Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMETAAN SEBARAN TINGKAT POTENSI OBJEK WISATA YANG TERDAPAT DI KECAMATAN NUSA PENIDA I Gede Yudi Wisnawa; I Gst Ngr Yoga Jayantara; I Kadek Gunawan
Jurnal ENMAP (Environtment And Mapping) Vol. 1 No. 2 (2020): September, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v1i2.29008

Abstract

Kecamatan Nusa Penida merupakan wilayah di Bali yang memiliki karakteristik unik yang dilihat dari bentuk wilayah sumber daya alam hayati maupun non hayati selain eksistensi kebudayaan yang ada. Hal ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai kalangan untuk mengeksplorasi wilayah Nusa Penida. Perkembangan pariwisata di Kecamatan Nusa Penida  belum diimbangi dengan penataan dan pengelolaan dari Pemerintah setempat baik dari sarana maupun prasarana yang belum memadai dan Pentingnya pendataan terkait tingkat potensi objek wisata yang tersebar di Kecamatan Nusa Penida sebagai pedoman untuk pengelolaan dan strategi pengembangan tingkat potensi objek wisata di Kecamatan Nusa Penida. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan menggunakan teknik dokumentasi dan observasi dalam pengumpulan data. Objek dalam penelitian ini berupa sebaran tingkat potensi objek wisata. Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif yang dikorelasikan dengan menggunakan teknik skoring. Teknik ini digunakan untuk mengetahui perolehan skor tertinggi dan skor terendah yang nantinya akan dianalisis dan diklasifikasikan ke dalam kategori skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat 25 sebaran objek wisata, 6 diantaranya merupakan objek wisata yang memiliki tingkat objek wisata sangat berpotensi, 13 titik sebaran tingkat potensi objek wisata yang berpotensi dan 6 titik tingkat potensi objek wisata wisata yang tidak berpotensi. Selain itu masih terdapat banyak objek wisata yang perlu dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah setempat untuk meningkatkan objek daya tarik wisata yang ada di Kecamatan Nusa Penida. Desa Sakti memiliki lokasi objek wisata paling banyak sedangkan Desa Klumpu dan Desa Batumadeg hanya memiliki 1 lokasi objek wisata. Selain itu terdapat beberapa desa yang masih belum memiliki objek wisata yaitu Desa Ped, Kutampi Kaler, Kutampi, Batununggul, Suana dan Desa Sekartaji.
PEMETAAN LOKASI RAWAN BANJIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DENPASAR BARAT I Gede Yudi Wisnawa; I Gst Ngr Yoga Jayantara; Dewa Gede Dwija Putra
Jurnal ENMAP Vol. 2 No. 2 (2021): September, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v2i2.39841

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menentukan daerah rawan bencana banjir yang terdapat di Kecamatan Denpasar Barat, dan faktor-faktor dominan penyebab terjadinya banjir di kecamatan Denpasar Barat. Adapun penelitian ini dilakukan di Kecamatan Denpasar Barat dan waktu dari penelitian dilakukan dari bulan Desember 2019 sampai dengan bulan Juni 2020. Variabel dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel penentu seperti kemiringan lereng, kerapatan drainase, penggunaan lahan, curah hujan, dan Jenis tanah. Proses identifikasi daerah rawan bencana banjir dilakukan dengan cara pemberian skor/pembobotan pada masing-masing kelas yang memiliki bobot yang berbeda –beda dan sebelumnya sudah di klasifikasi terlebih dahulu menurut kelasnya masing– masing, Hasil dari penelitian ini adalah peta kerawanan banjir yang merupakan overlay dari peta kemiringan lereng, peta kerapatan drainase, peta penggunaan lahan, peta curah hujan dan peta jenis tanah. terdapat 4 kategori tingkat kerawanan banjir pada penelitian ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu, Tidak Rawan Banjir, Kurang Rawan Banjir, Rawan Banjir, dan Sangat rawan banjir. Berdasarkan hasil yang diperoleh secara deskriptif dan uraian-uraian yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran daerah rawan bencana banjir serta faktor utama penyebab terjadinya banjir di Kecamatan Denpasar Barat seperti banyaknya terdapat daerah terbangun atau permukiman sehingga rendahnya daya resap air hujan yang intensitasnya cukup tinggi, kemudian didukung dengan kerapatan saluran drainase yang buruk seperti terjadinya penyempitan pada bagian hilir disamping itu dominan wilayah kecamatan Denpasar barat merupakan bidang yang memiliki kontur yang mendatar ditambah lagi dengan kebiasaan buruk masyarakat dengan bembuang sampah rumah tangga ke saluran-saluran pembuangan air sehingga menyebabkan peluang terjadinya banjir semakin tinggi.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN ZONA NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) DI KECAMATAN JEMBRANA I Komang Deni Putra Aryawan; I Gede Yudi Wisnawa; I Gst Ngr Yoga Jayantara
Jurnal ENMAP Vol. 3 No. 2 (2022): September, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v3i2.52802

