Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penggunaan Unit Slow Sand Filter, Ozon Generator dan Rapid Sand Filter Skala Rumah Tangga Untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Dangkal Menjadi Air Layak Minum (Parameter Zat Organik dan Deterjen) Anindya Prawita Sari; Wahyono Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.058 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6947

Abstract

Air sumur merupakan air tanah yang sering kali digunakan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari. Air sumur dengan kadar organik dan deterjen tinggi tidak layak dikonsumsi masyarakat karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Selain itu, adanya zat organik dan deterjen mempengaruhi warna dan bau air sumur sehingga tidak layak konsumsi. Slow sand filter merupakan unit pengolahan yang mampu meremoval zat organik pada air. Slow sand filter dan rapid sand filter tidak menggunakan bahan kimia dalam proses pengolahan sehingga lebih ekonomis dan efektif. Sedangkan ozon, efektif digunakan untuk meremoval zat organik yang ada dalam air dengan mengubah rantai zat organik menjadi lebih sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan slow sand filter, ozon generator dan rapid sand filter dalam menyisihkan beban deterjen dan zat organik pada air sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi removal pada unit slow sand filter untuk beban organik dan deterjen sebesar 57,6% dan 60,5 %, pada unit ozonasi sebesar 47,4% dan 17,5%, dan pada unit rapid sand filter sebesar 50,0% dan 50,9 %.
Efektifitas Al2(SO4)3 dan FeCl3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli Mega Puspitasari; Wahyono Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.635 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7005

Abstract

Air permukaan yang ada di bumi ini tidak selamanya dapat dimanfaatkan menjadi air bersih, karena kondisinya masih jauh dari standar kualitas baku mutu air. Air permukaan tersebut masih banyak mengandung zat padat tersuspensi maupun koloid. Pada pengolahan air bersih, proses yang dapat meremoval zat-zat padat tersebut adalah koagulasi dan flokulasi. Pada proses koagulasi dan flokulasi dilakukan penambahan koagulan yang berfungsi untuk membentuk flok yang kemudian diendapkan. Gravel Bed Flocculator adalah salah satu alat flokulasi yang menggunakan pengadukan secara hidrolis. Pengadukan hidrolis adalah pengadukan dengan memanfaatkan gerakan air sebagai energi pengaduk seperti energi gesek media butiran. Keuntungan dari gravel bed flocculator adalah mampu mengendapkan flok dalam waktu singkat berkisar 3-5 menit yang setara dengan waktu 15 menit uji jar test atau sekitar 25 menit waktu proses flokulasi yang berlangsung secara konvensional. Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variasi jenis koagulan (Al2(SO4)3 dan FeCl3) dan variasi waktu tinggal (waktu tinggal 3 menit dan waktu tinggal 4 menit) dengan jenis aliran pada penelitian ini adalah aliran upflow. Hasil penelitian menunjukan efektifitas removal tertinggi pada koagulan Al2(SO4)3 terhadap parameter kekeruhan terjadi pada waktu tinggal 4 menit yaitu sebesar 93,28% sedangkan untuk koagulan FeCl3 terjadi pada waktu tinggal 4 menit juga yaitu sebesar 93,50% dan efektifitas removal tertinggi pada koagulan Al2(SO4)3 terhadap parameter coliform terjadi pada waktu tinggal 4 menit yaitu sebesar 99,74% sedangakan untuk koagulan FeCl3 terjadi pada waktu tinggal 4 menit juga yaitu sebesar 99,99%.
Efektifitas Al2(SO4)3 dan FeCl3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik Hani Yosita Putri; Wahyono Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.874 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7006

Abstract

Air permukaan yang dijadikan sebagai air baku untuk air bersih kondisinya masih di bawah baku mutu. Air permukaan tersebut masih banyak mengandung zat padat yang tersuspensi maupun koloid. Pada pengolahan air bersih,zat padat tersebut dapat diremoval melalui unit pengolahan koagulasi dan flokulasi. Koagulasi dan flokulasi adalah pengolahan air bersih secara fisik-kimia, karena pada proses koagulasi ditambahkan koagulan untuk membentuk flok. Gravel bed flocculator merupakan salah satu jenis unit flokulator yang menggunakan pengadukan hidrolis , dimana tenaga pengadukan yang digunakan berasal dari gerakan air. Gravel bed flocculator dapat mengendapkan flok diantara batuan dengan waktu kontak yang lebih singkat,yaitu antara 3-5 menit. Pada penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu variasi jenis koagulan dan variasi td (waktu detensi) pada media. Jenis koagulan yang digunakan adalah Al2(SO4)3 dan FeCl3 dan td (waktu detensi) yang digunakan adalah 3 menit dan 4 menit. Pengolahan dengan menggunakan gravel bed flocculator ini, koagulan yang efektif digunakan adalah Al2(SO4)3 dan td (waktu detensi) pada media sebesar 4 menit mampu meremoval warna sebesar 65,9% dan mampu menurunkan zat organik hingga 63,8%.
Penggunaan Unit Slow Sand Filter, Ozon Generator dan Rapid Sand Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Dangkal menjadi Air Layak Minum dengan Parameter Kekeruhan, Fe, dan Mn Jami’ah Jami’ah; Wahyono Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.225 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7068

