Daru Lestantyo
Bagian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS BERAT JENIS DAN OSMOLALITAS URIN SELAMA SUPLEMENTASI LARUTAN ELEKTROLIT PADA PEKERJA DENGAN PAJANAN PANAS Daru Lestantyo; Suroto ,
Jurnal Kesehatan Vol 11 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v11i2.6267

Abstract

Background.  Heat exposure in workplace is one of potential hazard that could  harmed to workers especially for their urinary tract system.  This study examined the effects of electrolyte water solution in laundry worker’s urinary density and osmolality in heat stress environment. Methods.  Wet bulb globe temperature, and relative humidity were measured. Seventy workers divided in two groups of thirty five were given isotonic and hypotonic electrolyte solution ad libitum respectively.  Fluid intake during working and breaktime were measured.  Two samples of urine were taken from each worker at 10 am and 15 pm of working.  At the end of study the amount of water consumed were observed. Result.  Low consuming water was found after study at average 400 ml – 1100 ml/ 4 working hour. There were no significant differences in urinary density between the groups (U = 608,00,  and p-value 0,954). However, a majority of workers were coming to work in a moderately hypohydrated state (average urinary density 1.026). Conclusions. This study found that "involuntary dehydration" occurred in laundry workers, which has implications for heat stress standards that do not make provision for full fluid replacement during heat exposure.ABSTRAKLatar Belakang. Suhu tinggi  dapat menjadi pemicu kelelahan tenaga kerja selain akibat postur kerja statis.  Pada sistem organ, pajanan panas dapat berdampak pada fungsi ginjal dan keseimbangan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pajanan panas pada berat jenis urin dan osmolalitas. Metode penelitian. Penelitian ini memiliki desain eksperimen dengan double blind. Responden dipilih secara purposif dari sejumlah 90 pekerja. Intervensi dilakukan dengan memberikan larutan elektrolit hipotonik dan isotonik. Pemberian larutan elektrolit dilakukan selama jam kerja secara ad libitum. Pengambilan sampel urin dilakukan dua kali yaitu pukul 10.00 dan 15.00. Hasil. Pengukuran sampel menunjukkan adanya low consuming water setelah 4 jam bekerja. Rata-rata konsumsi cairan sebanyak 400 ml – 1100 ml selama 4 jam. Analisis statistik dengan Mann-whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antar dua kelompok perlakuan (U = 608,00,  and p value 0,954). Sebagian besar responden berada dalam keadaan hypohydrated state ( BJ urin 1,026 ). Simpulan. Sebagian besar responden berada dalam keadaan dehidrasi yang tidak disadari (involuntary dehydration). Kondisi ini memiliki risiko terhadap kecelakaan kerja akibat pajanan panas. Kondisi ini juga disebabkan tidak terpenuhinya penggantian cairan dari larutan elektrolit yang disediakan
STUDI KUALITATIF: KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP TINGKAT RISIKO KEBAKARAN DI HOTEL X KOTA SEMARANG Gasita Putri Sari Utami; Daru Lestantyo; Ida Wahyuni
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 5 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.697 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i5.27954

Abstract

Hotel X is a three-star hotel that has 4 floors with a fire risk. There are incompleteness of fire protection facilities and infrastructure in the hotel, such as the absence of fire alarms, directions on the exit facilities, and the absence of safety signs on the emergency stairs. The purpose of this research was to analyze the management's commitment towards the level of fire risk in Hotel X Kota Semarang. This research is a qualitative descriptive study by conducting in-depth interviews with seven main informants and three triangulation informants. The results of this study indicate that there is a fire fighting management that includes a fire prevention team, fire fighting procedures, fire fighting facilities and infrastructures, and the provision of human resources. The fire fighting organization at hotel X consists of all employees who work in shifts and play a role in combating fires. Fire fighting procedures have been established and must be followed by all employees in order to create good supervision using logical sequences and carried out repeatedly. Infrastructure and facilities for handling fires in hotel X including active and passive protection facilities such as the availability of fire extinguishers, fire hydrants, and evacuation assembly point. Human resources in hotel X are qualified to cope with emergencies because they have been given periodic training to prevent, reduce and extinguish fires. The researcher recommends to install fire alarms throughout the hotel, provide warning signs on exits or evacuation routes, provide safety signs on emergency stairs, and provides special identification to the fire fighting team to find out the identity and authority of the fire fighting team.
FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING, DAN REINFORCING YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPSIAGAAN PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN Yasmita Anis Astari; Daru Lestantyo; Ekawati Ekawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 6 (2020): NOVEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.01 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i6.28337

