p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Wahana Teknik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISA KEGAGALAN PROSES HEAT TREATMENT BAJA SUP-9 PADA PEMBUATAN PEGAS DAUN Agus Setiyo Umartono; Subhan Awali
Wahana Teknik Vol 4 No 1 (2015): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3145.129 KB)

Abstract

Persaingan dunia industri manufaktur pada pasar global sangat ketat sehingga diperlukan banyak improvement yang dapat menciptakan efisiensi pada proses produksi dan pada akhirnya dapat menekan biaya produksi. Penelitian ini menganalisa mengapa terjadi kegagalan proses heat treatment baja SUP-9 pada pembuatan pegas daun yaitu kekerasannya di bawah 424-490 HV sehingga diketahui penyebab kegagalan proses heat treatment.Sebelum proses treatment dilakukan pengujian awal yaitu sifat mekanis (hardness) dan struktur mikro. Setelah proses treatment diambil sampel setelah proses quenching, dan setelah proses tempering untuk kembali dilakukan pengujian sifat mekanis (hardness) dan struktur mikronya.Hasil pengujian setelah proses quenching dan tempering pada supliyer Jatim Steel dinyatakan reject atau not good. Dengan diketahui hasil pengujian maka didapat kesimpulan bahwa penyebab terjadinya kegagalan proses heat treatment baja SUP-9 adalah karena hardness kurang dari 300 HV dan belum adanya pengujian awal pada raw material. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pemilihan material baja SUP-9 yang bisa dipakai untuk proses heat treatment pada proses pembuatan pegas daun sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan produktifitas meningkat.Kata kunci: kegagalan, heat, treatment, pegas, daun
ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M3/JAM Agus Setiyo Umartono; Ahmad Ali Fikri
Wahana Teknik Vol 5 No 1 (2016): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.245 KB)

Abstract

Pompa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. PT. Karunia Alam Segar Gresik menggynakan alat ini untuk memindahkan fluida, salah satunya Natrium Hidroksida (NaOH) yang berfungsi untuk keperluan water treatment, yaitu regenerasi air bebas mineral untuk ketel uap. Kebutuhan pompa yang digunakan untuk mengalirkan fluida Natrium Hidroksida (NaOH) ialah yang mampu menghasilkan kapasitas sebesar 60 m3 /jam, dimana saat ini hanya mampu menghasilkan 38.6 m3/jam. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1) Menghitung ulang head instalasi. 2) Memilih tipe pompa yang sesuai dengan kebutuhan.Dari hasil perhitungan dan pembahasan, ditentukan debit aliran sebesar 60 m3/jam atau 1 m3/menit. Sehingga diperoleh hasil perhitungan yaitu: 1) diameter pipa 80 mm, mayor head losses 79 m, friction factor pipa dan peralatan 12,66 m, dan total head pompa adalah sebesar 96,8 m. 2) Dipilih pompa PENTAIR AURORA 3800 SERIES SINGLE STAGE END SUCTION model 3804 dengan dimensi 2 x 3 x 11L, dengan 2950 r/min menggunakan motor induksi 3 phase 30 HP, 230/460 V, 50 Hz.Kata kunci: analisis, kapasitas, pompa
PERENCANAAN MESIN TEPUNG UBI JALAR DENGAN KAPASITAS 3OOKG/JAM Agus Setiyo Umartono; Suryo Budi Utomo
Wahana Teknik Vol 3 No 1 (2014): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6900.067 KB)

Abstract

Kurang lebih tujuh puluh persen penduduk Indonesia bermata pencaharian pada sektor pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial dijadikan altematif pengganti terigu adalah ubi jalar. Saat ini, permintaaan akan tanaman holtikultura khususnya ubi jalar terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan juga kesadaran penduduk akan pemenuhan gizi. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk merencanakan suatu alat agar proses pembuatan tepung ubi jalar menjadi lebih mudah.Tahapan dalam perencanaan mesin tepung ubi jalar ini terdiri dari analisa kebutuhan, penyusunan bahan teknis produk, dan perencanaan konsep produk. Sumber data yang diperoleh dari perencanaan ini berasal dari data primer yaitu meninjau secara langsung ke tempat pembuatan tepung ubi jalar skala besar maupun kecil, data sekunder diperoleh dari studi pustaka dengan mempelajari elemen mesin apa dapat yang digunakan Dalam merencanakan mesin tersebut. Spesifikasi perencanaan mesin tepung ubi jalar ini menggunakan material stainless steel AISI 304 pada poros, poros screw dan rumah screw dengan kekuatan tarik ð 53 kg/mm2. Menggunakan daya 0,447 kW, putaran poros 1.400 rpm. Panjang rumah screw 450 mm, diameter screw 150 mm, diameter poros screw 25 mm. Perencanaan rumah screw menggunakan pelat stainless steel dengan ketebalan 3 mm. Bantalan yang dipilih untuk poros screw adalah bantalan gelinding, dengan nomor 6205 kapasitas dinamik spesifikasi (C) 1.100 kg dan umur nominal (Lh) 7.924.637,89 jam. Hasil spesifikasi di atas dapat menghasilkan mesin tepung ubi jalar yang baik dan dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.Kata kunci: Screw, Press, Tepung, Ubi Jalar
PERHITUNGAN KEANDALAN BELT CONVEYOR SYSTEM UNTUK ALAT ANGKUT BATUBARA DI PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI PLTU PACITAN Agus Setiyo Umartono; Muclas Bagus Rahmanto
Wahana Teknik Vol 6 No 1 (2017): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2092.129 KB)