Abstract

NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) merupakan dasar dari pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mememetakan zona dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di Kecamatan Jembrana, serta faktor – faktor yang mempengaruhi NJOP di Kecamatan Jembrana. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jembrana dan waktu dari penelitian dilakukan dari bulan Desember 2019 sampai dengan bulan Juni 2020. Pada penelitan ini menggunakan variabel-variabel yaitu penggunaan lahan, aksesbilitas jalan utama, kemiringan lereng, dan jarak fasilitas umum. Proses penentuan Nilai Jual Objek Pajak sebelumnya melakukan pemberian kelas dan skor yang berbeda di setiap kategori variabel sesuai yang di tentukan dan melakukan pembobotan pada setiap parameter, melakukan analisis overlay pada semua parameter dan ditambahkan peta administrasi kecamatan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta zona NJOP di kecamatan Jembrana bersumber dari overlay peta penggunaan lahan, peta tingkat aksesbilitas jalan utama, peta kemiringan lereng dan peta jarak fasilitas umum. Tingkat NJOP di bagi atas 5 kelas yaitu > Rp 491.000/m2, Rp 491.000–Rp 368.000/m2, Rp 368.000–Rp 245.000/m2, Rp 245.000–Rp 122.000/m2, < Rp 122.000/m2. Faktor penentu NJOP berupa penggunaan lahan, kemiringan lereng, aksesbilitas jalan utama dan jarak fasilitas kota tidak selalu mempengaruhi dari penentuan tinggi rendah nya zona NJOP. Penggunaan lahan yang berupa permukiman, pertanian, perdagangan, lahan kosong dan pemerintahan tidak selalu mempengaruhi rendah tinggi nya NJOP begitupun yang lainnya seperti kemiringan lereng, aksesbilitas jalan utama maupun jarak dengan fasilitas kota.
PERBANDINGAN HASIL PEMOTRETAN FOTO UDARA MENGGUNAKAN DRONE INDUSTRIAL DENGAN DRONE BASIC Made Abdi Negara; I Gede Yudi Wisnawa; I Wayan Krisna Eka Putra
Jurnal ENMAP Vol. 2 No. 2 (2021): September, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v2i2.39842

Abstract

UAV atau biasa disebut drone merupakan pesawat tanpa pilot yang dikendalikan jarak jauh oleh pengguna di darat, perairan maupun pada kendaraan lainnya melalui sistem komputer atau remote control. Salah satu pemanfaatan drone yaitu untuk pemetaan. Jenis drone antara lain ; Drone Militer, Drone Konsumer, Drone Mainan, Drone Profesional, Drone Industrial. Drone yang paling sering digunakan pemotretan udara untuk kebutuhan pemetaan adalah drone industrial sedangkan drone jenis mainan tergolong kedalam drone basic biasanya digunakan untuk pemula akan tetapi seiring perkembangan waktu drone jenis ini semakin memiliki sistem dan perangkat yang mumpuni terutama pada bagian sensor kameranya. Faktor biaya, kualitas hasil, waktu dan proses sangat mempengaruhi sehingga drone khususnya drone industrial dianggap sangat cocok untuk pemetaan akan tetapi harga yang ditawarkan drone tersebut masih terbilang mahal dibandingkan menggunakan drone basic dengan harga yang terjangkau. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan antara hasil pemotretan udara drone basic dengan drone industrial sebagai acuannya dan pengukuran lapangan sebagai perhitungan akuratnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan dimensi foto hasil pemetaan kedua drone yang berbeda jenis pada kondisi titik penerbangan dan skala yang sama sehingga didapatkan satu unsur dapat atau tidaknya drone basic digunakan sebagai alat pemetaan foto udara. Metode pada penelitian ini yaitu dengan komparasi foto dan menganalisis persentase keakuratan dimensi foto yang dihasilkan oleh kedua drone menggunakan bantuan koordinat titik ikat yang didapat dari citra BPN, dengan pembuatan mark pada sekitaran titik terbang yang nantinya akan diukur luasnya. Hasil penelitian ini berupa persentase kecocokan drone basic jika digunakan untuk pengukuran pada poligon yang telah dibuat dan hasil komparasi foto dimulai dari objek yang terdekat dengan titik prinsipal foto sampai objek yang terjauh dari titik prinsipal foto.
PEMETAAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Luh Putu Widiasih; I Gst Ngr Yoga Jayantara; I Gede Yudi Wisnawa
Jurnal ENMAP Vol. 3 No. 1 (2022): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v3i1.51831