Abstract

Psychiatric hospital is an institution plenary mental health services that is available for 24 hours. Psychiatric hospital has the potential for functional and structural disorders that high risk to cause the fatalities when burned. Preparedness in handling fire incidents is very important for nurses to have, because fires can occur any time and the role of nurse to caring for patients and as a red code officer at each shift. Quantitative research were conducted with cross sectional study design involving all UPIP nurses (Psychiatric Intensive Service Unit). Data were collected online using google form. Based on the results of research that using chi-square test obtained variables associated with nurse’s preparedness are knowledge (ρ-value = 0.026), attitude (ρ-value = 0.001), training and socialization of outages (ρ-value = 0.041) and supervision of HSE officers (ρ-value = 0.010). While variables not related to nurse’s preparedness in the face of fire hazard are age (ρ-value = 0.608), gender (ρ-value = 1,000), working period (ρ-value = 1,000), education (ρ-value = 0.179), availability of fire protection facilities (ρ-value = 1,000 = 0.282), affordability of fire protection facilities (ρ-value = 1,000), evacuation route instructions (ρ-value = 0.467), and management commitment (ρ-value = 0.467). The research suggest to the management of psychiatric hospital needs to establish HSE hospital organization also provision of fire protection facilities that are still lacking.
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO K3 SELAMA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG Ana Nur Miftachul Adna; Daru Lestantyo; Ida Wahyuni
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 10, No 2 (2022): MARET
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.302 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32700

Abstract

Rumah sakit menjadi salah satu tempat yang wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Manajemen  rumah  sakit  harus menyelenggarakan upaya manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam menghadapi pandemi COVID-19 saat ini. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis kesiapan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam menghadapi pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan desain observasional analitik yang menggunakan -pendekatan wawancara mendalam. Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan 4 informan utama dan 2 orang informan triagulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 seperti terdapat kebijakan terkait dengan pencegahan dan pengendalian COVID-19 berdasarkan keputusan direktur, dan adanya program kerja yang bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 kepada petugas, pasien non COVID-19, keluarga atau masyarakat, dan lingkungan rumah sakit. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat inkosistensi seperti program PPI belum diketahui oleh semua karyawan dan terdapat beberapa sarana yang masih berpotensi menjadi sarana penularan virus.
HUBUNGAN PELATIHAN K3, PENGGUNAAN APD, PEMASANGAN SAFETY SIGN, DAN PENERAPAN SOP DENGAN TERJADINYA RISIKO KECELAKAAN KERJA (Studi Pada Industri Garmen Kota Semarang) Kirana Smartya Alfidyani; Daru Lestantyo; Ida Wahyuni
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 4 (2020): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.931 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i4.27531