Abstract

PT. Pembangkitan Jawa Bali unit PLTU Pacitan adalah unit pembangkitan listrik terbesar di Indonesia yang terletak di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km dari Pacitan kota. Pembangkit ini memiliki dua unit pembangkit dengan kapasitas total tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 630 MW, dengan masing-masing berkapasitas 315 megawat. Energi listrik yang dihasilkan tersebut berperan besar dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional khususnya di pulau Jawa.PT. Pembangkitan Jawa Bali unit PLTU Pacitan telah direncanakan untuk menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar residu, Mail Fuel Oil dan High Speed Diesel sebagai bahan bakar ignitor atau pemantik awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Sumber batubara diperoleh dari tambang PT. Bukit Asam, PT. Kideko dan PT. Arutmin. Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Jawa dan Bali, PT. Pembangkitan Jawa Bali harus memiliki kehandalan, ketersediaan, kemampuan dan unjuk kerja yang tinggi agar kondisi sistem kelistrikan dapat dipertahankan dengan baik sehingga tidak terjadi pemadaman. Pemadaman akibat kerusakan mesin akan menimbulkan kerugian ekonomis yang besar, baik kerugian karena perbaikan maupun kerugian karena produksi yang terhenti.Oleh karena itu, sistem pembangkit listrik harus menjaga dan mempertahankan faktor-faktor di atas dengan pemeliharaan sesuai instruction manual book. Pemeliharaan meliputi perawatan dan perbaikan agar peralatan bekerja secara optimal dengan unjuk kerja mesin yang ideal.Kata kunci: belt, conveyor, system, andal, batu bara
ANALISA KEKUATAN MEKANIK DARI PISAU DOBBY PADA MESIN TENUN Agus Setiyo Umartono; Agung Setiawan
Wahana Teknik Vol 2 No 1 (2013): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2659.182 KB)

Abstract

Dalam dunia industri tekstil produktivitas yang tinggi adalah harapan dari semua industri, sedikit banyak terkait oleh keterbatasanketerbatasan yang disebabkan oleh tuntutan target produksi, namun dari segi kualitas harus tetap dijaga. Hal ini menuntut pihak produksi melakukan efisiensi (penyesuaian) dari segala aspek, khususnya pada proses produksi. Hal yang menjadi fokus perusahaan dalam melakukan efisiensi adalah dengan mengoptimalkan proses produksi, yaitu mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan tooling-tooling pada mesin tenun dalam proses produksi.Untuk mencapai hal itu tentu harus didukung oleh sistem pemeliharaan mesin yang baik, banyak hal yang selalu menjadi permasalahan dan banyak juga masalah yang ada pada mesin tenun di PT. BEHAESTEX Gresik, prosentase kerusakan pada mesin tenun diantaranya : Plat box pecah prosentase kerusakannya 15 %, Pisau dobby aus prosentase kerusakannya 65 %, Jack lever putus prosentase kerusakannya 10 % .Penelitian ini dilakukan untuk mencari kekuatan mekanik dari pisau dobby pada mesin tenun. Dan melakukan pengumpulan data waktu analisa Hardness,strukturmicro, dan komposisi kimia. Hasil uji kekerasan (Hardness) terlihat perbedaan pada tiap – tiap material pisau dobby yang sesudah di quenching, adapun data Hardnesstersebut sebagai berikut : Hardness pisau dobby asli = 15,15HRC, Hardness pisau dobby after quenching udara = 41,66HRC, Hardness pisau dobby after quenching oli =47,64HRC, Hardness pisau dobby after quenching air = 57,35 HRC, HardnessLower Draw Hook= 23,19HRC.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan meneliti Hardness, strukturmicro, komposisi kimia, maka didapatkan rancanganmaterial pengganti bisa menggunakan material AISI 1040 yang telah dilakukan proses Heat Treatment, untuk dijadikan acuan pelaksanaan program pemeliharaan mesin tenun di PT. BEHAESTEX Gresik.Kata kunci: Pisau dobby, Hardness, struktur micro
PENGARUH PENGERJAAN DINGIN (COLD WORKING) PADA BAJA TAHAN KARAT JENIS AUSTENITIK (AUSTENITIC STAINLESS STEEL) TYPE 304 Agus Setiyo Umartono
Wahana Teknik Vol 1 No 1 (2012): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3581.868 KB)

