Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sebaran Spasial Titik Panas (Hotspot) Berdasarkan Penutupan Lahan di Kabupaten Pesisir Selatan Almegi Almegi; Syafaruddin _; Akmal Akmal; Alfiah Alfiah; Nelvawita Nelvawita; Yulia Novita
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 1 (2022): El-Jughrafiyah : February, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.119 KB) | DOI: 10.24014/jej.v2i1.16329

Abstract

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata areal yang terbakar tiap tahunnya dalam rentang tahun 2019-2021 adalah 1.002,7 ha. Tingginya angka kebakaran hutan dan lahan tersebut berbanding lurus dengan titik panas yang terpantau dalam jumlah besar tiap tahunnya. Tujuan tulisan ini adalah untuk melihat sebaran titik panas secara keruangan pada berbagai kelas penutup lahan di Kabupaten Pesisir Selatan sebagai indikasi awal wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan. Data yang digunakan adalah data titik panas hasil interpretasi citra satelit NOAA20 tahun 2019-2021 yang bersumber dari dari laman resmi Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan https://sipongi.menlhk.go.id/ dan data penutup lahan hasil intrepretasi citra landsat 8 tahun 2020. Analisis spasial menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) berupa tumpang susun peta (superimpose) digunakan untuk melihat sebaran titik panas secara spasial berdasarkan kelas penutup lahan. Hasil analisis menunjukkan areal berpotensi tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan adalah pada jenis penutup lahan berupa perkebunan dengan jumlah titik panas mencapai 82 titik kejadian (24,48%) dan pertanian lahan kering sekunder dengan 69 titik panas (20,60%). Secara keruangan wilayah di bagian selatan, yaitu Kec. Lunang Silaut, Kec. Basa IV Balai Tapan dan Kec. Pancung Soal merupakan wilayah rentan tinggi kebakaran hutan dan lahan karena areal perkebunan terkonsentrasi di wilayah ini dan titik panas pada areal pertanian lahan kering sebagian besar yaitu, 58 titik panas (84,06%) berbatasan atau berdekatan dengan perkebunan.
Pengaruh Keberadaan Kampus terhadap Perkembangan Lahan Terbangun di Wilayah Pinggiran Kota Pekanbaru Almegi Almegi; Muhammad Eizlan
Media Komunikasi Geografi Vol. 24 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v24i1.56869

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan lahan terbangun Kota Pekanbaru tahun 1990-2020, khususnya wilayah sekitar kampus Universitas Riau dan UIN Suska Riau. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh keberadaan kampus terhadap pertumbuhan lahan terbangun pada wilayah sekitarnya. Pendekatan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan tahapan interpretasi citra landsat temporal, verifikasi lapangan, analisis keruangan dan uji statistik. Klasifikasi terbimbing digunakan dalam proses interpretasi, indeks kappa dengan 22 titik sampel digunakan untuk uji akurasi hasil interpretasi, metode buffering dan overlay digunakan dalam analisis keruangan, dan metode regresi linear sederhana digunakan dalam analisis pengaruh keberadaan kampus terhadap perkembangan lahan terbangun. Hasil analisis menunjukkan perkembangan lahan terbangun Kota Pekanbaru terdistribusi tidak merata dengan tren perkembangan pada arah selatan dan barat daya dari pusat kota ke arah pinggiran. Keberadaan kampus berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lahan terbangun di Kecamatan Tampan dan wilayah sekitarnya pada arah barat daya pusat kota dengan arah pengaruh terbalik (negatif), artinya semakin jauh jarak suatu tempat dari kampus proporsi pertumbuhan lahan terbangunnya semakin rendah. Pertumbuhan lahan terbangun dipengaruhi oleh jarak dari kampus sebesar 77,1%, sisanya ditentukan faktor lain, seperti lokasi administrasi wilayah dan kawasan lindung gambut.