Abstract

Abstrak: Kontributor terbesar kasus kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman, yaitu sekitar 80-85%. Tindakan tidak aman adalah kegagalan manusia dalam mengikuti prosedur kerja dan persyaratan yang telah diatur. Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja telah dilakukan dengan baik, tetapi ada beberapa pekerja yang tidak mematuhi aturan dan nilai-nilai keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti terlihat beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD selama bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan alat pelindung diri, pengaturan tanda keselamatan, dan praktik penerapan SOP dengan risiko kecelakaan kerja di Indusrty Garment Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di area tebang di PT. X Industry Garment Semarang dengan total 86 pekerja. Sampel dalam penelitian ini diambil dari rumus cross sectional dan hasilnya adalah 46 pekerja. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada korelasi antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (ρ-value = 0,003; α = 0,05), penggunaan alat pelindung diri (ρ-value = 0,000; α = 0,05), pengaturan tanda keselamatan (ρ-value = 0,001; α = 0,05), dan menerapkan SOP (ρ-value = 0,001; α = 0,05) dengan risiko kecelakaan kerja. Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, mengontrol praktik penggunaan APD, pemantauan dan evaluasi tanda keselamatan, dan melibatkan pekerja dalam menetapkan nilai-nilai kesehatan dan keselamatan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari rumus cross sectional dan hasilnya adalah 46 pekerja. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada korelasi antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (ρ-value = 0,003; α = 0,05), penggunaan alat pelindung diri (ρ-value = 0,000; α = 0,05), pengaturan tanda keselamatan (ρ-value = 0,001; α = 0,05), dan menerapkan SOP (ρ-value = 0,001; α = 0,05) dengan risiko kecelakaan kerja. Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, mengontrol praktik penggunaan APD, pemantauan dan evaluasi tanda keselamatan, dan melibatkan pekerja dalam menetapkan nilai-nilai kesehatan dan keselamatan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari rumus cross sectional dan hasilnya adalah 46 pekerja. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada korelasi antara pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (ρ-value = 0,003; α = 0,05), penggunaan alat pelindung diri (ρ-value = 0,000; α = 0,05), pengaturan tanda keselamatan (ρ-value = 0,001; α = 0,05), dan menerapkan SOP (ρ-value = 0,001; α = 0,05) dengan risiko kecelakaan kerja. Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, mengontrol praktik penggunaan APD, pemantauan dan evaluasi tanda keselamatan, dan melibatkan pekerja dalam menetapkan nilai-nilai kesehatan dan keselamatan perusahaan.
KESIAPSIAGAAN KARYAWAN UNIT PENGERJAAN PLAT (PPL) TERHADAP RISIKO BAHAYA KEBAKARAN DI PT. INKA (PERSERO) Kristiana Kuntoro; Daru Lestantyo; Ekawati Ekawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 5 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.668 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i5.27917

Abstract

Kesiapsiagaan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum bencana terjadi yang memungkinkan semua pihak untuk dapat merespon secara proaktif saat terjadi bencana . PT. INKA (Persero) merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kereta api dan produk lainnya yang berhubungan dengan perkeretaapian. Salah satu unit di PT. INKA (Persero) yang memiliki resiko kebakaran tinggi adalah Satuan Kerja Plat (PPL) karena banyak proses pengelasan dan penggilingan yang menyebabkan terjadinya percikan api . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisishubungan masa kerja, safety talk dan pelatihan dengan kesiapan karyawan unit PPL dalam menghadapi bahaya kebakaran di PT. INKA (Persero). Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di unit PPL PT. INKA (Persero) sebanyak 66 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 66 orang dengan teknik total sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner penelitian yang diisi melalui Google Form. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Uji Chi-Square diperoleh variabel yang berhubungan dengan kesiapsiagaan karyawan dalam menghadapi bahaya kebakaran adalah safety talk (p-value = 0,003). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kesiapsiagaan karyawan dalam menghadapi bahaya kebakaran adalah masa kerja (p-value = 0,529) dan pelatihan (p-value = 0,976).
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR, LAMA KERJA, DAN KELELAHAN MATA TERHADAP KEJADIAN MINOR INJURY DI INDUSTRI RUMAHAN SEPATU KULIT LACOSTA DESTA SHOESKUALITAS TIDUR, LAMA KERJA, DAN KELELAHAN MATA TERHADAP KEJADIAN MINOR INJURY DI INDUSTRI RUMAHAN SEPATU KULIT LACOSTA DESTA SHOES Dalliantika Muthia Zahra; Ari Suwondo; Daru Lestantyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 6 (2020): NOVEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.261 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i6.28361

