Daru Lestantyo
Bagian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Analisis Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Keadaan Darurat Kebakaran di Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Judea Satrio; Daru Lestantyo; Ida Wahyuni
Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2958.464 KB)

Abstract

The Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) is an urban mass and fast transit transportation system based on electric rail, which is characterized by its ability to carry large volumes of passengers quickly. In its operational service activities, the Jakarta MRT can experience a fire emergency situation. Therefore, a fire emergency response system is needed as an effort of occupational safety and health management in preventing and overcoming fire emergency situations that may occur. This study aims to analyze the fire emergency response system in the Jakarta MRT. This type of research is a descriptive study with a qualitative approach. The data were collected through direct observation and organized online in-depth interviews involving 4 main informants and 2 triangulation informants. The result of this study shows that the Jakarta MRT has a fire emergency response system that includes the fire emergency response policy, fire hazard identification, emergency response team, fire protection systems, life-saving facilities, fire emergency response training, emergency communications, fire safety inspection, fire emergency response procedure, investigation and report, and fire safety audit. However, there are still fire protection systems at the station and in the train that are not available and not in accordance with the applicable standards such as the fire control center, fire elevator, yard hydrant, sprinklers, fire extinguishers, smoke control system, firefighter access, and emergency safety hammer. The researcher suggests the Jakarta MRT provide fire protection systems that are not yet available and adjust the fire protection systems in accordance with applicable standards of laws and regulations.
Analisis Tingkat Kelelahan Berdasarkan Beban Kerja Fisik Perawat Di Ruang Isolasi Rumah Sakit X Saat Pandemi Corona Virus (Covid – 19) Ajeng Tri Pujiastuti; Daru Lestantyo; Ida Wahyuni; Siswi Jayanti
Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.783 KB)

Abstract

Rumah Sakit merupakan salah satu sektor kesehatan yang saat ini menjadi perhatian dengan adanya wabah  Covid – 19. Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang berperan penting pada masa pandemi ini. Hal ini disebabkan asuhan keperawatan yang dilakukan 24 jam setiap hari. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan. Kelelahan merupakan  keadaan pelemahan kegiatan, motivasi, dan aktivitas fisik. Apabila tidak segera ditangani, kelelahan akan terakumulasi dan mempengaruhi derajat kesehatan perawat. Tujuan penelitian untuk menganalisis tingkat kelelahan berdasarkan beban kerja fisik.pada perawat di ruang isolasi Rumah Sakit X saat pandemi Corona Virus (Covid – 19). Desain penelitian ini adalah  kualitatif dengan analisis deskriptif. Subjek penelitian  13 orang perawat sebagai informan utama dengan menggunakan wawancara mendalam, lembar observasi SNI Beban Kerja Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi, dan kuisioner IFRC dan 1 informan triangulasi dengan wawancara mendalam.Terdapat 10 perawat dengan beban kerja fisik sedang dan 3 perawat dengan beban kerja fisik ringan. Terdapat 7 perawat mengalami kelelahan tingkat sedang dan 6 perawat mengalami kelelahan tingkat ringan. Perbedaan beban kerja dan tingkat kelelahan disebabkan  aktivitas perawat yang beragam dan jumlah pasien yang diberi asuhan keperawatan berbeda antar perawat. Selain itu disebabkan oleh penggunaan APD berupa hazmat dan  masker N95 yang menyebabkan sulit bernafas sehingga perawat menjadi cepat lelah meskipun beban kerja ringan. Peregangan tubuh ketika  istirahat, pemberian makanan dan minuman yang cukup dan pengaturan ulang  jam kerja diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat memiliki beban kerja fisik sedang dan kelelahan tingkat sedang.Kata Kunci : Perawat , Beban Kerja Fisik, Tingkat Kelelahan
Studi Mengenai Persepsi Safety Driving pada Pengemudi Ojek Online Lydia Afifah Kamilya Hartoyo; Hanifa M. Denny; Daru Lestantyo
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.056 KB)

