Itang Itang
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MUSYARAKAH DAN SAHAM DALAM KAJIAN EKONOMI ISLAM Itang Itang
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.871 KB)

Abstract

Perkembangan ekonomi syariah belakangan semakin pesat, dengan menjamurnya lembaga-lenibaga keuangan syariah di berbagai negara, baik yang berpenduduk muslim maupun non muslim. Banyak yang mengakui, bahwa ekonomi syariah yang bebas riba, dapat menjadi alternatif sistem ekonomi moderen di tengah-tengah serbuan sistem ekonomi kapitalis.Namun sebagai sistem ekonomi yang belum lama dipraktekan dibandingkan dengan sistem ekonomi kapitalis ,dan sosialis, tentu masih banyak kalangan, bahkan umat Islam yang ragu dan belum memahami sistem ekonomi Islam dan berbagai istilahnya. Maka dalam tulisan ini, penulis mencoba menguraikan salah satu bentuk perekonomian syariah yang sebenarnya sudah ada dalam kitab-kiitab fiqih klasik yaitu musyarokah (syirkah) dan saham. Musyarokah singkat dimaknai sebagai usaha bersama yang didasarkan pada modal dan keuntungan serta kerugian dibagi dan ditanggung sesuai dengan kesepakatan. Sementara saham adalah sebagai tanda bukti keikutsertaan dalam modal usaha tersebut. Katti Kunci: musyarokah, saham, ekonomi Islam, fiqih Islam ..
SISTEM EKONOMI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN ISLAM Itang Itang; Adib Daenuri
Tazkiya Vol 18 No 01 (2017): Januari - Juni 2017
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu ekonomi lahir dari adanya tujuan untuk mengalokasikan dan menggunakan sumber daya yang terbatas. Karena kelanggkaan inilah kemudian setiap individu akan dihadapkan pada berbagai pilihan tentang apa yang harus diproduksi, bagaimana memproduksinya, untuk siapa, bagaimana membagi produksi dari waktu kewaktu serta bagaimana mempertahankan dan menjaga tingkat pertumbuhan produksi tersebut. Sistem ekonomi yang dikenal oleh masyarakat secara global adalah sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain : kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi. Sedangkan sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Filosofi ekonomi sosialis, adalah bagaimana bersama-sama mendapatkan kesejahteraan. Ciri-ciri ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan harta oleh negara, kesamaan ekonomi, dan disiplin politik. Selain kedua sistem tersebut, kita juga mengenal ekonomi Islam, tentu berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan juga berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran sosialisme. Memang, dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan kompromi antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme, namun terlepas dari sifat buruknya. Sistem ekonomi islam bersandar pada nilai-nilai Ilahiah, tidak serta-merta bersandar kepada akal pemikiran manusia semata.
PAJAK DAN ZAKAT DALAM KAJIAN ULAMA DAN PERUNDANG-UNDANGAN Itang Itang; Rahmadanty Musrifa
Tazkiya Vol 19 No 01 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengertian, dasar hukum, persamaan, perbedaan, hubungan, pendapat ulama, serta perundang-undangan pajak dan zakat.Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Pajak berarti kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan. (2) Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, adanya zakat tidak menghapuskan beban pajak bagi umat Islam.
PERUNDANG-UNDANGAN ZAKAT DI INDONESIA: STUDI HISTORIS REGULASI TENTANG ZAKAT Itang Itang; Rehan Hania Azzahra
Tazkiya Vol 19 No 02 (2018): Juli-Desember 2018
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zakat (Zakah) secara bahasa bermakna “mensucikan”, “tumbuh” atau “berkembang”. Menurut istilah syara‟, zakat bermakna mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan syariat Islam. Zakat merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh seluruh umat muslim, ketika harta kekayaan objek zakat yang dimilikinya sudah mencapai nisab dan haul. Alokasi zakat secara spesifik telah ditentukan langsung di dalam Al Qur‟an 9 : 60, dimana zakat hanya diperuntukkan bagi 8 golongan (ashnaf) saja, yaitu : orang-orang fakir (fuqara’), miskin (masakin), amil zakat („amilin ‘alayha), muallaf (mu’allaf qulubuhum), budak (riqab), orang-orang yang berhutang (gharimin), pejuang di jalan Allah (fi sabilillah), dan musafir (ibn sabil). Di Indonesia, telah terbit UU No.23/2011 tentang pengelolaan zakat. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat, sebagaimana temuat dalam undang-undang No.23/2011 diatur dengan dua model, yaitu: pertama, zakat dikelola lembaga yang dibentuk oleh pemerintah. Kedua, zakat dikelola lembaga yang dibentuk oleh masyarakat. Indonesia memilih caranya sendiri yang lebih merupakan “jalan tengah”, yakni meskipun telah memiliki undang-undang yang mengatur pengelolaan zakat tetapi tidak secara tegas mewajibkan zakat. Pengelolaan zakat dilakukan oleh dua lembaga pengelola zakat, yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil akat (LAZ) sebagai lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat.
ANALISIS EFISIENSI LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT (LPZ) DALAM MENGELOLA POTENSI ZAKAT DI INDONESIA M Sofian Anwar; Itang Itang; Havid Risyanto
Tazkiya Vol 20 No 02 (2019): Juli - Desember 2019
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