Abstract

Air tanah dapat diambil masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Air tanah terkadang belum memenuhi standar kualitas air minum karena adanya kadar besi, mangan dan kekeruhan yang tinggi. Dari permasalahan tersebut diperlukan adanya teknologi pengolahan yang efektif dan efisien bagi masyarakat. Slow sand filter, proses ozonisasi dan rapid sand filter dapat menjadi alternatif pengolahan air sumur dangkal tercemar menjadi air layak minum.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa kemampuan unit slow sand filter, ozon generator dan rapid sand filter dalam menyisihkan besi, mangan, dan kekeruhan yang terkandung dalam air minum.Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi removal pada unit slow sand filter untuk beban besi, mangan dan kekeruhan adalah (84,13%; 4842%; 89,21%), pada proses ozonisasi (75,4%; 47,4%; 35,83%), dan pada unit rapid sand filter (79,63%; 72,2%; 64,94%).
Pemanfaatan Serbuk Gergaji Menjadi Biobutanol dengan Hidrolisis Selulase dan Fermentasi Bakteri Clostridium Acetobutylicum Hayuni Devina Fajariah; Wahyono Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.467 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7352

Abstract

Biobutanol adalah jenis alkohol ikatan C-4 (C4H9OH) yang terbuat dari biomassa. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan limbah kayu yang dihasilkan dari proses penggergajian kayu yang mengandung selulosa (55%), hemiselulosa (14%), dan lignin (21%). Biobutanol diproduksi dengan cara hidrolisis enzim selulase dan fermentasi bakteri Clostridium acetobutylicum. Variabel pada penelitian ini adalah penambahan enzim selulase pada proses hidrolisis (penambahan enzim atau tanpa penambahan enzim), pH awal proses fermentasi (5 atau 7) dan jumlah penambahan starter bakteri Clostridium acetobutylicum (5 atau 10 ml) dengan variasi lama proses fermentasi 2,4,6,8,10,12 hari. Parameter dalam penelitian ini adalah analisa kadar selulosa, gula tereduksi, dan kadar butanol. Berdasarkan hasil penetian, diketahui bahwa proses hidrolisis dengan penambahan enzim selulase, kondisi awal fermentasi pH 5 dan penambahan inokulum bakteri Clostridium acetobutylicum sebanyak 10 ml dengan lama waktu fermentasi 12 hari merupakan kondisi yang paling efektif menghasilkan kadar butanol tertinggi dari 50 gram limbah serbuk gergaji. Kadar butanol tertinggi sebesar 1,88 % dari 1 µL sampel hasil fermentasi yang diinjeksikan ke dalam kromatografi gas.
Alternatif Pemanfaatan Air Limbah Dari Reverse Osmosis Dengan Metode Elektrolisis Untuk Menghasilkan Gas Hidrogen dan Oksigen Vien Inggit Diaratih; Wahyono Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.773 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8887

Abstract

Telah diketahui air laut memiliki range total dissolved solid (TDS) yang cukup tinggi. Salah satunya pada air limbah RO dari PT PLN Pembangkit Jepara. Penelitian ini menganalisis variasi tegangan dan jenis elektroda yang mempunyai volume gas O2 dan H2 yang dihasilkan pada proses elektrolisis air  limbah dari RO serta menganalisis kondisi optimum proses elektrolisis air limbah dari RO dalam menghasilkan gas O2 dan H2. Pada penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu variasi tegangan dan jenis elektroda. Tegangan yang dipakai yaitu 9, 12 dan 13,8 V, sedangkan untuk jenis elektroda yaitu grafit dan platina. Dimana platina berbentuk tak beraturan yang berukuran diameter 0,5 cm dan tinggi 4 cm . Sedangkan grafit yang berasal dari  pencil 8B. Grafit ini berbentuk silinder yang berdiameter 0,4 cm dan tinggi 4 cm. Dalam penelitian ini akan dianalisis volume optimum gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan. Pengaruh variasi tegangan dan jenis elektroda yakni untuk produksi gas oksigen dan hidrogen menggunakan elektroda grafit didapatkan semakin besar tegangan maka semakin besar pula produksi gas nya. Kemudian untuk produksi gas oksigen dan hidrogen menggunakan elektroda platina memperhatikan titik optimum dalam produksi gas nya. Dalam penelitian ini belum bisa mencapai kondisi optimum. Hal ini dikarenakan dalam memproduksi gas oksigen dan hidrogen didapatkan kondisi variasi yang berbeda – beda, yakni gas oksigen ialah pada elektroda platina dengan tegangan 11 V pada menit ke 116 dan gas hidrogen ialah elektroda platina dengan tegangan 12 V pada menit ke 97.
EVALUASI UPRATING IPAM WIROLEGI PDAM JEMBER DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS Ady Setiawan; Wahyono Hadi
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 12 No 2 (2020): Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.629 KB) | DOI: 10.33005/envirotek.v12i2.51

Abstract

Wirolegi IPAM surpassed the decline in quantity and quality in recent years. This decrease is due to the existing condition of clean water production produced by Wirolegi IPAM that still has not met the agreed target, while the production capacity is 22 L / s which serves around 2,000 house connections. From the existing condition, Wirolegi IPAM currently produces output with a capacity that is not yet maximum, from 2x10 lpd it is only able to produce less than 15 lpd. This study aims to evaluate the condition of IPAM so that it can be done to improve Wirolegi IPAM to get the advantages and optimal production quality according to PP No. 82 of 2001. The method used is there; ah quantitative descriptive method. From the evaluation, it was found that there were obstacles in the coagulation-flocculation unit which resulted in turbulence in the sedimentation tank so the filter was unable to work optimally and the condition of the IPAM that needed to be improved. It is necessary to uprating and optimizing from 2x10 lpd to 2x20 lpd by healing the inside and adding dimensions to the coagulation-flocculation, sedimentation and filtration units