Abstract

Berdasarkan laporan WHO 1,3 juta orang meninggal akibat kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki, pesepeda dan pengendara motor. Perilaku berkendara seseorang tergantung dari bagaimana persepsi berkendara pengendara itu sendiri. Penyebab lain terjadinya kecelakaan lalu lintas dikarenakan kesalahan pengendara seperti melawan arah, menerobos traffict light, menerobos trotoar untuk pejalan kaki dan tidak menggunakan lampu sein saat berbelok atau berpindah. Tingginya angka kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan pengendara itu sendiri membuktikan masih rendahnya persepsi positif tentang keselamatan berkendara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas (beban kerja, kelelahan, stres kerja, kondisi lalu lintas) dengan persepsi safety driving. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Populasi penelitian ini yaitu ‘Komunitas Ojek Online X’ di Kota Semarang. Sampel penelitian ini sebanyak 115 orang pengemudi diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk googleform. Hasil p-value variabel bebas beban kerja 0,004; kelelahan 0,000; stres kerja 0,000; dan kondisi lalu lintas 0,000 dengan α<0,05.  Terdapat hubungan antara beban kerja, kelelahan, stress kerja, kondisi lalu lintas dengan persepsi safety driving pada pengemudi ojek online. Beban kerja, kelelahan, stres kerja dan kondisi lalu lintas secara simultan memiliki korelasi dengan persepsi safety driving.
Factors Affecting the Hydration Status of Foundry Workers Vidya Jihan Permatasari; Yuliani Setyaningsih; Daru Lestantyo
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 6 (2024): Volume 4 Nomor 6 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i6.14756

Abstract

ABSTRACT Hydration status is a description of the conditions of workers when they lack fluid intake after work, one of which is due to the temperature of the workspace that exceeds the threshold value.This study aims to determine the effect of respondent characteristics and workspace temperature on hydration status in PT X metal foundry workers. This type of research is explanatory quantitative research with a cross sectional approach. The population in this study were PT X metal foundry workers, who were taken using purposive sampling technique, and obtained a sample of 69 people. Respondent data collection related to age, nutritional status, length of service, and volume of water intake using a questionnaire, workspace temperature data obtained through Questamp measurements, and hydration status data obtained through urine color tables. Data analysis included univariate analysis and bivariate analysis, using the spearman rank test and chi-square test. The results showed that the majority of workers were dehydrated. It was found that age, tenure, nutritional status, and heat had no correlation with hydration status. While between water intake and hydration status (p = 0.006) indicates that there is a relationship between the volume of water intake and hydration status, with the direction of the strength is not strong enough and a negative linear pattern. The conclusion obtained from this study is that there is an effect of hydration status on the volume of water intake with a negative correlation direction, while other independent variables are not related to the hydration status of metal foundry workers of PT X. Keywords: Heat Temperature, Hydration Status, Metal Casting
Studi Kualitatif Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Petugas Instalasi Gizi Rumah Sakit pada Program Pencegahan Infeksi Daru Lestantyo; Zahroh Shaluhiyah; Siswi Jayanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 3 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 3, Agustus 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i3.74

Abstract

Latar belakang: Infeksi yang terjadi saat seseorang menjalani perawatan medis saat ini menjadi perhatian banyak rumah sakit. Selain faktor resistensi kuman, perilaku petugas medis merupakan faktor risiko yang diduga menyebabkan kejadian tersebut. Perilaku yang dimaksud pada umumnya terkait dengan sanitasi dan higiene pribadi serta aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku K3 staf instalasi gizi rumah sakit dalam menunjang program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Metode: Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Informan dipilih dengan teknik purposive dari populasi terjangkau. Informan utama sejumlah 6 orang dan informan triangulasi sejumlah 3 orang. Hasil: Pengukuran suhu tempat kerja menunjukkan bahwa area produksi menunjukkan suhu tertinggi dibanding area pemorsian. Mayoritas informan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap aspek K3 di tempat kerja. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa praktik K3 petugas belum dilakukan sesuai standar. Penggunaan APD dan kepatuhan terhadap prosedur yang aman menjadi aspek yang paling banyak teramati. Kesimpulan: Diharapkan institusi rumah sakit dapat melakukan brifing dan evaluasi terarah terhadap pelaksanaan safe food handling dan K3 untuk pencegahan infeksi. Kata Kunci: Infeksi nosokomial, Instalasi Gizi rumah sakit, Lingkungan Kerja, Perilaku K3 Qualitative Study of Safety and Health Behavior of Hospital Food Handler Towards Infection Prevention and Control Program Background: Hospital associated infection was considered as the most common threat for hospitalized patient. Indonesia Ministry of Health's had officially issued the infection prevention program in 2017. Nowadays the implementation was considered to be evaluate facing the new global standard of hospital safety and facility management. This study aimed to analyze health and safety behavior amongs hospital kitchen staff in supporting the Infection Prevention and Control program (IPC). Method: The research was conducted qualitatively by observation and in-depth interview method. Informants were selected using the purposive technique from targeted population. The main informants were 6 people of food handlers and the triangulation informants were 3 people from kitchen head and supervisors. Result: Workplace indoor temperature of production area was 310C. This was relatively high compared to Indonesian Regulation. In-depth interview result indicate that majority of informants have good knowledge and attitude towards personal hygiene and sanitation. The observations showed that some participants did not comply safe operational procedure. The use of PPE and their compliance with safe procedures are the most important observed aspects. Conclusion: It is expected that hospital institutions can conduct routine briefing and make deep evaluation of the safe food handling practice, safety procedure and infection prevention thoroughly. Keywords: Food safety, hospital acquired infections, hospital kitchen, safety behavior
Experimental Studies at Company X: Provision of Media Posters and K3 Inspections on Knowledge of Worker Safety in the Warping Section Rafika Rafika; Daru Lestantyo; Suroto Suroto
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 3: September 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.714 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i3.795