About the potential of zakat Muslims were quite large and increasing every year, but the absorption of the potential zakat which are associated are still minimal caused community awareness of the knowledge zakat and confidence in the management of zakat management institutions .This mengindikasi that their level of efficiency of zakat management institution performance (LPZ) has not yet been optimized. This research aims: first to analyze the efficiency rate of the Board of Zakat Management (LPZ) in managing the potential of zakat in Indonesia using a method of non parametric data Envelopment analysis (DEA) in the year 2015-2017. Second to analyze the average efficiency of the Zakat Management Institute (LPZ) in managing the potential of zakat in Indonesia using a method of non parametric data Envelopment analysis (DEA) in the year 2015-2017. The results of the five-scale LPZ efficiency analysis in Indonesia using the Data Envelopment Analysis (DEA) method assuming that the Variable Return To Scale (VRS)-oriented technical Output in the period of 2015-2017 showed that the average efficiency LAZ Rumah Zakat is in the efficiency of approaching the perfect efficiency of 94.58% and two other LPZ LAZ Al Azhar 84.02% and BAZNAS 88.21 are in sufficient efficiency, followed by LAZ Rumah Yatim Arrohman with an average value of efficiency 64.63 %. While LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah is in the lowest efficiency with an average value of 38.25 efficiency. In this case, it can be interpreted that LPZ in Indonesia has not optimally managed all of its resources and has not been said to be efficient in the output of outputs in the observation period.
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENGARUH KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP PERILAKU KONSUMEN Zahrotun Naqiah; Itang Itang; Dedi Sunardi
Tazkiya Vol 20 No 02 (2019): Juli - Desember 2019
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh tingginya permintaan terhadap smartphone. Dalam menggunakan internet, masyarakat lebih banyak memilih menggunakan smartphone untuk mengaksesnya, karena dinilai lebih praktis untuk bisa dibawa kemana-mana. Hal ini yang menjadi salah satu pemicu terjadinya peningkatan terhadap permintaan smartphone dan mendorong produsen untuk berlomba-lomba dalam menawarkannya. Maka dari itu, masyarakat harus lebih pintar dalam memilih smartphone yang hendak dibelinya, dan bijak saat menggunakannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian angket. Sampel yang digunakan sebanyak 77 konsumen dimana pengambilan sampelnya menggunakan teknik accidental sampling. Teknik analisa yang adalah regresi berganda, dengan perangkat uji statistik yaitu validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji parsial, uji simultan, dan koefisien determinasi menggunakan SPSS 20. Berdasarkan hasil uji t, terdapat variabel kepribadian memiliki nilai thitung (4,357) > ttabel (1,992), variabel gaya hidup memiliki nilai thitung (4.221) > ttabel (1,992). Hasil uji f menunjukkan nilai fhitung sebesar (49,637) > ftabel (3,12). Maka dapat disimpulkan kepribadian dan gaya hidup mempunyai pengaruh yang simultan terhadap perilaku konsumen. Menurut perspektif Islam Mahasiswa/i FEBI memiliki kepribadian sebagai Insan sejati (al-mukminun), menjalankan gaya hidup secara Islami, dan mempunyai perilaku konsumsi yang sesuai dengan ajaran Islam