Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kajian Pengelolaan Sampah di Kawasan Tahura Ir. H. Djuanda Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Sampah Wisata Alam di Kawasan Hutan Sindi Febianti; Lely Syiddatul Akliyah
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8373

Abstract

Abstract. Tourism activities in the Tahura Area Ir. H. Djuanda caused piles of garbage at several points. This pile of garbage is a reflection of waste management in Tahura Ir. H. Djuanda not optimal. The purpose of this study is to identify and analyze efforts to reduce and handle existing waste in Tahura Ir. H. Djuanda according to the 2020 guidelines for Natural Tourism Waste Management in Forest Areas. The research approach used is quantitative with descriptive methods. The analytical method used is descriptive analysis, waste generation analysis, and descriptive statistics analysis. The amount of waste generation in 2022 is 0,457 m3/day, with a composition of 98% organic waste and 2% inorganic waste. The need for container facilities is 6 organic waste bins and 6 inorganic waste bins which are placed at the entrance area and tourist objects made of wood and iron which are closed and padlocked measuring 50 cm x 80 cm so that they are safe from monkey disturbances. Based on the results of the comparison, the existing waste management in Tahura Ir. H. Djuanda does not comply with the guidelines. With a mismatch percentage of 93% in the waste reduction component and 68% in the waste handling component. The recommendation for the Tahura BLUD is to monitor and evaluate waste management in the components of waste reduction and handling in the Tahura Area Ir. H. Djuanda to comply with the guidelines for Natural Tourism Waste Management in Forest Areas. Abstrak. Aktivitas pariwisata di Kawasan Tahura Ir. H. Djuanda menyebabkan tumpukan sampah di beberapa titik. Tumpukan sampah ini menjadi cerminan pengelolaan sampah di Tahura Ir. H. Djuanda belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis upaya pengurangan dan penanganan sampah eksisting di Tahura Ir. H. Djuanda sesuai dengan pedoman Pengelolaan Sampah Wisata Alam di Kawasan Hutan Tahun 2020. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan penelitian deskriptif. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis timbulan sampah, dan analisis statistik deskriptif. Jumlah timbulan sampah pada tahun 2022 yaitu 0,457 m3/ℎ
Analisis Pengaruh Perubahan Pola Penggunaan Lahan terhadap Bencana Banjir di Kecamatan Gedebage Arya Cakrapravastha; Lely Syiddatul Akliyah
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8513

Abstract

Abstract. Changes in land use patterns that occur in Gedebage District are increasing every year. This is due to the fact that Gedebage District has become the center for technological development in the city of Bandung in accordance with the direction of the Bandung City RPJMD 2018-2023 point 3. As a result, many rice fields have been converted into hardened buildings and settlements resulting in reduced green open space around Gedebage District. The purpose of this study is to identify which land use patterns are most influential in Gedebage District. The method used in this research is map overlay method and multiple linear regression analysis method. Based on the results of the overlay analysis, the data shows that there are many land uses that do not match the 2015-2035 Bandung City RDTR spatial pattern map in Gedebage District. The results of the analysis of this study indicate that land use that greatly influences flood height is trade and service land use in Gedebage Subdistrict. Gedebage Subdistrict must work together to tackle the flood disaster in Gedebage Subdistrict, the Gedebage Subdistrict community must comply with applicable regulations by not carrying out land conversion without permission from the authorities. Abstrak. Perubahan pola penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Gedebage semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan dijadikannya Kecamatan Gedebage menjadi pusat pengembangan teknologi kota Bandung sesuai dengan arahan dari RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023 poin ke 3. Dampaknya banyak sawah yang dirubah menjadi bangunan diperkeras dan pemukiman sehingga berkurangnya ruang terbuka hijau yang ada di sekitaran Kecamatan Gedebage. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pola penggunaan lahan apa yang paling berpengaruh di Kecamatan Gedebage. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode overlay peta dan metode analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis overlay bahwa data menunjukkan banyaknya penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peta pola ruang RDTR Kota Bandung 2015-2035 di Kecamatan Gedebage. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang sangat berpengaruh terhadap luas banjir adalah penggunaan lahan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gedebage melakukan penyesuaian antara kondisi eksisting penggunaan lahan Kecamatan Gedebage dengan RDTR Kota Bandung 2015-2035 dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap segala aspek, Pemerintah Kota Bandung dan Kecamatan Gedebage harus bekerjasama untuk menanggulangi bencana banjir yang ada di Kecamatan Gedebage, masyarakat Kecamatan Gedebage harus taat dengan peraturan yang berlaku dengan cara tidak melakukan alih fungsi lahan tanpa seizin dari pihak yang berwenang.
Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Bank Sampah Dinda Audina; Lely Syiddatul Akliyah
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8838

