Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI AKTIVITAS SEDIAAN HAIR TONIC KOMBINASI EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia) DAN EKSTRAK WORTEL (Daucus carota L.) PADA KELINCI JANTAN NEW ZEALAND WHITE Hendriani, Ines Nur; Tamat, Swasono R; Wibowo, Agung Eru
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTA research about hair fertilizer test has been done by using a combination of bitter melon leaf and carrot extracts. Bitter melon leaf (Momordica charantia) is known for having hair nutritive activity, and carrot (Daucus carota L.) is also known for containing vitamin A to nourish the hair scalp. In this research, 3 months old New Zaeland white male rabbit with 2 kg of weight was tested to find out the hair growth activity of single extract and the combination of bitter melon leaf extract (EDP) and Carrot Extract (EW) with a ratio of 1EDP:1EW ; 3EDP:1EW; 3EDP:2EW. The growth and weights of hair that has been smeared on the rabbit's back were observed for 28 days. The results on combination extract with 3EDP: 1EW showed the best result with an average growth of 5.23 mm per week and a weight of 53.44 mg. The result of continued activity test of hair tonic with  concentration of 1%; 2% and 3% showed that hair tonic with 3% concentration had the best activity that is 11.56 mm for the average of hair growth and 51.16 mg for its weight. The result of physicochemical analysis and irritation showed that the color of hair tonic had brown, aromatic, clear, homogeneous, had a specific gravity of 0.9419 and had not causes irritation. Keywords : Hair Tonic Formula, Growth Activity,   Bitter Melon Leaf Extract,   Carrot Extract, Rabbit, Irritation. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pengujian penyubur rambut dari  kombinasi ekstrak daun pare dan wortel. Daun pare (Momordica charantia ) diketahui memiliki aktivitas sebagai penyubur rambut, dan wortel (Daucus carota L .) mengandung vitamin A untuk menutrisi kulit kepala rambut. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pada kelinci jantan New Zealand White berumur 3 bulan dengan bobot 2kg untuk mengetahui aktivitas penumbuh rambut ekstrak tunggal dan  kombinasi dari Ekstrak Daun Pare (EDP) dan Ekstrak Wortel (EW) dengan perbandingan 1EDP:1EW; 3EDP:1EW; 3EDP:2EW. Pertumbuhan rambut dan bobot rambut yang telah diolesi pada punggung kelinci diamati selama 28 hari. Hasil uji pada  kombinasi ekstrak, perbandingan  3EDP:1EW menunjukkan hasil terbaik dengan rata-rata pertumbuhan 5.23 mm perminggu dan bobot 53.44 mg. Hasil uji aktivitas lanjutan sediaan hair tonic dengan konsentrasi 1%; 2% dan 3%, menunjukkan bahwa sediaan hair tonic dengan konsentrasi 3% memiliki aktivitas paling baik yaitu rata-rata panjang rambut 11.56 mm rambut dan bobot rambut 51.16 mg. Hasil uji analisis fisikokimia dan uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan hair tonic berwarna coklat, bau aromatik, jernih, homogen, memiliki berat jenis 0,9419 dan tidak menimbulkan iritasi.Kata kunci : Formula Hair Tonic,  Aktivitas Penyubur Rambut,   Daun Pare,   Wortel,  Kelinci, Iritasi
PEMBUATAN SEDIAAN 153Sm—MIKROSFER ALBUMIN UNTUK SINOVEKTOMI RADIASI. Widyastuti W; Swasono R Tamat; Sardjoko B; Teti Indrawati
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.3.1713

