Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170Tm Azmairit Aziz; Muhamad Basit Febrian
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 14 Nomor 1 Januari 2011
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.134 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2011.14.1.28

Abstract

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170Tm.Tulium-170 (170Tm) merupakan salah satu radioisotop yang dapat digunakan untuk terapi paliatif karena merupakanpemancar-b yang memiliki T1/2 = 128,4 hari dan Eb (maksimum) sebesar 0,968 MeV. Radioisotop 170Tm selain pemancar-b juga memancarkan sinar-g dengan energi sebesar 84 keV (3,26%) yang dapat dimanfaatkan untuk penyidikan(imaging) selama terapi berlangsung. Ligan etilendiamintetrametilen fosfonat (EDTMP) dapat ditandai denganradioisotop 170Tm sebagai radiofarmaka alternatif untuk penghilang rasa sakit (paliatif) akibat metastase kanker ketulang menggantikan 89SrCl2. Telah dilakukan penentuan kondisi optimum dalam penandaan ligan EDTMP denganradioisotop 170Tm berdasarkan variasi beberapa parameter yang berpengaruh dalam reaksi penandaan, yaitu jumlahligan EDTMP, pH penandaan dan waktu inkubasi. Senyawa bertanda 170Tm-EDTMP yang diperoleh ditentukanefisiensi penandaan melalui pemeriksaan kemurnian radiokimianya dengan cara kromatografi kertas danelektroforesis kertas. Kondisi optimum penandaan diperoleh pada pH 7 dengan jumlah ligan EDTMP sebanyak 2 mgdan waktu inkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar. Kompleks yang terbentuk memberikan efisiensipenandaan maksimum sebesar 99,23 ± 0,27%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ligan EDTMP dapat ditandaidengan radioisotop 170Tm dengan efisiensi penandaan yang tinggi (di atas 95%).Kata kunci : radioisotop, tulium-170 (170Tm), etilendiamintetrametilen fosfonat (EDTMP), paliatif.
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SEDIAAN RADIOISOTOP 175YbCl3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN 174Yb DIPERKAYA 98,4% Azmairit Aziz; Nana Suherman
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 16 Nomor 1 Januari 2013
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.092 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2013.16.1.478

Abstract

Radioisotop pemancar-β terus dikembangkan di berbagai negara baik untuk paliatif, radiosinovektomi maupun terapi kanker.Iterbium-175 (175Yb) merupakan salah satu radiolantanida yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Pada penelitian sebelumnya telah dilaporkan pembuatan radioisotop 175YbCl3 hasil iradiasi bahan sasaran iterbium oksida alam di reaktor TRIGA 2000 Bandung. Akan tetapi, radioisotop 175YbCl3 yang dihasilkan belum dapat diaplikasikan secara luas, khususnya dalam penandaan peptida dan antibodi sebagai radiofarmaka untuk terapi kanker. Radiosotop yang digunakan harus memiliki kemurnian radionuklida dan aktivitas jenis tinggi. Untuk itu,makapada penelitian ini dilakukan pengembangan pembuatan sediaan radioisotop 175YbCl3 hasil iradiasi bahan sasaran iterbium oksida di RSG-G.A Siwabessy Serpong (fluks neutron =1,8 x 1014 n.cm-2.det-1) dengan pengayaan isotop 174Yb sebesar 98,4%. Sediaan radioisotop 175YbCl3yang diperoleh ditentukan karakteristik fisiko-kimianya meliputi penentuan tingkat keasaman (pH), kejernihan, kemurnian radionuklida, aktivitas jenis, muatan listrik, kestabilan dan kemurnian radiokimia. Kemurnian radiokimia ditentukan dengan menggunakan metode kromatografi kertas dan elektroforesis kertas. Hasil menunjukkan bahwa sediaan radioisotop 175YbCl3 tidak bermuatan, memiliki kemurnian radionuklida sebesar 100% dan aktivitas jenis pada saat end of irradiation (EOI) sebesar 173,12 – 480,21 mCi/mg Yb. Sediaan radioisotop 175YbCl3 berupa larutan jernih, memiliki pH 2 dankemurnian radiokimia sebesar 99,66 ± 0,22% serta masih stabil sampai satu bulan dengan kemurnian radiokimia sebesar 99,24 ± 0,48%. Sediaan radioisotop175YbCl3 hasil iradiasi bahan sasaran 174Yb diperkaya 98,4% memiliki karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi syarat untuk terapi kanker,radiosinovektomi dan paliatif.
SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF BENZOTRIAZOLIUM-BASED IONIC LIQUIDS FOR TECHNETIUM-99M SEPARATION FROM MOLYBDENUM BY IL-MEDIATED EXTRACTION PROCESS Yanuar Setiadi; Muhamad Basit Febrian; Ahmad Mudzakir; Azmairit Aziz; Duyeh Setiawan; Anna Kurnia Illahi; Dwi Ayu Rahmawati
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.854 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2019.20.2.5588

