This Author published in this journals
All Journal Wahana Teknik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OPTIMALISASI GEOMETRI PAHAT HSS PADA PROSES FINISHING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DI MESIN BUBUT Sutrisno; Koko Setiyono
Wahana Teknik Vol 5 No 1 (2016): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.778 KB)

Abstract

Proses finishing adalah salah satu proses yang menentukan hasil akhir dari suatu proses permesinan di mesin bubut. Dalam penelitian ini akan memberikan 3 pahat finishing HSS dengan geometri yang berbeda dan memberikan 3 variasi putaran dan feeding yang berbeda pula. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja S45C dengan alat pengukur kekasaran tipe TR 100 Surface Roughness.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi geometri pahat finishing HSS antara pahat finishing standart (SOP) dengan pahat modifikasi dengan radius pahat 10 mm dengan pemberian alur geram. Metode penelitian ini adalah eksperimental (experiment research), dengan pemberian putaran mesin 90 rpm dan 112 rpm dengan variasi feeding 0,10 mm/put, 0,125 mm/put dan 0,14 mm/put pada setiap pahat uji coba.Hasil penelitian didapat bahwa dengan pemberian radius yang lebih besar dan alur geram didapatkan hasil ukuran kekasaran permukaan rata-rata 1,2 dan hasil hitung rata-rata 0,8 serta mempunyai efesiensi waktu 2-3% lebih cepat dari geometri pahat finishing standart.Kata kunci: geometri, pahat, finishing, mesin
Analisa Pengaruh Variasi Arus Pengelasan SMAW dengan Elektroda E7018 terhadap Kekuatan Tarik pada Baja JIS G3113 Agus Setiyo Umartono; Sutrisno; Asman Latif
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah studi eksperimen dengan judul Analisa Pengaruh Variasi Arus Pengelasan SMAW Dengan Elektroda E 7018 Terhadap Kekuatan Tarik Baja JIS G3113. Proses pengelasan SMAW sangat erat hubungannya dengan deffect yang mempengaruhi sifat. Pada proses pengelasan kualitas hasilnya dipengaruhi oleh energi panas yang masuk (Heat Input) yang dipengaruhi tiga parameter yaitu arus las,tegangan las, dan kecepatan pengelasan. Maka untuk hasil yang optimal perlu memperhatikan sifat-sifat bahan dan Heat Input. Pada penelitian ini dilakukan proses pengelasan pada material JIS G3113 tebal 9 mm dan 13 mm, dengan elektroda las E 7018 diameter 3.2 mm posisi 1G dengan variasi Heat Input. Variasi Heat Input dilakukan dengan cara merubah arus dari 90 A, 110 A, dan 130 A. Proses pengelasan ini berdasarkan standart ASME IX dan pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik dan foto struktur mikro. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan Heat Input semakin besar pula nilai kekuatan tarik. Kata Kunci: Heat, input, pengelasan, kekuatan, tarik.
Pengaruh Temperatur Heating pada Baja SUP 9-A terhadap Supllier JTS (Jatim Taman Steel) Akhmad Ashri Kharismasuddin; Agus Setiyo Umartono; Sutrisno
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persaingan dunia industri manufaktur di pasar global sangat ketat sehingga diperlukan banyak improvement dalam menciptakan efisiensi proses produksi sehingga dapat menekan biaya produksi. Pada penelitian ini akan dianalisa pengaruh temperatur pada proses heating baja SUP 9A terhadap supplier baru dari JTS (Jatim Taman Steel), sebelumnya dipenuhi oleh Indobaja, dengan tiga variabel temperatur yang berbeda pada proses heating untuk mengetahui berapa standart minimal proses heating untuk mendapatkan hardness, komposisi kimia, dan struktur mikro yang layak. Material baja SUP 9A dengan dimensi 70 mm x 10 mm x 1.250 mm sebanyak 3 spesimen dimasukkan ke dalam tungku furnace selama 15 menit dengan temperatur uji masing-masing 810°C, 850°C dan 880°C. Setelah itu didinginkan secara mendadak menjadi 80°C dengan menggunakan oli melalui proses quenching selama 5 menit. Hal ini menjadikan struktur dari austenite menjadi martensite. Setelah itu dipanaskan kembali dengan proses tempering dengan suhu 470°C selama 90 menit. Setelah waktu pemanasan material tercapai, material spesimen dikeluarkan dari samping pintu tempering furnace untuk dilakukan pengujian kekerasan dengan memotong spesimen atau bahan uji untuk dilakukan pengujian yaitu 2 bagian untuk pengujian kekerasan, dan 1 bagian untuk pengujian struktur mikro. Untuk menghindari kegagalan proses tempering pada baja SUP 9A, ketiga spesimen dengan temperatur heating yang berbeda selalu dicek HBD (Hardness Brinnell Diameter) nya dengan standar 2,95-3,00 dan Hardness Vicker dengan standart 455-508 HV dan diproses untuk pembuatan pegas daun. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini ialah bahwa temperatur saat proses heating pada baja SUP 9A adalah 810°C dengan holding time dalam tungku selama 15 menit sangat berpengaruh pada kualitas dan daya tahan spring saat digunakan. Penyebab terjadinya kegagalan dalam proses heating karena suhu/temperatur yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan terjadinya OH (over heat) pada material dan mengakibatkan tidak tercapainya standart minimal hardness 455-508 HV pada baja SUP 9A. Kata Kunci: Heat treatment, Quenching, Tempering, Hardness, Struktur Mikro.