Articles
KONSEP DESAIN ECO-SHELTER ANGKUTAN UMUM
Sumantri P;
Rianto Rilly P;
Novita Sari;
Aryanti Fitrianingsih
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 2 (2015): December 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (424.84 KB)
Keberadaan halte yang merupakan salah dari rangkaian moda sarana dan prasarana pelayanan transportasi tentunya harus mempunyai fungsi yang optimal, dalam arti mempunyai nilai kemanfaatan bagi pengguna yang maksimal. Kelancaran, kenyamanan, dan keamanan pengguna menjadi prioritas utama dalam perencanaan lokasi dan desain fisiknya. Di kota besar seperti Bekasi sebagai penyangga ibu kota negara masih banyak dijumpai beberapa halte yang tidak berfungsi secara maksimal atau beralih fungsi menjadi tempat berdagang bahkan banyak juga yang rusak terbengkelai. Hampir selalu menjadi alasan bila terjadi diskusi untuk mencari solusi kemacetan di sebuah kota. Selain fasilitas dan angkutan umum di kota Bekasi yang dinilai kurang nyaman, juga tidak adanya perhatian bagi calon pengguna, sarana dan prasarana untuk mendukung angkutan umum masih jauh dari kelayakan. Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan yang sudah menjadi perhatian khusus di berbagai negara dan mulai diterapkan di Indonesia. Untuk mendukung program go green dari pemerintah terkait isu pemanasan global, sehingga diperlukan desain halte angkutan umum yang ramah lingkungan. Desain Ecosol-shelter yang diambil dari kata Eco-Solar cell-shelter. Eco di sini merujuk kepada eco desain yang berarti adalah desain yang mengarah kepada desain go-green dan materialnya sendiri merupakan terbuat dari material yang memiliki nilai daur ulang yang tinggi, dengan kata lain bahwa produk ini merupakan produk yang ramah lingkungan. Lalu Solar cell yang di maksud adalah teknologi sumber energi tenaga surya atau akrab disebut solar cell. Solar cell disini mewakili berbagai teknologi ramah lingkungan yang berkembang saat ini, dan didalam produk halte ini sebenarnya juga di tanamkan berbagai jenis teknologi ramah lingkungan seperti water energy, dan wind turbulancer. Sedangkan pengertian shelter sendiri adalah istilah lain untuk sebutan halte. Dengan begitu pengertian dari Ecosol-shelter adalah sebuah halte yang memiliki nilai go-green dan nilai daur-ulang yang tepat dengan teknologi surya sebagai energi utamanya.
PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA JALAN KAWASAN JABODETABEK SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN DRY PORT
Sahar Andhika Putra;
Effendi Prih Raharjo;
Dessy Angga;
Novitasari Novitasari;
Anasta Wirawan
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 1 (2016): June 2016
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (339.204 KB)
Cikarang Dry Port terletak secara strategis di Kawasan Industri Jababeka pada jantung kawasan manufaktur terbesar di Jawa Barat dan di Indonesia, rumah bagi lusinan Kawasan Industri dengan lebih dari 2.500 perusahaan, baik perusahaan multinasional maupun usaha kecil dan menengah (UKM).Antisipasi dampak perlu dilakukan untuk menjamin keselamatan pada akses keluar-masuk Kawasan Industri Jababeka, kemudahan manuver pada akses keluar-masuk, serta pemisahan sirkulasi pejalan kaki dengan sirkulasi kendaraan. Potensi tarikan perjalanan yang menuju Kawasan Jababeka pada tahun mendatang perlu dilakukan antara lain, Waktu Operasional Karyawan, Penggunaan Bus Angkutan Jemputan Karyawan, Penyediaan Mess karyawan/Condominium khusus untuk karyawan Kawasan Jababeka, Penyediaan angkutan internal kawasan Jababeka dan fasilitas pejalan kaki,Pengaturan sirkulasi kendaraan internal didalam masing-masing kawasan dan juga antar kawasan Jababeka secara umum, Adanya Manajemen Operasional Pengangkutan Barang. Usulan dengan perubahan desain dan dilakukannya rekasaya pada skenario 1, 2 dan 3 perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait dengan upaya menghindari potensi kemacetan di beberapa ruas jalan dan persimpangan kawasan cikarang dry port.
PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP PENGGUNAAN RUANG PEJALAN KAKI
Effendi Prih Raharjo;
Dessy Angga;
Purnama Yahya;
Novitasari Novitasari;
Sabrina Handayani
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 2 (2016): December 2016
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1067.819 KB)
Meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki adalah kebijakan populer di negara-negaramaju.Bertentangan dengan negara-negara maju, negara berkembang seperti Indonesia menganggapberjalan kaki merupakan kebiasaan yang tidak populer di daerah perkotaan. Hal ini dibuktikan diKota Bekasi sebagai salah satu kota di Indonesia. Selain faktor internal dari pelaku pejalan kaki itusendiri seperti: kemalasan, efisiensi waktu, dan faktor budaya; faktor eksternal juga berkontribusiterhadap masalah. Faktor-faktor eksternal seperti iklim, cuaca, polusi, dan fasilitas pejalan kakiyang tidak mendukung. Buruknya kondisi aksesibilitas pejalan kaki berkontribusi pada kurangnyaminat masyarakat Bekasi dalam menggunakan transportasi umum.Oleh karena itu, banyak orang diBekasi memilih untuk menggunakan angkutan pribadi daripada angkutan umum.Meningkatkan walkability tidak memerlukan investasi modal yang besar seperti penggunaanmoda transportasi lainnya. Aspek yang paling penting untuk meningkatkan aksesibilitas pejalankaki adalah kondisi prasarana dan integrasi dengan fasilitas angkutan umum. Hal ini karenahampir semua aktivitas kehidupan manusia bertujuan untuk memindahkan orang dari satu tempatke tempat lain dengan berjalan.Dalam penelitian ini menganalisis kurangnya kesadaran pengguna sepeda motor yangmengorbankan fasilitas pejalan kaki untuk meningkatkan aksesibilitas dengan memaksamenggunakan trotoar untuk menghindari kemacetan dijalan raya. Selain itu kurangnya integrasipejalan kaki dengan fasilitas angkutan umum yang kurang memadai sebagai sumber masalahtransportasi di Bekasi.Terkait dengan itu, penelitian ini memberikan desain prasarana pejalan kakisesuai dengan konsep Pedestrian Oriented Development (POD) dan New Urban Concept.
KALIBRASI MODEL SIMULASI VISSIM
Effendhi Prih Raharjo;
M. Guntur;
Siti Umiyati;
Novita Sari;
Dani Hardianto;
Dessy Angga;
Sabrina Handayani
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 8 No 1 (2017): June 2017
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (774.031 KB)
Dalam menganalisa transportasi suatu jaringan jalan, banyak ditemui keterbatasan dan kesulitan. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui kinerja lalu lintas. Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan adalah aplikasi PTV Vissim 9. Model Vissim itu sendiri pada dasarnya merupakan given atau terdapat pengaturan yang telah di atur oleh penciptanya dengan karakteristik negara asalnya, yakni negara Jerman dan negara maju lainnya dimana negara tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, dilihat dari kebijakan lalu lintas, pengaturan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, moda transportasi dan perilaku pengguna jalan yang didalamnya terdapat pejalan kaki dan pengendara kendaraan. Model simulasi Vissim merupakan permodelan dengan analisa microscopis yang didalamnya merumuskan variabel dan alogaritma berkaitan dengan Driving Behaviour atau perilaku pengguna jalan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui indikasi dari perilaku pengguna jalan terhadap kinerja lalu lintas secara komprehensif namun dalam lingkup mikro.