Abstract

The purpose of this study was to analyze the effect of giving poster media and K3 inspection on the safety knowledge of workers in the warping section at PT X. This study used a quasi-experimental type of research. This research was conducted at a convection industry company, namely PT X which is prone to work accidents from the results of a survey conducted by researchers. There are 62 employees in the warping division, namely 18 women and 44 men. Respondents in this study had a minimum age of 21 years and a maximum of 51 years with an average age of 33,32258 years. The majority of respondents have a high school education, which is 52 people (83.9%). Then there are 8 people with junior high school education (12.9%), and 2 people with S1 (3.2%), with a total of 62 people (100%). The average respondent worked for 8,2903 years, the minimum respondent worked 1 year and a maximum of 19 years. This means that 62 respondents have standard work experience of 8 - 9 years. Results of this study indicate that the provision of a Media Poster has an effect on Occupational Safety Knowledge. There is a positive influence between the Provision of Media Posters on Occupational Safety Knowledge. K3 Inspection of Occupational Safety Knowledge. K3 inspection has a positive effect on Occupational Safety Knowledge. Meanwhile, education, age and years of service as confounding variables have no effect on employee safety knowledge.Penelitianini bertujuan untuk mengetahuipengaruh pemberian media poster dan inspeksi K3 terhadap pengetahuan keselamatan kerja pada pekerja di bagian warping di PT X. Jenis dari penelitian ini adalah kuasi eksperimental. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industry konveksi yaitu PT X yang mana rentan terjadi kecelakaan kerja dari hasil survey yang dilakukan peneliti. Karyawan bagian warping adalah 62 orang yaitu 18 perempuan dan 44 laki-laki. Responden pada penelitian ini memiliki umur minimal 21 tahun dan maksimal 51 tahun dengan rata-rata berumur 33,32258 tahun.  Responden mayoritas berpendidikan SMA yaitu berjumlah 52 orang (83,9%). Kemudian mereka yang berpendidikan SMP ada 8 orang (12.9%), dan S1 ada 2 orang (3.2%), dengan total 62 orang (100%). Rata-rata responden bekerja selama 8,2903 tahun, minimal responden bekerja 1 tahun dan maksimal 19 tahun. Hal ini berarti dari 62 responden mereka memiliki pengalaman kerja standar 8 - 9 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Media Poster berpengaruh terhadap Pengetahuan Keselamatan Kerja. Terdapat pengaruh positif antara Pemberian Media Poster terhadap Pengetahuan Keselamatan Kerja. Inspeksi K3 terhadap Pengetahuan Keselamatan Kerja, Inspeksi K3 berpengaruh positif terhadap Pengetahuan Keselamatan Kerja. Sedangkan Pendidikan, usia dan masa kerja sebagai variable perancu tidak memiliki pengaruh terhadap Pengetahuan Keselamatan Kerja karyawan.
GREEN TOBACCO SICKNESS PADA PETANI TEMBAKAU: LITERATURE REVIEW Athian Syamsul Arisi; Antono Surjoputro; Daru Lestantyo
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 14 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v14i1.858

Abstract

Latar Belakang: Green Tobacco Sickness merupakan keracunan nikotin pada petani tembakau yang disebabkan oleh penyerapan nikotin dari daun tembakau basah melalui kulit pada saat memanen tembakau. Green Tobacco Sickness ditandai dengan mual, muntah, sakit kepala, pusing, sera gangguan saraf lainnya. Kejadian ini sering terjadi karena kurangnya pengetahuan petani dalam mencegah terjadinya Green Tobacco Sickness.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko serta pencegahan terjadinya green tobacco sickeness pada petani tembakau.Metode: Literature review dengan cara menelaah, mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, serta menyajikan artikel yang telah disusun dengan merangkum topik dari data sekunder berupa pencarian pada Taylor and Francis, PubMed, Elsevier, MDPI, dan BMC Public Health.Hasil:  Berdasarkan hasil penelusuran terdapat 218 artikel yang sesuai dengan kata kunci dengan rentang waktu 2012-2022 dan 10 artikel dianggap relevan. Ditemukan tiga tema yaitu Green Tobacco Sickness (GTS) pada Petani Tembakau, Faktor Risiko Green Tobacco Sickness pada Petani Tembakau, dan Cara Penanggulangan Green Tobacco Sickness pada Petani Tembakau.Kesimpulan: Green Tobacco Sickness menjadi penyakit yang sangat berisiko dialami oleh petani akibat paparan daun tembakau secara langsung dan dapat dicegah dengan cara menggunakan alat pelindung diri dan peningkatan pengetahuan serta kesadaran petani tembakau terkait bahaya paparan daun tembakau secara langsung dan pentingnya penggunaan APD.
Faktor Risiko Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Pengelasan Mutia Verliza; Daru Lestantyo; Heru Prastawa
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14612