Abstract

Abstract. The waste bank management is one of the work programs in Cipamokolan Village as a form of effort in carrying out household-scale waste management. However, not all residents of each RW in Cipamokolan Village have participated in waste management efforts through waste bank management activities. The purpose of this study is to identify what factors that affecting community participation in waste bank management in Cipamokolan Village. The approach method used in this study is a quantitative method with the Guttman scale analysis method and multiple linear regression analysis. Based on the results of the study, it was found that community participation with the status of members in the planning stage of waste bank activities in Cipamokolan Village was classified into the high participation category with a percentage of 68%, while non-members were classified as moderate participation with a percentage of 49%. Furthermore, the participation of the community with the status of members in the stage of implementing waste bank activities in Cipamokolan Village is classified into the high participation category with a percentage of 75.6%, while non-members are classified as moderate participation with a percentage of 37%. There were also 3 factors that influenced community participation in this study, namely land availability variables, environmental/people influence variables, and communication effectiveness variables. Therefore, the management of the waste bank must strive for socialization and community empowerment so that they can participate in managing the waste bank. Therefore, the management of the waste bank must strive for socialization and community empowerment so that they can participate in managing the waste bank. Abstrak. Pengelolaan bank sampah menjadi salah satu program kerja di Kelurahan Cipamokolan sebagai salah satu bentuk upaya dalam melaksanakan pengelolaan sampah skala rumah tangga. Namun, belum semua warga tiap RW di Kelurahan Cipamokolan yang ikut serta dalam upaya pengelolaan sampah melalui kegiatan pengelolaan bank sampah. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Cipamokolan. Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini ialah metode kuantitatif dengan metode analisis skala Guttman dan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa partisipasi masyarakat yang berstatus sebagai anggota dalam tahap perencanaan kegiatan bank sampah di Kelurahan Cipamokolan ini tergolong ke dalam kategori partisipasi tinggi dengan persentase sebesar 68%, sedangkan untuk non anggota tergolong kedalam partisipasi sedang dengan persentase sebesar 49%. Selanjutnya, partisipasi masyarakat yang berstatus sebagai anggota dalam tahap pelaksanaan kegiatan bank sampah di Kelurahan Cipamokolan ini tergolong ke dalam kategori partisipasi tinggi dengan persentase sebesar 75,6%, sedangkan untuk non anggota tergolong kedalam partisipasi sedang dengan persentase sebesar 37%. Ditemukan juga 3 faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada penelitian ini, yaitu variabel ketersediaan lahan, variabel pengaruh lingkungan/orang sekitar, dan variabel efektivitas komunikasi. Oleh karena itu, pihak pengelola bank sampah harus mengupayakan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat agar turut berpartisipasi dalam pengelolaan bank sampah.
NILAI EKONOMI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. JUANDA KOTA BANDUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN LELY SYIDDATUL AKLIYAH
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 2 (2010)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v10i2.247

Abstract

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. TAHURA Ir. H. Juanda memiliki daya tarik wisata alam yang cukup beragam dengan berbagai obyek wisata yang cukup menarik. Dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam di Kawasan Tahura Juanda yang optimal, maka dilakukan penelitian tentang penilaian terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya alam (valuasi ekonomi) tersebut dengan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method).
KARAKTERISTIK PEMETAAN MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KABUPATEN BEKASI LELY SYIDDATUL AKLIYAH
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 11 No. 1 (2011)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v11i1.250

Abstract

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial atau PMKS yang ada di Kabupaten Bekasi sangat penting untuk diidentifikasi karena adanya keinginan dari Pemda kabupaten Bekasi untuk mensejahteraan masyarakanya. Pemetaan dilakukan dengan teknis survey sampling ke seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi. Hasil dari pemetaan menunjukkan jumlah Penyandang cacat yang ada cukup banyak dan pada umumnya merupakan penyandang cacat fisik mental, bukan karena penderita penyakit kronis. Jumlah penyandang tuna susila di Kabupaten Bekasi hanya terkonsentrasi di beberapa kecamatan yaitu, Kecamatan Karang Bahagia, Cibarusah, Tambun Utara dan Sukakarya. Korban penyalahgunaan NAPZA dari tahun ke tahun meningkat terus akibat berbagai factor, khususnya factor lingkungan. Penyandang HIV/AIDS terkonsentrasi di Kecamatan Tambun Utara karena terkait dengan kegiatan penyandang tuna susila.
IDENTIFIKASI DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI EKOSISTEM PESISIR TERHADAP LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN MUARAGEMBONG YULIA ASYIAWATI; LELY SYIDDATUL AKLIYAH
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 14 No. 1 (2014)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v14i1.275