PENGARUH BEBAN LALU LINTAS TERHADAP UMUR PERKERASAN JALAN RIGID
Santausa Purnama Salim;
Budiharso Hidayat;
Novita Sari;
Sumantri W Praja;
Kusnendi S
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (788.05 KB)
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yangdigunakan untuk melayani beban lalu lintas. Sedangkan bahan ikat pada perkerasan jalan yang biasa digunakan dalam perencanaan perkerasan jalan antara lain semen dan aspal. Perkerasan kaku atau Rigid Pavement adalah jenis perkerasan yang banyak digunakan di Negara Indonesia terutama jalan-jalan yang mempunyai volume lalu lintas yang tinggi. Struktur perkerasan kaku di desain untuk dapat menerima beban lalu lintas dimana perkerasan ini harus terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga mampu menahan beban lalu lintas yang ada diatasnya. Pada umumnya umur perkerasan jalan ditetapkan berdasarkan jumlah komulatif lintasan kendaraan standar CESA (Cummulative Equivalent Standar Axle) yang diperkirakan akan melalui perkerasan tersebut, diperhitungkan dari mulai perkerasan tersebut dibuat dan dipakai umum sampai dengan perkerasan tersebut dikategorikan rusak (habis nilai pelayanannya).
PENGARUH PENGGUNAAN FILTER PADA KNALPOT SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI TINGKAT EMISI GAS BUANG KENDARAAN
Novita Sari;
Dani Hardianto;
Made Suraharta;
Bobby Agung Hermawan
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 10 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (324.976 KB)
Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan faktor penyebab polusi udara yang paling dominan, terutama di kotakota besar. Emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor ini mengakibatkan polusi udara sekitar 70-80 persen. Dari data Badan Pusat Statistik pada tahun 2017, proporsi sepeda motor sebesar 86% dari total jenis kendaraan, 12% mobil penumpangg dan 2% Bis. Usaha untuk menanggulangi bertambahnya bahan polutan yaitu dengan menggunakan filter gas buang pada semua kendaraan bermotor. Penggunaan filter gas buang kendaraan bermotor di Indonesia belum begitu banyak karena masih terbatas pada mobil penumpaang sedangkan proporsi sepeda motor di jalan tertinggidibandingkan kendaraan lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium dengan metode kuantitatif, dimana analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencari berapa besar pengaruh penggunaan filter pada knalpot kendaraan untuk mengurangi tingkat emisi gas buang sepeda motor. Untuk mengetahui nilai emisi gas buang sepeda motor, alat yang digunakan adalah gas analyzer. Bahan filter yang digunakan adalah zeolite dengan variasi ketebalan 5cm, 10cm dan 13cm, filter ini dipasang pada klanpot kendaraan.Dari analisis rata-rata nilai HC dan CO, filter dengan ketebalan 10 cm lebih efektif dibandingkan dengan filter dengan ketebalan 5 cm dan 13 cm, dengan nilai penurunan rata-rata kadar CO sebesar 33% dan HC sebesar 44%.
PENATAAN PARKIR DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
Rianto Rilly P;
Sumantri P;
Novita Sari;
Aryanti Fitrianingsih
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (534.801 KB)
Sekolah Tinggi Transportasi Darat merupakan sekolah kedinasan yang dikelola di bawah BadanPengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Kementerian Perhubungan. Saat ini penataanlahan parkir di STTD belum optimal penggunaannya, karena para pegawai cenderungmemarkirkan kendaraannya dekat dengan tempat tujuan, padahal pada gedung-gedung tempattujuan itu ada beberapa yang belum memiliki tempat parkir kendaraan. Penyediaan ruang parkir diLingkungan STTD menjadi bagian yang penting untuk penataan transportasi dimana parkirmerupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan untuk memarkirkan kendaraannya disuatutempat yang aman dan mudah dicapai.Pengumpulan data dalam penataan Parkir di Lingkungan STTD meliputi survei inventarisasi,survei Statis dan survei wawancara. Dalam teknik analisa data yang diperoleh meliputikarakteristik responden, desain ruang parkir, dan manajemen parkir di Lingkungan STTD.Dari hasil analisis ruang parkir dilakukan pembagian lima zona parkir di lingkungan STTD,dimana total SRP dari lima zona tersebut didapat SRP untuk motor sebanyak 547 dan SRP untukmobil sebanyak 476. Desain area parkir lebih diutamakan aspek ramah lingkungan , dimanakonsep ramah lingkungan yang mengacu pada GBCI (Green Building Council Indonesia) dan padaarea parkir di lingkungan STTD dilengkapi fasilitas parkir seperti rambu parkir, marka parkir danstopper parkir
PEMELIHARAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP JALAN PADA DAERAH TRANSMIGRASI
Pingkan Nuryanti;
Novita Sari
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 12 No 1 (2021): June 2021
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1927.92 KB)
Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah penerima transmigrasi yang cukup besar di Indonesia, dimana salah satunya ada daerah Kumai Seberang Kabupaten Kotawaringin Barat. Keterbatasan anggaran untuk pembangunan prasarana permukiman transmigrasi memberi dampak pada kondisi prasarana transportasi pada wilayah tersebut. Sementara itu keberadaan prasarana transporasi ini menjadi urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi dan perkembangan suatu wilayah. Pada wilayah ini banyak ditemukan jalan dan bangunan pelengkap jalan yang mengalami kerusakan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh perencanaan badan jalan yang kurang memenuhi syarat maupun kualitas perkerasan jalan yang masih dibawah standar. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan evaluasi ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang ada dilapangan. Selain itu memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk menangani masalah di lapangan tersebut secara mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara kepada pihak masyarakat. Dari hasil observasi lapangan diperoleh data mengenai kondisi jalan, jembatan dan bangunan pelengkap jalan yang masih dalam kondisi yang baik hanya perlu perawatan agar penggunaan lebih optimal, sedangkan pada saluran drainase terdapat erosi pada tebing dan terdapat banyak endapan sedimen sehingga terjadi pendangkalan. Untuk mengatasi permasalahan yang ada di lapangan tersebut masyarakat dapat menggunakan sumber daya alam lokal yang mudah didapat seperti kayu. Masyarakat juga perlu belajar mengenai proses dan teknik pemeliharaan jalan dalam penyelesaian masalah khususnya dalam bidang jalan. Pemerintah juga harus memberikan pembinaan serta bantuan berupa dana pada masyarakat Kumai Seberang.
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas pada Jalan Bunga Raya-Raden Patah Kota Batam
Puput Famela Rahayu;
Nomin Nomin;
Novita Sari
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 11 No 2 (2020): December 2020
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (240.096 KB)
Ruas jalan Bunga Raya-Raden Patah merupakan jalan yang menghubungkan antara pusat-pusat kegiatan utama perkantoran dan perdagangan yang berada di Kota Batam. Ruas jalan tersebut juga merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan dua pusat kegiatan utama di Kota Batam sehingga akan berdampak pada kinerja lalu lintas. Dengan adanya masalah ini perlu adanya pengkajian ulang untuk meningkatkan kinerja lalu lintas di ruas Bunga Raya-Raden Patah Kota Batam. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja lalu lintas (ruas, simpang dan jaringan) dan merumuskan konsep Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di daerah lintas pada Jalan Bunga Raya-Raden Patah Kota Batam. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menganalisa pembebanan jaringan pada sistem jaringan jalan di wilayah studi dengan menggunakan bantuan software Vissim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lalu lintas pada Jalan Bunga Raya-Raden Patah Kota Batam memiliki nilai tundaan rata-rata 109 detik, dengan kecepatan jaringan 37 km/jam, total jarak perjalanan 12,90 km dan total waktu yang dibutuhkan 1.254 detik. Setelah dilakukan usulan penanganan Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas dalam mengatasi permasalahan lalu lintas tersebut terdapat 2 rekomendasi penangananan yang dilakukan yaitu; 1) melakukan peningkatan kapasitas ruas dan memperbaiki waktu apill di simpang indomobil dan simpang baloi; dan 2) melakukan peningkatan ruas, memperbaiki waktu apill di simpang indomobil dan simpang baloi, menutup fasilitas putar balik arah di ruas yos sudarso 1 dan bunga raya 1, melakukan perekayasaan simpang prioritas di simpang polsek lubuk baja dengan membuka median pada ruas bunga raya 1 serta merubah fase apill di simpang baloi.