This Author published in this journals
All Journal Wahana Teknik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DESAIN SEPARATOR NATURAL GAS DENGAN KAPASITAS 0,79 M3, TEMPERATURE 60 C, TEKANAN 21 KG/CM2G Sutrisno Sutrisno; Agus Didik Setiawan
Wahana Teknik Vol 4 No 1 (2015): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.823 KB)

Abstract

Dalam merancang separator (pressure vessel) untuk tahap awal adalah mendefinisikan separator tersebut dengan kapasitas dan tekanan kerja serta menentukan dimensi awal separator yang aman dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Gresik. Proses perancangan separator (Pressure vessel) harus mempertimbangkan fungsi, nilai estetika dan lingkungan kerja pada bejana. Beban yang terjadi pada bejana tekan antara lain tekanan desain, beban angin, dan beban gempa.Separator ini dirancang menggunakan standar ASME VIII, sedangkan bahan yang digunakan adalah baja karbon berbentuk silinder atau pipa untuk shell dan nozzle dengan diameter 650 mm dan tebal dinding shell 9,8 mm dan tebal head 9,7 mm, inside diameter nozzle 146,4 mm tebal 6,26 mm, inside diameter nozzle 3,91 mm dengan tebal 3,4 mm, tebal support 7 mm.Hasil perhitungan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1)  Shell menggunakan A515 Grade 60 dengan ukuran Ø 650 x 2180 x 10. 2) Head menggunakan A515 Grade 60 dengan ukuran Ø 650 x 300 x 10. 3) Nozzle menggunakan SA 106 dengan ukuran Ø 146,4 x 380 x 6,26. 4) Nozzle menggunakanSA 106 dengan ukuran Ø 18,9 x 330 x 3,4. 5) Support menggunakan SA 106 dengan ukuran L 90 x 90 x 7.Kata kunci: desain, separator, natural, gas
ANALISA KEKUATAN MATERIAL DAN UMUR CHAINMILL CRUSHER Sutrisno Sutrisno; Maulana Mustamiskin
Wahana Teknik Vol 3 No 1 (2014): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4666.461 KB)

Abstract

P.T Wilmar Nabati Indonesia Gresik memiliki plant yang memproduksi NPK fertilizer. Sistem produksi tersebut memiliki banyak equipment yang harus beroperasi secara baik sehingga dapat menjamin keberlangsungan produksi NPK.  Salah satu equipment yang dipakai Dalam system produksi tersebut adalah Chain Mill Crusher. Chain Mill Crusher PT. Wilmar Nabati Indonesia sering mengalami pergantian secara tidak terjadwalkan. Hal ini membuat peneliti merasa perlu untuk mengangkat masalah ini dengan tujuan untuk mengetahui penyebab sering digantinya Chain Mill Crusher tersebut.Penelitian ini melakukan beberapa pengujian secara bertahap agar faktor penyebab kerusakan Chain Mill Crusher dapat diketahui. Pengujian tersebut antara lain pengujian komposisi material, hardness dan struktur mikro.Dari hasil analisa komposisi material, hardness, dan struktur mikro dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. 1) Hardness Chain Mill Crusher A sebesar 43,59 HRC dan ditandai dengan hasil analisa unsur Carbon (C) yaitu 0,271% lebih besar disbanding dengan Hardness Chain Mill Crusher B sebesar 27,59 HRC dan ditandai dengan hasil analisa unsur Carbon (C) yaitu 0,207%. 2) struktur milkro terlihat fasa perlit Chain Mill Crusher A lebih banyak daripada Chain Mill Crusher BKata kunci: Chain Mill Crusher , komposisi material, hardness, struktur mikro
ANALISA PENGARUH NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN EFISIENSI KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR BAKAR 4 STROKE DENGAN TEKNOLOGI INJECTION 150cc Sutrisno Sutrisno; Setya Nugraha
Wahana Teknik Vol 6 No 1 (2017): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1827.571 KB)

Abstract

Analisa pengaruh nilai oktan terhadap emisi gas buang dan efisiensi konsumsi bahan bakar pada mesin motor bakar 4 stroke dengan teknologi injection 150cc, mengtahui seberapa besar kadar oktan terhadap emisi gas buang yang dihasilkan serta konsumsi bahan bakar yang di habiskan saat berkendara.Penelitian ini menggunak 3 sampling bahan bakar yang masing-masing berkadar oktan berbeda seperti premium 88, pertalite 90, dan pertamax 92.konsumsi efisien membandingkan konsumsi bahan bakar dengan rumus-rumus yang ada.Dilakukan uji emisi gas buang di laboratorium PT GLOBAL QUALITY ANALITICAL, Menggunakan mesin AUTOCHEK untuk mengetahui kadar polutan yang keluar dari pembakaran mesin injection.Dari analisa diatas hasil uji emisi gas buang dapat disimpulkan untuk uji emisi menggunakan pertamax yang memepunyai kadar oktan 92 jauh lebih bagus dan pembakaran lebih sempurna dari pada menggunakan premium 88 ataupun pertalite 90, kadar polutan yang dihasilkan juga baik,serta konsumsi bahan bakar jauh lebih irit menggunakan kadar oktan yang tinggi.Kata kunci: Oktan, Emisi Gas Buang, Efisiensi 
ANALISA PENGARUH TEMPERATUR AIR LAUT TERHADAP EFISIENSI PENDINGINAN PADA COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI PLTU UNIT 1 PT. PJB UP GRESIK Sutrisno Sutrisno; Mohammad Ridwan Efendi
Wahana Teknik Vol 7 No 1 (2018): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.59 KB)

Abstract

PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik (UP Gresik) merupakan salah satu unit pembangkit listrik yang dalam proses produksinya dihasilkan oleh tenaga uap dan gas. pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) memiliki beberapa komponen utama seperti boiler, turbin, generator, condenser dan pompa. Untuk penunjang operasional produksi, unit pembangkit didukung oleh beberapa alat bantu, salah satunya cooling water heat exchanger yang berfungsi sebagai media pendingin dalam siklus pembangkitan, serta berperan penting untuk menjaga kestabilan temperatur di tiap peralatan, maka dalam hal ini analisa efisiensi pendinginan sangat diperlukan untuk menjaga agar unit pembangkit tetap beroperasi secara maksimal.Perhitungan efisiensi heat exchanger dilakukan di PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik khususnya untuk PLTU Unit I selama tiga bulan yang bertujuan untuk mengetahui temperatur air laut yang digunakan sebagai media pendinginan di dalam cooling water heat exchanger serta menganalisa pengaruh temperatur air laut terhadap efisiensi pendinginan yang digunakan untuk mendinginkan alat-alat bantu. Analisa yang dilakukan dalam menghitung efisiensi pendinginan menggunakan variabel temperature inlet and outlet pada cooling water dan sea water.Hasil perhitungan sesuai data spesifikasi menunjukkan beban kerja yang digunakan pada cooling water heat exchanger sebesar 7,37 MW dengan efisiensi sebesar 80,8 %. Temperatur air laut yang efisien untuk digunakan sebagai media pendinginan di dalam cooling water heat exchanger adalah 33,12 sehingga batasan operasi temperatur air laut yang diizinkan untuk dapat digunakan sebagai media pendinginan antara 33 s/d 35.Kata kunci: efisiensi, temperatur, inlet, outlet, cooling water, sea water.