Abstract

Various separation techniques for separation of technetium-99m (99mTc) from molybdenum-99 (99Mo) are being developed to overcome the drawbacks of using 99Mo from neutron activation technique. Ionic liquids (ILs) were used in many extraction processes in metal separation due to their high selectivity. In this research, two benzotriazolium-based ionic liquids were used as co-extractant in 99mTc/ Mo separation process via liquid-liquid extraction. 1-octyl-3-methyl-benzotriazolium iodide ([MeOcBtu]I) and 1-octyl-3-methyl-benzotriazolium bis (trifluoromethanesulfonyl) imide ([MeOcBtu]TF2N) were successfully synthesized and analyzed by FTIR, 1H-NMR and 13C-NMR. Extraction processes were conducted in various organic solvents, pH, and extraction time without/ with ionic liquids addition. The data of ratio between 99mTc distribution coefficient compared to Mo distribution coefficient showed that the addition of ionic liquids exhibited significant improvement of separation factor. The separation factor of extraction using conventional water immiscible solvent ranged between 0 – 8 and increased to 30 – 600 as ILs were added. The optimum conditions which achieved highest separation factor were pH 14 using [MeOcBtu]I-chloroform. Benzotriazolium-based ionic liquid potential to be developed as extractant in the separation of 99mTc from 99Mo. Keywords: Ionic liquids, benzotriazolium, technetium-99m, molybdenum, liquid-liquid extraction.
UJI BIODISTRIBUSI DAN CLEARANCE SENYAWA BERTANDA 186Re(v)- DMSA PADA TIKUS PUTIH NORMAL (GALUR WISTAR). Azmairit Aziz; Nurhayati T; Iwalayudi A
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.1.1680

Abstract

UJI BIODISTRIBUSI DAN CLEARANCE SENYAWA BERTANDA 186Re(v)-DMSA PADA TIKUS PUTIH NORMAL (GALUR WISTAR). Senyawa186Re(v)-DMSA merupakan radiofarmaka pemancar-β untuk terapi kanker tiroid medular. Telah dilakukan uji biodistribusi dan clearance senyawa bertanda 186Re(v)-DMSA dengan preparasi sampel secara destruksi basah menggunakan asam nitrat pekat terhadap organ, darah dan urine hewan percobaan tikus putih normal. Hasil uji biodistribusi menunjukkan bahwa penimbunan aktivitas pada organ tiroid normal relatif kecil (1,80 ± 0,58%) pada selang waktu 30 menit setelah penyuntikan secara intravena. Penimbunan aktivitas lebih besar terdapat pada ginjal, kemudian diikuti oleh paru-paru dan hati. Hasil uji clearance menunjukkan bahwa senyawa bertanda 186Re(v)-DMSA mempunyai waktu clearance darah yang cukup cepat, dimana dalam waktu 30menit setelah penyuntikan, aktivitas per gram darah tinggal 2,75 ± 0,30%. Uji clearance senyawa bertanda tersebut di dalam urine dalam waktu 24 jam setelah penyuntikan, diperoleh aktivitas per mL urine hanya tinggal 2,29 ± 0,91%.