Abstract

Stainless steel (Stainless Steel) is actually an alloy of steel alloy with high levels (High alloy steel), stainless steels have properties that privileges resistant to corrosion and high temperatures. Corrosion resistant properties obtained from the oxide layer (especially chrome) which are very stable on the surface of the steel and protects the steel against the corrosive environment.Stainless steel (Stainless Steel), the most popular and widely used is the type Austenitic stainless steels, because it has high shock resistant properties, tenacious, are not interested in magnetic, corrosion resistant and has the most good weldability (weldability) is good.However, austenitic stainless steels (austenitic stainless steel) type 304 is very difficult to do Cold Work. Because of cold work on type 304 austenitic stainless steel can provide a change of mechanical properties vary greatly.For that reason in this thesis will be carried out cold work. (cold work) by Rolling / Bending of material type austenitic stainless steel 304. The changes observed. In the event of changes in the nature kemagnetannya Cosmos, the second material is different is, each testing the mechanical properties (Pull, Violence, Chemical Composition, Structure and Corrosion Micro).From the test results are then compared and conducted studies of crystal structure, as additional data to draw conclusions.Keywords : Austenitic Stainless Steel , Cold Work, changes
ANALISA PENGARUH WAKTU TEMPUH DAN TEMPERATUR OUTPUT HEATING FURNACE SAMPAI INPUT QUENCHING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STUKTUR MIKRO BAJA SUP-9 DAN BAJA SUP-11AM Agus Setiyo Umartono; Isa Ansori
Wahana Teknik Vol 7 No 1 (2018): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.905 KB)

