Sumber informasi yang terlalu banyak mengakibatkan arus informasi yang beredar tidak lagi dapat dikontrol, sehingga banjir informasi pun tidak dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana disonansi kognitif yang dialami masyarakat Kalimantan Barat akibat banjir informasi Pandemi COVID-19. Proses disonansi yang diawali persepsi masyarakat yang berkelanjutan hingga perubahan sikap bahkan perilaku menjadi perhatian dalam penelitian ini. Fenomena tersebut akan dikaji dari perspektif proses persepsi dan teori pertimbangan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Adapun subjek penelitian ini terdiri dari masyarakat di beberapa Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, unsur pemerintah daerah, pihak media, psikolog, pakar sosiologi, dan pakar komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat yang mempersepsikan informasi mengenai pandemi COVID-19 sebagai hal yang bertentangan dengan kepercayaannya berada dalam rentang penolakan informasi, dan mengalami disonansi kognitif yang bervariasi tingkatannya sesuai dengan latar belakang dirinya dan nilai-nilai yang dia anut. Adanya disonansi kognitif mengenai pandemi COVID-19 didorong oleh kemampuan adaptasi nilai ke dalam sikap dan perilaku yang berbeda pada setiap orang. Kebingungan akibat banjir informasi dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki membuat kelompok-kelompok dalam masyarakat melakukan rasionalisasi informasi pandemi COVID-19 yang dianggap sesuai dengan kepercayaan pribadinya.disonansi kognitif, banjir informasi, proses persepsi, teori pertimbangan sosial