Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GANGGUAN PERNAFASAN OLEH ASAP ROKOK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER Arie Sandi Pratama; Safrizal Safrizal; Juli Iriani
IT (INFORMATIC TECHNIQUE) JOURNAL Vol 9, No 1 (2021): IT JOURNAL APRIL 2021
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/it.9.1.2021.79-88

Abstract

Rendahnya informasi masyarakat akan pengetahuan tentang edukasi seputar penyakit khususnya penyakit gangguan pernafasan, menjadi faktor penting mengapa angka kematian yang dikarenakan penyakit gangguan pernafasan sangatlah tinggi. Selain itu, dibutuhkan tenaga medis dalam jumlah yang cukup untuk membantu masyarakat di daerah – daerah tertentu wilayah Indonesia agar dapat mengatasi penyakit gangguan pernafasan jauh lebih luas. Merokok ataupun terpapar asap rokok diketahui menjadi faktor resiko yang kuat terhadap kejadian kanker paru dan penyakit mematikan lainnya. Asap rokok mengandung konsentrasi karbon monoksida yang tinggi. Konsentrasi karbon monoksida akan mematikan jika dihirup terus menerus selama 30 menit. Salah satu bentuk dari kemajuan teknologi komputer adalah sistem pakar, yang merupakan bagian dari kecerdasan buatan. Dalam upaya membantu masyarakat untuk mendiagnosa penyakit gangguan pernapasan disebabkan oleh asap rokok diperlukan sebuah sistem pakar dengan menggunakan metode Dempster Shafer sehingga penanganan terhadap penyakit tersebut dapat dengan cepat dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang sistem pakar yang dapat menghasilkan kesimpulan akhir berupa penyakit yang diderita dan dengan menggunakan metode Dempster Shafer dapat diketahui berapa persen pasien tersebut mengalami penyakit gangguan pernafasan tersebut.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PEMILIHAN IMAM SHALAT MESJID MENGGUNAKAN METODE WASPAS DAN SMART Safrizal Safrizal; Lili Tanti; Deni Adhar; Juli Iriani
INFOSYS (INFORMATION SYSTEM) JOURNAL Vol 7, No 2 (2023): InfoSys Februari 2023
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/infosys.7.2.2023.224 - 236

Abstract

Shalat berjamaah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh umat muslim. Dan salah satu syarat begi terlaksananya shalat berjamaah adalah adanya seorang imam. Imam layaknya dilakukan oleh seorang laki-laki, namun sebagai seorang perempuan juga bisa menjadi imam jika makmumnya juga perempuan. Shalat dikatakan berjamaah jika adanya seorang imam yang menjadi pemimpin shalat tersebut. Saat ini dalam pemilihan seorang imam terkadang tidak memperhatikan hal-hal yang menjadi dasar untuk menjadi seorang imam sesuai dengan Al-Qur’an maupun Hadist nabi. Sebagai sumber pokok hukum Islam, didalam Alquran maupun as-Sunnah banyak yang menyebutkan tentang Imam, serta memerintahkan secara jelas dan tegas.Oleh karena itu, untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan, diperlukan suatu sistem pendukung keputusan (SPK) yang dapat mempertimbangkan semua faktor yang relevan. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan, yaitu sistem yang mampu menawarkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi untuk masalah dengan pengaturan semi terstruktur dan tidak terstruktur, diperlukan untuk mengatasi masalah yang diangkat di atas. Metode WASPAS dan SMART menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut.
Penerapan Metode Certainty Factor dalam Mendeteksi Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak Safrizal Safrizal; Lili Tanti; Deni Adhar Adhar; Bob Subhan Riza; Juli Iriani
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK) Vol. 6 No. 2 (2022): Volume 6, Nomor 2, Juli 2022
Publisher : STMIK KAPUTAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59697/jsik.v6i2.193

Abstract

Gangguan ADHD ditandai dengan ketidakmampuan anak memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang sedang dihadapinya, sehingga waktu perhatiannya menjadi sangat singkat. Anak dengan gangguan ADHD mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, kesulitan untuk bisa duduk diam dan juga perhatiannya yang sering teralihkan oleh sesuatu yang lain. Kondisi gangguan ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik yaitu gangguan pada anak yang muncul pada usia dini dengan ciri tidak mampu untuk memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif bahkan cenderung tidak bisa diam. Salah satu cara untuk mengatasi masalahmasalah dalam diagnosa gangguan penyakit ADHD adalah dengan menerapkan Sistem Pakar yaitu salah satu ilmu pengetahuan bidang komputer yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah yang bersumber dari pakar. Salah satu metode yang digunakan dalam Sistem Pakar adalah Certainty Factor. Metode Certainty Factor merupakan metode untuk menentukan atau membuktikan apakah sebuah fakta itu pasti atau tidak pasti dalam bentuk matrik. Metode ini sangat cocok untuk menentukan sesuatu yang belum pasti
Penerapan Metode Moora Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Pada PT. Intan Havea Industry Berbasis Web M Zendi Lubis; Lili Tanti; Juli Iriani
INFOSYS (INFORMATION SYSTEM) JOURNAL Vol 8, No 1 (2023): InfoSys Agustus 2023
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/infosys.8.1.2023.55-70

Abstract

PT. Intan Havea Industry adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan sarung tangan. Saat menyaring pelamar untuk PT. Intan Havea Industri biasanya menetapkan beberapa persyaratan atau kriteria untuk menentukan kemampuan dan kepribadian kandidat, data yang dihasilkan biasanya disimpan dalam arsip kandidat harus dibandingkan satu per satu untuk mengambil keputusan. keputusan. Tentu saja hal ini sangat memakan waktu dan tidak efisien. Kami sering menemukan karyawan baru yang masuk ke perusahaan yang baru bekerja dengan kami untuk waktu yang singkat. Alasan utamanya adalah rekrutmen/penerimaan karyawan baru yang buruk. Setelah dipekerjakan, ternyata karyawan tersebut tidak memiliki keterampilan atau kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Proses perekrutan pegawai baru masih belum dilakukan secara profesional melainkan melalui suap, silaturahmi atau ikatan keluarga. Hal ini terjadi karena belum adanya metode baku yang sistematis untuk menilai kualifikasi calon karyawan.