Abstract

Persaingan dunia industri manufaktur di pasar global sangat ketat sehingga diperlukan banyak improvement yang dapat menciptakan efisiensi pada proses produksi sehingga dapat menekan biaya produksi. Pada penelitian ini akan dianalisa bagaimana pengaruh waktu tempuh dan temperatur output heating furnace sampai input quenching terhadap sifat mekanis dan struktur mikro baja SUP-9 dan baja SUP-11 AM. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu tempuh dan temperatur output heating furnace sampai input quenching terhadap sifat mekanis dan struktur mikro baja SUP-9 dan baja SUP-11 AM.Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan proses heat treatment dengan membedakan waktu tempuh dan temperatur output heating furnace sampai input quenching menjadi 5 variabel (31, 37, 42, 47, 55 detik) dan dilakukan pengujian setelah proses quenching dan tempering. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian hardness dan struktur mikro.Dari hasil pengujian setelah proses quenching dan tempering, pada waktu tempuh 55 detik dinyatakan reject dan waktu tempuh 31, 37, 42, 47 detik dinyatakan baik. Sehingga waktu tempuh output heating furnace sampai input quenching yang baik adalah tidak boleh lebih dari waktu tempuh 47 detik. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan waktu tempuh yang terbaik yang bisa digunakan untuk proses heat treatment sehingga output produksi bisa meningkat.Kata kunci : struktur mikro, temperatur, hardness, heating furnace, heat treatment.
ANALISA PENGARUH PERBEDAAN METODE PENGELASAN SMAW DAN GTAW TERHADAP SIFAT MEKANIS MATERIAL HG 30 Agus Setiyo Umartono; Dany Irawan
Wahana Teknik Vol 7 No 2 (2018): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran. Proses pengelasan memiliki beberapa metode antara lain dengan metode pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) dan SMAW (Shielded Metal Arc Welding). Pada penelitian ini dilakukan proses pengelasan pada material HG 30. Jenis baja tahan karat HG 30 banyak dipergunakan dalam industri modern khususnya pabrik asam fosfat karena memiliki tingkat ketahanan korosi yang tinggi. Pada penelitian ini digunakan dua metode pengelasan yang berbeda yaitu GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) dan SMAW (Shielded Metal Arc Welding), sehingga didapatkan perbedaan karakteristik hasil pengelasan yang dapat digunakan untuk perbandingan kualitas hasil pengelasan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pengujian tarik dan kekerasan berdasarkan standart ASME IX. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa daerah HAZ menjadi titik patah ketika dilakukan uji tarik karena daerah HAZ memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi baik menggunakan metode SMAW maupun GTAW. Kata Kunci: Pengelasan, GTAW, SMAW, Hardness, Kekuatan Tarik
Analisa Pengaruh Variasi Arus Pengelasan SMAW dengan Elektroda E7018 terhadap Kekuatan Tarik pada Baja JIS G3113 Agus Setiyo Umartono; Sutrisno; Asman Latif
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah studi eksperimen dengan judul Analisa Pengaruh Variasi Arus Pengelasan SMAW Dengan Elektroda E 7018 Terhadap Kekuatan Tarik Baja JIS G3113. Proses pengelasan SMAW sangat erat hubungannya dengan deffect yang mempengaruhi sifat. Pada proses pengelasan kualitas hasilnya dipengaruhi oleh energi panas yang masuk (Heat Input) yang dipengaruhi tiga parameter yaitu arus las,tegangan las, dan kecepatan pengelasan. Maka untuk hasil yang optimal perlu memperhatikan sifat-sifat bahan dan Heat Input. Pada penelitian ini dilakukan proses pengelasan pada material JIS G3113 tebal 9 mm dan 13 mm, dengan elektroda las E 7018 diameter 3.2 mm posisi 1G dengan variasi Heat Input. Variasi Heat Input dilakukan dengan cara merubah arus dari 90 A, 110 A, dan 130 A. Proses pengelasan ini berdasarkan standart ASME IX dan pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik dan foto struktur mikro. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan Heat Input semakin besar pula nilai kekuatan tarik. Kata Kunci: Heat, input, pengelasan, kekuatan, tarik.
Pengaruh Temperatur Heating pada Baja SUP 9-A terhadap Supllier JTS (Jatim Taman Steel) Akhmad Ashri Kharismasuddin; Agus Setiyo Umartono; Sutrisno
Wahana Teknik Vol 8 No 1 (2019): Wahana Teknik
Publisher : Wahana Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persaingan dunia industri manufaktur di pasar global sangat ketat sehingga diperlukan banyak improvement dalam menciptakan efisiensi proses produksi sehingga dapat menekan biaya produksi. Pada penelitian ini akan dianalisa pengaruh temperatur pada proses heating baja SUP 9A terhadap supplier baru dari JTS (Jatim Taman Steel), sebelumnya dipenuhi oleh Indobaja, dengan tiga variabel temperatur yang berbeda pada proses heating untuk mengetahui berapa standart minimal proses heating untuk mendapatkan hardness, komposisi kimia, dan struktur mikro yang layak. Material baja SUP 9A dengan dimensi 70 mm x 10 mm x 1.250 mm sebanyak 3 spesimen dimasukkan ke dalam tungku furnace selama 15 menit dengan temperatur uji masing-masing 810°C, 850°C dan 880°C. Setelah itu didinginkan secara mendadak menjadi 80°C dengan menggunakan oli melalui proses quenching selama 5 menit. Hal ini menjadikan struktur dari austenite menjadi martensite. Setelah itu dipanaskan kembali dengan proses tempering dengan suhu 470°C selama 90 menit. Setelah waktu pemanasan material tercapai, material spesimen dikeluarkan dari samping pintu tempering furnace untuk dilakukan pengujian kekerasan dengan memotong spesimen atau bahan uji untuk dilakukan pengujian yaitu 2 bagian untuk pengujian kekerasan, dan 1 bagian untuk pengujian struktur mikro. Untuk menghindari kegagalan proses tempering pada baja SUP 9A, ketiga spesimen dengan temperatur heating yang berbeda selalu dicek HBD (Hardness Brinnell Diameter) nya dengan standar 2,95-3,00 dan Hardness Vicker dengan standart 455-508 HV dan diproses untuk pembuatan pegas daun. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini ialah bahwa temperatur saat proses heating pada baja SUP 9A adalah 810°C dengan holding time dalam tungku selama 15 menit sangat berpengaruh pada kualitas dan daya tahan spring saat digunakan. Penyebab terjadinya kegagalan dalam proses heating karena suhu/temperatur yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan terjadinya OH (over heat) pada material dan mengakibatkan tidak tercapainya standart minimal hardness 455-508 HV pada baja SUP 9A. Kata Kunci: Heat treatment, Quenching, Tempering, Hardness, Struktur Mikro.