Abstract

Individual characteristics, job, and work environment must be mutually supportive to achieve a good implementation of safety and health in the workplace. Lacosta Desta Shoes produces leather shoes through a process that includes tools and materials that are at risk of causing minor injury. Minor injury is a type of work accident that can injure workers but does not require medical treatment and does not eliminate work hours. A fatal work accident can occur if a minor injury is not handled properly. This study aims to analyze the correlation between sleep quality, work hours, visual fatigue, and the occurrence of minor injury. This study uses observational analytic methods and cross-sectional studies. Sampling was performed by using a total sampling method which covers the entire population of Lacosta Desta Shoes workers as many as 15 people. The research instruments are a questionnaire sheet for individual characteristics and work hours, a checklist for visual fatigue and the occurrence of minor injury, and a standard PSQI questionnaire for sleep quality. Data analysis uses a chi-square statistical test. The results showed there was a correlation between visual fatigue with work tenure (????=0.033), nutritional status (????=0.011), sleep quality (????=0.033), and work hours (????=0.001) and there was a correlation between the occurrence of a minor injury with work hours (????=0.009) and visual fatigue (????=0.009). There was no correlation between visual fatigue with age (????=1.000), refractive abnormalities (????=0.231), and metabolic disease (????=1.000) with visual fatigue and no correlation between the occurrence of a minor injury with sleep quality (????=0.154). There are 12 workers (80%) who have experienced minor injuries in the last 3 months. Lacosta Desta Shoes can prevent and reduce the occurrence of minor injury toward workers through periodic visual health check-ups, work hours adjustment, and the provision of first aid kits in the shoe repair shops. 
Relationship Between Workers’ Knowledge and Attitudes With The Risk Of Work Accidents at 31 Rice Mill Centers in Kaway XVI Sub-District, West Aceh District. Yolanda Oktaria; Daru Lestantyo; Hanifa Maher Denny
J-Kesmas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat (The Indonesian Journal of Public Health) Vol 8, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/j-kesmas.v8i2.3570

Abstract

Risk is the probability that something occurs and has an impact on the goal. Risk is measured according to its likelihood and consequences of injury and illness as well as the severity of the damage or loss/injury. This study aims to analyze the factors of workers’ knowledge and attitudes towards the risk of work accidents in the informal sector. This study used a case-control method by comparing groups of workers who have experienced work accidents with those who have not experienced work accidents. The results showed that there was a relationship between occupational health and safety knowledge factors and the risk of work accidents in 31 rice milling centers with a p-value of 0.000 <0.05 and there was a relationship between workers' attitudes towards the risk of work accidents in 31 rice milling centers with a p-value of 000 <0.05. It suggests the need for socialization, education and information about risk factors of work accidents in 31 rice milling centers..
Pengetahuan tentang Keselamatan Kerja Ditinjau dari Inspeksi K3, Media Poster, Sikap dan Kondisi Supervisi: Studi Literatur Rafika Rafika; Daru Lestantyo; Suroto Suroto
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 2 (2021): Supp April 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i2.1344

Abstract

Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan organisasi terhadap kesadaran praktik kesehatan dan keselamatan kerja, penggunaan alat pelindung diri oleh karyawan dan lingkungan kerja yang ada di perusahaan garment. Penelitian ini dikembangkan pada aspek dan sikap praktis berdasarkan praktik kesehatan dan keselamatan dalam organisasi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan kriteria jurnal terbitan tahun 2016-2020. Berdasarkan jurnal yang berhasil dihimpun berkaitan dengan kecelakaan kerja, kurangnya pemahaman tentang penggunaan alat keselamatan kerja, dan tidak tersedianya alat keselamatan kerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan keselamatan kerja. Faktor tersebuat yaitu inspeksi K3 dan Media poster selain itu APD, sikap dan kondisi supervisi dan fasilitas perusahan juga mempengaruhi pengetahuan keselamatan kerja.
Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Praktik Higiene Sanitasi Pekerja Warung Makan Suroto Suroto; Daru Lestantyo
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i4.1677

Abstract

Perdagangan makanan jalanan memecahkan masalah sosial dan ekonomi utama di negara berkembang melalui makanan siap saji yang relatif murah. Namun, karena sifat informal dari perusahaan, kegiatan para praktisi tidak sepenuhnya diawasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perilaku penjamah makanan akibat praktik personal hygiene mereka. Perkiraan populasi terjangkau adalah 30 orang. Pemilihan sampel dengan teknik Purposive Sampling Pengukuran suhu tempat kerja menunjukkan bahwa area produksi masih di bawah Nilai Ambang Livit (TLV) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 5/2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) memiliki pengetahuan tentang sanitasi makanan dan masalah K3 termasuk dalam kategori baik. Hasil dari responden Sikap menunjukkan 12 peserta (40%) memiliki praktik kebersihan makanan yang baik, dan 11 (36,60%) sedang. Kami menemukan 6,66% sampel swab mengandung S aureus. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktek (p0,32)t diharapkan pihak berwenang setempat harus melakukan pengarahan keselamatan terkait penanganan makanan yang aman dan kesehatan kerja juga.