Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dampak Sekat Kanal Terhadap Fluktuasi Muka Air Tanah Pada Lahan Gambut di Kabupaten Kubu Raya – Provinsi Kalimantan Barat Rossie Wiedya Nusantara; Rinto Manurung; Ismahan Umran; Stella Padagi; Umi Lestari
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 2 (2023): April 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.2.393-402

Abstract

Dalam pengelolaan lahan gambut, muka air tanah harus menjadi perhatian utama, baik dalam kondisi alami maupun terdegradasi. Upaya pemulihan lahan gambut terdegradasi yaitu melakukan pembasahan kembali dengan pembangunan sekat kanal. Pembasahan kembali lahan gambut terdegradasi diharapkan dapat mempertahankan muka air tanah pada lahan gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fluktuasi kedalaman muka air pada lahan gambut dengan sekat kanal yang dibangun pada tahun 2019 dan 2020 (SK19 dan SK20), tanpa sekat kanal (TSK) dan hutan sekunder (HS) di Desa Kubu Padi Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya. Metode pengambilan sampel menggunakan metode boring dan pengukuran lapangan untuk pengamatan kedalaman muka air tanah menggunakan piezometer. Penentuan titik pengamatan 4 lokasi penelitian yaitu SK19, SK20, TSK, dan HS berjumlah 24 titik (4 lokasi x 6 ulangan). Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu kedalaman muka air tanah, kedalaman muka air saluran, bobot isi, kadar air tanah dan porositas total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman muka air tanah paling dangkal yaitu 12,19 cm terdapat di SK20 dan kedalaman muka air tanah paling dalam yaitu 52,61 cm terdapat di TSK, sedangkan di SK19 kedalaman muka air tanahnya yaitu 30,38 cm dan di HS kedalaman muka air tanahnya 31,61 cm. Kedalaman gambut di lokasi penelitian tergolong sangat dalam yaitu >300 cm. Rata – rata kedalaman muka air saluran di SK19 yaitu 24,33 cm, di SK20 yaitu 6,17 cm dan di TSK yaitu 47,49 cm. Bobot isi TSK (0,12 g/cm3) lebih tinggi dari SK19 (0,11 g/cm3), SK20 (0,11 g/cm3), dan HS (0,10 g/cm3). Porositas total HS (93,45%) lebih tinggi dari SK19 (91,07%), TSK (92,06%) dan SK20 (92,63%). Kadar air tanah tertinggi pada SK20 yaitu 744, 43% dan terendah yaitu 532,95% di TSK, sedangkan kadar air di SK19 dan HS yaitu 646,08% dan 622,14%.
STUDI STATUS HARA NITROGEN, FOSFOR, DAN KALIUM UNTUK TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) PADA LAHAN PASANG SURUT DI DESA SUNGAI KAKAP KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA suryati suryati; asrifin aspan; ismahan umran
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.9637

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status unsur hara N, P dan K di lokasi penelitian untuk pengembangan padi beserta rekomendasi pemupukannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Kakap dengan luas 7 ha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Variabel pengamatan meliputi : N-total, P-tersedia, K-dd, pH, uji pirit, dan perhitungan kebutuhan pupuk. Hasil analisis menunjukkan bahwa status unsur hara N tergolong tinggi yaitu 0,51-0,74%, P tergolong sangat rendah sampai sedang yaitu 2,84-18,57 ppm dan K tergolong tinggi sampai sangat tinggi yaitu antara  0,62-1,26 cmol (+) kg-1, pH pada masing-masing lokasi penelitian tergolong masam bekisar 4,53-5,13, terdapat pirit dalam kategori tidak berbahaya. Rekomendasi pemupukan pada masing-masing lokasi yaitu A (258 kg Urea/ha, 64 kg SP36/ha, 18,98 kg KCL/ha), B (267 kg Urea/ha, 101 kg SP36/ha, 17,1 kg KCL/ha), C (255 kg Urea/ha, 118 kg SP36/ha, 10,52 kg KCL/ha), D (258 kg Urea/ha, 82 kg SP36/ha, 19,62 kg KCL/ha), E (257 kg Urea/ha, 112 kg SP36/ha, 18,05 kg KCL/ha), F (267 kg Urea/ha, 151 kg SP36/ha, 30,58 kg KCL/ha), G (265 kg Urea/ha, 133 kg SP36/ha, 24,32 kg KCL/ha). Kata Kunci : Lahan Pasang Surut, Padi, Sawah, Status Unsur Hara, Rekomendasi Pemupukan.