Abstract

PEMBUATAN SEDIAAN 153Sm—MIKROSFER ALBUMIN UNTUK SINOVEKTOMI RADIASI. Pengobatan rematoid artritis selama ini dilakukan dengan cara pembedahan yaitu dengan mengangkat membran sinovial yang meradang yang disebut juga sinovektomi. Cara ini dianggap kurang praktis, sehingga diupayakan untuk menggantikannya dengan cara sinovektomi radiasi. Telah dilakukan percobaan pembuatan mikrosfer albumin bertanda Samarium-153 yang akan digunakan untuk sinovektomi radiasi. Telahdilakukan serangkaian percobaan untuk memperoleh kondisi pembuatan mikrosfer albumin yang optimal meliputi waktu dan kecepatan pengadukan pada pembentukan partikel mikrosfer, dan variasi parameter yang mempengaruhi reaksi penandaan dengan 153Sm yang meliputi pH, jumlah natrium sitrat, Sm2O3 dan jumlah mikrosfer albumin. Efisiensi penandaan diamati dengan cara memisahkan mikrosfer bertanda dan cairan supernatannya, kemudian mengukur prosentase radio aktivitas mikrosfer bertanda tersebut. Partikel albumin diharapkan berbentuk bulat berukuran rata rata 15-50 µm. Efisiensi penandaan lebih dan 80 % dan 153Sm terikat kuat pada partikel. Pengujian stabilitas in vitro 153Sm- mikrosfer albumin dilakukan dengan cara mengamati ion 153Sm yang lepas dan partikel setelah partikel albumin bertanda ini diinkubasi dalam larutan NaCl 0.9 % dan larutan HSA selama 7 hari, sedangkan uji in vivo atau uji biodistribusi dilakukan dengan mengamati radio aktivitas pada sendi yang diijeksi radioaktivitas selama 7 hari setelah suspensi 153Sm-mikrosfer albumin disuntikkan secara intraartikular pada lutut tikus putih. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kecepatan dan waktu pengadukan yang dapat menghasilkan partikel dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan ialah 750 rpm selama 15 menit. Penandaan mikrosfer albumin dengan 153Sm menghasilkan efisiensi penandaan tertinggi pada kondisi pH 5-6, kadar natrium sitrat 10 mg/mL, kadar Sm2O3 125 µg/mL dan jumlah partikel mikrosfer albumin 10 mg. Sediaan mikrosfer 153Sm—albumin yang diperoleh stabil sampai hari ke-5 penyimpanan dalam lemari es.
POTENSI TEMPE PASTA STERIL IRADIASI SEBAGAI NUTRISI ENTERAL PASIEN YANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU NASO GASTRIC TUBE (NGT) Zubaidah Irawati; R. S. Adji Koesoemowidodo; Ades Puspita; Swasono R Tamat
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6133.892 KB) | DOI: 10.14203/jkti.v15i2.106

Abstract

Food irradiation process has a potential topromote of a safe, adequate and nutritiousfood supply for hospital diets. It has twoapplications that can contribute to thehealth and well being of humanity, i.e. theelimination of foodborne pathogensmicroorganisms, and the preservation offoods by the destruction of pests. Effects ofionizing radiation on tempe pasta selectedas samples for patient food intake throughNaso Gastric Tube (NGT) has beenstudied. Tempe pasta was vacuum packedin a laminate pouch of po lyesteraluminumfoil- linear low densitypolyethylene and gamma irradiated atdoses of 10 kGy and 25 kGy , respectivelyunder cryogenic condition and then storedat room temperature for 6 and 12weeks. Some quality parameters wereobserved. There was no significantdifferences between un irradiated andirradiated tempe pasta on the moisturecontent, pH, protein content and viscosity.Meanwhile isojlavon genestein contentand antioxidant capacity showed anincrease by increasing irradiation dose upto 12 weeks of storage. Malonaldehydecontent in tempe pasta was accelerating byincreasing the irradiation dose andextending the storage period but Peroxidevalue was not detected in all treatedsamples. The irradiated tempe pasta atcertain degree of viscosity and particlesize could be considered as protein basefood intake for immunocompromisedpatients through Naso Gastric Tube(NGT).Keywords: Tempe pasta, food irradiation,isojlavon genestine, nutritious food,immunocompromised patients.