Abstract

ABSTRACT Welding is one of several jobs that contributes to work-related accidents and illnesses. The process carried out in this work is the process of making metal structures by cutting, bending and joining, as well as polishing, painting or coating metal pieces which is also in line with other processes. Various risks of work accidents during welding can be caused by unsafe acts and these unsafe acts can be influenced by several factors. This research aims to determine the faktors related to unsafe actions. The method used in this research is a literature review which uses 10 reference journals originating from Google Scholar, Research Gate, Springer and other journal publications with a range of publication years in the last 10 years, namely from 2014 to 2024. The results of this research show that the Factors that influence unsafe actions among welding workers are attitude, knowledge, character and availability of PPE. it can be concluded that there are many factors that influence unsafe actions among welding workers. Therefore, it is recommended that companies provide complete PPE, provide training and tighten security to reduce the risk of unsafe actions that can cause work accidents. Keywords: Welding, Unsafe Act, Attitude, Knowledge, availability of PPE  ABSTRAK Pengelasan (welding) merupakan satu diantara beberapa pekerjaan yang memberikan kontribusi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Proses yang dilakukan pada pekerjaan ini yaitu proses pembuatan struktur logam dengan memotong, membengkokkan, dan menyambung, serta memoles, pengecatan atau pelapisan potongan logam yang juga sejalan dengan proses lainnya. Berbagai risiko kecelakaan kerja pada pengelasan tersebut dapat disebabkan adanya unsafe act (tindakan tidak aman) dan Tindakan tidak aman tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan Tindakan tidak aman.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review yang menggunakan 10 jurnal acuan yang berasal dari google scholar, research gate, springer dan publikasi jurnal lainnya dengan rentang tahun publikasi 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2014 hingga tahun 2024.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Tindakan tidak aman pada pekerja pengelasan adalah sikap, pengetahuan, karakter, dan ketersediaan APD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi Tindakan tidak aman pada pekerja pengelasan.  Oleh karena itu disarankan kepada perusahaan untuk dapat menyediakan APD secara lengkap, mengadakan pelatihan, dan memperketat keamanan guna mengurangi risiko terjadinya Tindakan tidak aman yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Kata Kunci: Pengelasan, Tindakan Tidak Aman, Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan APD
Perbandingan Perilaku Keamanan Berkendara Dengan Metode Edukasi Audiovisual Pada Siswa SMA Di Kecamatan Semarang Selatan Medias Fadjri A; Hanifa Maher Denny; Daru Lestantyo
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 2 No. 1 (2024): JULI 2024
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v2i1.10374

Abstract

Kecelakaan lalu lintas menjadi pemasalahan serius di Indonesia. Tingkat pengetahuan mengenai perilaku berkendara aman yang rendah menjadi hal yang penting untuk segera dilakukan suatu intervensi. Intervensi yang dapat dilakukan salah satunya dengan memberi sosialisasi mengenai Safety Riding. Objek penelitian merupakan Siswa SMA di Kecamatan Semarang Selatan. Tujuan dari penelitian ini guna melakukan analisis perbandingan perilaku keamanan berkendara dengan metode edukasi audiovisual pada siswa SMA di Kecamatan Semarang Selatan sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi. Penelitian kuantitatif ini berdesain penelitian eksperimental metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Tujuh puluh dua siswa dan siswi menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket. Penelitian diawali dengan pre-test kemudian pemutaran video dan dilakukan post-test dengan angket yang sama. Uji analisis data yang dilakukan adalah uji non parametrik Wilcoxon dan uji parametrik berpasangan sampel T. Hasil analisis uji non parametrik Wilcoxon diperoleh nilai p value sebesar 0,001 dan hasil analisis uji Paired Sample T-test diperoleh angka 0,001 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penyuluhan metode audio visual safety riding terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik berkendara siswa. Peneliti memberikan saran bagi pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi mengenai perilaku safety riding serta aturan-aturan lalu lintas dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian satuan lalu lintas