Abstract

Banjir merupakan bencana yang terjadi di daerah yang memiliki cekungan dan curah hujan yang tinggi. Penyebab terjadinya banjir adalah perubahan fungsi tutupan lahan, penurunan permukaan tanah, besarnya volume debit air sungai, drainase yang kurang dalam atau sempit, curah hujan yang tinggi, dan bertambahnya bangunan-bangunan yang mengambil alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desa mana saja yang tergolong dalam daerah rawan bencana banjir di Kecamatan Sukasada. Variable – vatiabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan, kemiringan lereng, elevasi, penggunaan lahan, dan bentuk lahan. Dalam proses identifikasi daerah rawan banjir ini, menggunakan metode skoring dan pembobotan dengan memberikan nilai skor dan bobot pada masing-masing parameter, kemudian melakukan analisis tumpang tindih (overlay) pada Peta Curah Hujan, Kemiringan Lereng, Penggunaan Lahan, Elevasi, Bentuk Lahan serta Peta Administrasi Kecamatan Sukasada, sehingga mendapatkan 3 klasifikasi kerawanan banjir yaitu, kelas yang berkategori kurang rawan banjir, rawan banjir, dan sangat rawan banjir.
Perbandingan Hasil Mozaik Foto Udara Menggunakan Aplikasi Desktop Agisoft Metashape dengan Aplikasi Cloud Computing Dronedeploy Putu Sukrana; I Gede Yudi Wisnawa; I Wayan Krisna Eka Putra
Jurnal ENMAP Vol. 4 No. 1 (2023): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/enmap.v4i1.62012

Abstract

Agisoft is a desktop application-based software, while DroneDeploy is a cloud computing-based software. More accurate aerial photo mosaic results from the two software need to be ensured. This research aims to find out more accurate software from the results of aerial photo mosaics. The method in this research is to compare the processing time, the required cost, the accuracy of the distance, and the visual results of the aerial photo mosaic. The results of this study are the stages of processing aerial photos using Agisoft through six stages. Dronedeploy has a simpler stage, going through only three stages. Dronedeploy aerial photo mosaic distance accuracy comparison is superior with an accuracy of 97.44% to 99.65%, Dronedeploy's processing time comparison is faster with a time difference of 34 minutes, Agisoft's cost is cheaper with a cost difference of Rp 30,000, visual comparison of Dronedeploy aerial photo mosaic results superior to the edge of the roof of the house is neater
Pemetaan Permukiman Kumuh Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Di Kota Singaraja Ni Putu Wira Kristyani; I Gede Yudi Wisnawa; I Gede Budiarta
Jurnal ENMAP Vol. 4 No. 1 (2023): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/enmap.v4i1.62013

Abstract

The issue of slums in urban areas is not easy to address, so it requires serious attention from the community and the Government. The development of a city is due to population growth, which increases the demand for land and consequently leads to the emergence of slums. Based on this, research is needed to assess the level of slums in Singaraja City. This study aims to map the level of slums in residential areas in Singaraja City and examine the impact of slum settlements on the Spatial Planning of Buleleng Regency. Data for this research were obtained through primary and secondary field surveys, and the data were analyzed using quantitative and qualitative analysis techniques. The findings of this study include a map of slum settlements in Singaraja City, providing information on the category of moderate slum levels in the Anyar Village District, mild slum levels in Kampung Baru Village, and areas outside these villages classified as non-slum settlements in Singaraja City. The impact of slum settlements on the spatial planning of Buleleng Regency is observed in the trade and services zone as well as the coastal border zone.
The Impact of El Nino on Rainfall Variability in Buleleng Regency (Case Study: Period 1995-2004) Made Dwipayana; I Gede Putu Eka Suryana; I Gede Yudi Wisnawa
Tunas Geografi Vol 12, No 1 (2023): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v12i1.46586

Abstract

The climate in Indonesia usually runs yearly; there are times when a decrease in rainfall results in drought, and at other times, the rainfall increases resulting in flooding. One of the causes of changes in precipitation in Indonesia, including in most parts of the world, is ENSO (El Nino-Southern Oscillation), often called El Nino. This study aimed to determine the relationship between ENSO index data (SST Nino 3.4 anomaly) and monthly rainfall data in Buleleng Regency. This study uses secondary data, namely monthly rainfall data at 16 rain posts in Buleleng Regency and ENSO Index data from BMKG Region III Denpasar. Data were collected through observation, document recording and analyzed using statistical correlation methods. Furthermore, the results are processed spatially, namely by the Isohyet method. The research results show that the impact of El Nino on rainfall in Buleleng varies spatially and depends on the intensity of El Nino. In June-July-August (JJA/dry season) and September-October-November (SON/transition season), the impact of El Nino on rainfall variability in Buleleng Regency is more significant than other months, strong El Nino causes a decrease in rainfall in the majority of the Buleleng region with the characteristic of Below Normal rain (30% decrease in precipitation from the average), El Nino of weak - moderate intensity causes a reduction in rainfall in a small part of the Buleleng area with the dominant rain characteristic of Below Normal.Keywords: El Nino, Precipitation Variability, and Correlation Index.