Thohir Zubaidi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Karangploso KM 4, Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REPRODUCTIVE BIOLOGY OF FIVE SPECIES OF ANCHOVIES (ENGRAULIDAE) FROM BIMA BAY, SUMBAWA, NUSA TENGGARA Andamari, Retno; Milton, David; Zubaidi, Thohir
Indonesian Journal of Agricultural Science Vol 3, No 2 (2002): October 2002
Publisher : Indonesian Agency for Agricultural Research and Development - MOA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The reproductive biology of five species of anchovies (Encrasicholina and Stolephorus) in Bima Bay, Nusa Tenggara, Indonesia was examined and  compared with previous studies of the same species in Bacan, Maluku and other parts of Indonesia. Fish and plankton sampling was conducted in February and April 2000. The length and weight relationship of five species of anchovies had a slope (b) that ranged from 2.71 to 3.74. These values were less than those found in Bacan for the same species. All species were multiple spawner and the mean batch fecundity ranged between 1226 (Encrasicholina devisi) and 2470 (E. punctifer). Relative fecundity varied among the species inversely with size, being lower in the larger species. Age at first spawning varied from 67 to 141 days for all five species and was higher in Stolephorus species. Lifetime egg production was less than that found in Bacan for the same species, but similar to that found in similar habitats elsewhere in the tropical Indo-Pacific. These results suggest that anchovy egg production is higher, but more variable in open oceanic environments compared with the more stable, coastal bays.
UJI APLIKASI ALAT BANTU DAN PENGERING SEDERHANA DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN EMPING MELINJO SKALA RUMAH TANGGA , Yuniarti; Zubaidi, Thohir; Santoso, Pudji
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Emping melinjo agroindustry is one of the agribusiness activity which can gives big job opportunity for thewomen. Nevertheless, during doing their work, the women don’t care about their body position, so that there is noworking pleasure and they feel quick tired. Increasing their working pleasure can be done by using right supportingtools that can results the right body position. The main problem faced by the female labour in emping melinjoagroindustry during rainy season is lack of sunlight, consequently quality of the produce will drop sharply. The aimsof this assessment were 1) to determine supporting tools which can increase working pleasure of the female labour,and 2) to test the use of simple drier for increasing drying process efficiency in emping melinjo agroindustry duringrainy season. This assessment had been done in Tanggung and Siraman village, Blitar, from January 2001 toDecember 2001. In this assessment, the modified (introduction) supporting tools were tested by the female labour formaking emping melinjo, then the produces were compared to those using old supporting tools. Introductionsupporting tools which tested were wooden and stone hitting layer, suitable wooden chair, stone-hammer and ironhammer.Drier which tested was simple drier using kerosene as fuel source with low electrical energy. The parameterswhich observed were labour productivity, working pleasure and product quality. The result showed, that the rightsupporting tools which recommended to get working pleasure for female labour in emping melinjo agroindustry werestone hitting layer as high as 30 cm, wooden chair as high as 30 cm and wooden hammer with cylindrical iron at theirtip. These supporting tools resulted same productivity and working pleasure with those old supporting tools, althoughthese introduction tools were new for the female labour. The use of simple drier can saved time and place needed fordrying process of emping melinjo compared to those using sunlight. The use of this simple drier was recommended inrainy season because it can assured the continuity of production and increasing the absorption of working labour andincreasing the labour income.Key words : gnetum geremons, agroindustry, female labour, drier, BlttarAgroindustri emping melinjo merupakan salah satu kegiatan agribisnis yang memberi kesempatan kerja yangluas bagi wanita. Namun demikian, dalam melaksanakan pekerjaannya wanita cenderung tidak mempedulikan posisiatau caranya bekerja, sehingga tidak terasa adanya kenyamanan bekerja. Peningkatan kenyamanan bekerja tenagawanita dapat dilakukan dengan penggunaan alat bantu yang tepat sehingga posisi tubuh benar. Masalah utama yangdihadapi perajin emping melinjo pada waktu musim penghujan adalah kurangnya sinar matahari, sehinggapengeringan tidak dapat dilakukan secara optimal. Pengkajian ini dilakukan dengan tujuan 1) menentukan alat bantuyang dapat meningkatkan kenyamanan bekerja tenaga wanita, dan 2) menguji penggunaan alat pengering sederhanauntuk meningkatkan efisiensi proses pengeringan dalam pengolahan emping melinjo selama musim penghujan.Pengkajian dilakukan di Desa Tanggung dan Siraman, Blitar dari bulan Januari 2001 sampai dengan Desember 2001.Dalam pengkajian ini alat bantu yang telah dimodifikasi (alat bantu introduksi) diuji oleh tenaga kerja wanita untukmengolah emping melinjo, kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil dari penggunaan alat bantu semula. Alatbantu introduksi yang akan dicoba adalah alat bantu alas pemipih emping melinjo dari kayu dan batu, alas duduk darikayu serta pemipih emping melinjo dari batu dan palu besi. Alat pengering yang diuji adalah alat pengering sederhanaberbahan bakar minyak tanah dan berdaya listrik rendah. Parameter yang diamati meliputi produktivitas tenaga kerjawanita, kenyamanan bekerja tenaga wanita serta mutu hasil olah. Hasil pengkajian menunjukkan, bahwa alat bantu138Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol. 8, No.1, Maret 2005 : 137-149yang tepat dan dapat dianjurkan untuk mendapatkan kenyamanan bekerja bagi tenaga wanita dalam pengolahanemping melinjo adalah alat bantu berupa alas duduk setinggi 30 cm, pemipih melinjo dari palu kayu berujung besisilinder dan alas pemipih dari batu setinggi 30 cm. Alat pengering sederhana yang digunakan dapat menghemat waktudan tempat dalam pengolahan emping melinjo dibandingkan dengan penggunaan sinar matahari. Penggunaan alatpengering sederhana dianjurkan untuk musim penghujan karena dapat menjamin kontinuitas produksi danmeningkatkan penyerapan tenaga kerja serta keuntungan perajin.Kata kunci: emping melinjo, agroindustri, tenaga kerja wanita, alat pengering, Blitar
Pengaruh Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Buah dan Daun Sebagai Substitusi Pupuk Kimia Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Anggraeni, Listy; Robi`in, Robi`in; Zubaidi, Thohir; Anwar, Nadiah Akifah; Damanhuri, Damanhuri
Vegetalika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.84697

Abstract

Produktivitas lahan pertanian dapat berkurang karena degradasi lahan jangka panjang yang disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair sebagai substitusi pupuk kimia terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Pengelompokan faktorial acak dengan dua komponen digunakan untuk penelitian ini. Faktor pertama adalah jumlah pupuk kimia yang digunakan, yang dapat dibagi menjadi dosis 100%, 75%, 50%, dan 25%. Faktor kedua adalah jumlah pupuk organik cair yang digunakan, yang dapat dibagi menjadi dosis 50 mL/L, 150 mL/L, 250 mL/L, dan 350 mL/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair (POC) dan dosis pupuk kimia berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, dengan dosis pupuk 25% dan substitusi POC 250 mL/L sebagai kombinasi yang disarankan. Konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah pengamatan kecuali jumlah polong hampa per tanaman dan bobot 100 biji, sedangkan jumlah pupuk kimia hanya berpengaruh nyata terhadap diameter batang.