Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROBLEM KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI Sufriadi Sufriadi; Sobirin Malian
Jurnal Yudisial Vol 12, No 3 (2019): LOCI IMPERIA
Publisher : Komisi Yudisial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29123/jy.v12i3.397

Abstract

ABSTRAKMelalui Putusan Nomor 06/G/2015/PTUN-BNA, majelis hakim mengakui kewenangan kepada Bupati Aceh Tenggara untuk terlibat dalam pengelolaan Universitas Gunung Leuser. Padahal Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional membatasi pengelolaan perguruan tinggi hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan masyarakat. Kajian ini berfokus pada dua hal: pertama, mengungkap konstruksi kewenangan Bupati Aceh Tenggara dalam pengelolaan Universitas Gunung Leuser berdasarkan putusan PTUN tersebut beserta masalahnya; kedua, menilai kesimpulan putusan tersebut mengenai kewenangan pemerintahan daerah dalam mengelola perguruan tinggi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kajian ini menggunakan metode penelitian normatif, dengan pendekatan kasus dan perundang-undangan. Hasil kajian menunjukkan adanya kekeliruan majelis hakim dalam memahami dan menerapkan Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang dijadikan sebagai dasar konstruksi kewenangan Bupati Aceh Tenggara dalam pengelolaan Universitas Gunung Leuser. Kesimpulan majelis hakim dalam putusan tersebut yang menyatakan pemerintah daerah berwenang dalam pengelolaan perguruan tinggi, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, khususnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang- Undang Pendidikan Tinggi, dan Undang-Undang Pemerintahan Daerah.Kata kunci: pengelolaan perguruan tinggi; kewenangan; pemerintahan daerah. ABSTRACT Through Decision Number 06/G/2015/PTUN-BNA, the panel of judges authorized the regent of the Southeast Aceh to be involved in the management of Gunung Leuser University although Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System says that management of universities is under the authority of central government and community. This study consist of two purposes. First, to disclose the legal construction of regent authority in managing Gunung Leuser University based on the administrative court decision and related problems. Second, to examine the conclusion of the court decision over the authority of Southeast Aceh local government in managing Gunung Leuser University based on national legislation. This study uses a normative research method, with case and legislation approach. It indicates that the panel of judges made an error in understanding and implementing Article 81 paragraph (1) of the Law on Higher Education as the legitimate basis for the authority of the regent. The conclusion indicated that the local government was authorized in managing Gunung Leuser University was also contradicted with some regulations, particularly Laws on National Education System, Higher Education, and the Local Governance. Keywords: management of higher-education; authority; local governance.
Pemberhentian Rektor Universitas Gunung Leuser (UGL) dalam Perspektif Hukum Administrasi Sufriadi .; Yasir Arafat
DIVERSI : Jurnal Hukum Vol 5 No 1 (2019): Diversi Jurnal Hukum
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.48 KB) | DOI: 10.32503/diversi.v5i1.449

Abstract

Kasus pemberhentian Rektor Universitas Gunung Leuser (UGL) Kutacane periode 2011-2015 berbeda dengan kasus serupa pada umumnya, karena tidak hanya dilakukan oleh pihak Yayasan Pendidikan Gunung Leuser (YPGL) melainkan juga adanya keterlibatan Bupati Kabupaten Aceh Tenggara yang secara bersamaan juga berposisi sebagai Ketua Dewan Pembina YPGL. Terdapat dua fokus masalah yang diulas dalam penelitian ini, Pertama, bagaimana konstruksi kewenangan Bupati Aceh Tenggara dalam Pengelolaan UGL, Kedua, apakah pemberhentian Prof. Hasnudi sebagai Rektor UGL sesuai dengan kaidah hukum administrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pertama, Bupati Aceh Tenggara tidak memiliki kewenangan dalam pengelolaan UGL berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Pendidikan Tinggi dan Undang-Undang Sisdiknas. Tindakan Bupati Aceh Tenggara secara formal dalam pengelolaan UGL dan YPGL bahkan sesuatu yang terlarang, namun konstruksi kewenangan Bupati Aceh Tenggara dalam pengelolaan UGL dapat dikonfirmasi melalui Undang-Undang tentang Yayasan dimana YPGL yang menaungi UGL didirikan oleh Pemda Aceh Tenggara. Kedua, pemberhentian Rektor UGL periode 2011-2015 tidak sesuai dengan kaidah hukum administrasi negara, tepatnya melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB), yakni asas kecermatan, asas permainan yang layak (fair play) dan asas kepastian hukum.
Pengembangan Problem Based Learning (PBL) Berbasis Pembelajaran Dalam Jaringan Pada Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Ridwan Ridwan; Sufriadi Sufriadi; Nurmalita Ayuningtyas Harahap; Siti Rahma Novikasari
Refleksi Pembelajaran Inovatif Vol 3, No 2 (2021): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan metode pembelajaran mata kuliah Pendidikan Pancasila di Fakultas Hukum UII dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning berbasis pembelajaran dalam jaringan (daring). Masalah pembelajaran yang akan dipecahkan dalam penelitian adalah: Pertama,Bagaimana ketercapaian learning outcome Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara metode pembelajaran Problem Based Learning berbasis pembelajaran dalam jaringan (daring). Kedua, Bagaimana pengaruh metode pembelajaran Problem Based Learning berbasis pembelajaran dalam jaringan (daring) dalam meningkatkan keaktifan mahasiswa pada Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara di Fakultas Hukum UII. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan dua macam instrumen yang diterapkan di dua kelas Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu menggunakan pengukuran nilai dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, telah terdapat ketercapaian learning outcome dalam Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara dengan pengukuran nilai rerata dari 79,6% atau 39 mahasiswa yang menunjukkan ketercapaian learning outcome (CPMK 1-4) dengan benggunakan standar yang ditapkan oleh tim yakni standar nilai B dan hasil kuisioner menyimpulkan mahasiswa memberikan nilai di atas nilai baik baik pada aspek penilaian pelaksanaan PBL dan Video Pembelajaran. Dengan adanya PBL meningkatkan keaktifan mahasiswa di dalam kelas, serta video pembelajaran membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan. Adapun terkait keberlanjutan program hibah, terhadap luaran program hibah berupa video pembelajaran direncanakan untuk mendapatkan legalisasi Hak Cipta atas video pembelajaran. Bagi Program Studi dan Jurusan hendaknya menindaklanjuti hasil refleksi dari hibah ini dengan melakukan revisi CPMK dan Bahan Kajian yang ditemukan pengulangan dengan mata kuliah lain. Selain itu juga mendorong dosen-dosen lain untuk mengikuti hibah pembelajaran yang diselenggarakan oleh DPA dan diharapkan dapat mengadopsi model PBL ini khususnya bagi mata kuliah yang memiliki level kognitif sama. Kemudian, perlunya dibuat buku saku penerapan metode PBL sebagai panduan dalam pembelajaran di berbagai mata kuliah.