008 di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Metodepenelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh adalah jumlahpenyuluh pertanian di Kabupaten Bandung sebanyak 206 orang yang bertugas pada 257 desa.Untuk memenuhi satu desa satu penyuluh diperlukan tambahan penyuluh sebanyak 41 orang.Berdasarkan status penyuluh, maka Penyuluh PNS sebanyak 68,4% dan sisanya sebanyak31,6% adalah THL TBPP. Penyuluh PNS yang berpendidikan S1/D4 sebanyak 29,79%,sedangkan THL TBPP yang berpendidikan S1/D4 sebanyak 49,23%. Penyuluh PNS yangtermasuk jenjang penyuluh terampil sebanyak 58,16% sedangkan penyuluh ahli sebanyak41,85%.
KINERJA PENYULUH PERTANIAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA MENURUT PERSEPSI PETANI Dedy Kusnadi; Lely Purnamawati
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 5 No 2 (2010)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.563 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v5i2.300

Abstract

Tujuan dari pengkajian ini adalah (1) untuk mengetahui kinerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya menurut persepsi petani dan (2) Mengetahui indikator yang lemah dari sembilan indikator penyuluh pertanian dalam dilakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil kajian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian menurut persepsi responden di BP3K Kayuara secara umum termasuk kategori sedang. Enam dari sembilan indikator kinerja penyuluh menurut persepsi petani termasuk sedang (memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelompoktani/gapoktan, bimbingan pemecahan masalah, menginventarisir/mengidentifikasi potensi wilayah, pengembangan swadaya dan swakarsa, membuat catatan/menyusun laporan, memfasilitasi forum penyuluhan). Indikator yang termasuk kedalam kategori baik yaitu memotivasi petani dalam berusaha tani. Dua indikator termasuk kategori rendah yaitu penyebarluasan informasi dan memfasilitasi forum penyuluhan.