Abstract

Perubahan yang terjadi pada wilayah pesisir dan laut tidak hanya sekedar gejala alam semata, tetapi kondisi ini sangat besar dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang ada di sekitarnya. Wilayah pesisir merupakan wilayah penerima tekanan lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain, karena wilayah pesisir mempunyai fungsi sebagai penyedia sumberdaya alam, penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, penyedia jasa kenyamanan dan sebagai penerima limbah dari aktivitas pembangunan yang terdapat di lahan atas (lahan daratan) seperti kegiatan permukiman aktivitas perdagangan, perikanan dan kegiatan industri. Semua dari kegiatan tersebut memberikan dampak terhadap wilayah pesisir yang dapat mempengaruhi pada kualitas lingkungan wilayah pesisir terutama pada penurunan kualitas ekosistem pesisir. Wilayah Pesisir Muaragembong dimanfaatkan sebagai multiuse, mengakibatkan ketidakteraturan dalam pemanfaatan kawasan sehingga menimbulkan perubahan fungsi dari ekosistem pesisir yang mengakibatkan penurunan terhadap kualitas ekosistem dan lingkungan. Hal ini mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Muaragembong. Berdasarkan kondisi yang ada, maka artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak perubahan fungsi ekosistem pesisir terhadap lingkungan di wilayah pesisir khusnya yang menjadi lokus kajian di wilayah pesisir Kecamatan muaragembong. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang identifikasi dampak yang ditimbulkan dari perubahan fungsi ekosistem pesisir di Wilayah Pesisir Muaragembong,
Identifikasi Faktor Kurang Berjalannya TPS3R Citepus di Pasawahan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Kania Sephiya Sunardi; Lely Syiddatul Akliyah
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 3, No. 2, Desember 2023, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v3i2.2758

Abstract

Abstract. The 3R Temporary Disposal Site (TPS) in Citepus, Pasawahan Village is a solution to the problem of waste by the community, but in reality, many problems occur such as the ineffectiveness of the 3R Temporary Disposal Site (TPS). So it is necessary to identify the factors that are not working properly at the 3R Temporary Disposal Site (TPS) in Citepus by identifying variables and supporting aspects to find out the factors that are not working properly at the 3R Temporary Disposal Site. This study used a quantitative descriptive analysis method by looking at the percentage of trends in the data and then comparing the existing conditions of the 3R Temporary Disposal Site. There are many variables obtained to identify factors that are not working at the Citepus 3R Temporary Disposal Site. Based on the identification results, 8 causal variables out of 13 variables are found that are not in accordance with their proper function, such as increasing the volume of waste residue, decreasing the volume of organic waste, no waste utilization, the location of the Temporary Disposal Site entering the flood area, no use of waste processing equipment, lack of waste management human resources, unfulfilled operational maintenance costs and no community involvement in management. The ineffectiveness of waste management at Temporary Disposal Sites is caused by the ineffectiveness of the 3R concept, which should be the core of the management carried out. Abstrak. TPS 3R Citepus Kelurahan Pasawahan disebut sebagai solusi dari permasalahan persampahan oleh masyarakat namun, kenyataannya banyak masalah yang terjadi seperti kurang berjalanya TPS 3R sehingga menjadikan tidak berjalannya konsep 3R pada TPS tersebut. Maka dari itu perlunya mengidentifikasi faktor kurang berjalannya TPS 3R Citepus dengan mengetahui variabel dan aspek pendukung untuk mengetahui indikator dalam hal faktor kurang berjalannya TPS 3R. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan melihat persentase kecenderungan data kemudian membandingkan ketentuan eksistingnya yaitu TPS 3R. Terdapat banyak variabel yang didapatkan untuk mengidentifikasi faktor kurang berjalannya TPS 3R Citepus, Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan 8 variabel penyebab dari 13 variabel yang tidak sesuai dengan fungsi TPS 3R yang seharusnya, seperti meningkatnya volume residu sampah, menurunya volume sampah organik, tidak adanya pemanfaatan sampah, lokasi TPS masuk kedalam kawasan banjir, tidak adanya penggunaan alat pengolah sampah, kurangnya SDM pengelola sampah, belum terpenuhinya biaya pemeliharaan operasional dan tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan. Kurang berjalannya pengelolaan sampah di TPS diakibatkan tidak berjalannya konsep 3R, yang dimana seharusnya konsep tersebut menjadi inti dari pengelolaan yang dijalankan.
Valuasi Ekonomi Wisata Hutan Pinus Rahong Pangalengan dengan Metode Biaya Perjalanan Alhamdani, Sania Zaciska; Lely Syiddatul Akliyah
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 5, No. 1, Juli 2025, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v5i1.6744

Abstract

Abstrak. Keberlanjutan sumber daya alam menjadi hal penting di tengah pertumbuhan pariwisata, termasuk di Hutan Pinus Rahong, Pangalengan, yang mengalami lonjakan pengunjung. Meski berdampak positif bagi ekonomi lokal, hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kelestarian hutan. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai ekonomi Hutan Pinus Rahong menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode Travel Cost Method dengan 100 responden wisatawan. Hasil analisis menunjukkan nilai ekonomi sebesar Rp99.602.532.000 per tahun, dengan surplus konsumen sebesar Rp2.766.737 per orang per kunjungan. Temuan ini menegaskan pentingnya optimalisasi potensi ekonomi hutan melalui perencanaan tata ruang yang baik dan pengelolaan lingkungan yang ketat. Pengembangan fasilitas ramah lingkungan serta kebijakan perlindungan hutan, alokasi dana konservasi, dan promosi wisata berkelanjutan dari pemerintah juga diperlukan untuk memastikan manfaat ekonomi dan kelestarian lingkungan berjalan seimbang. Abstract. The sustainability of natural resources is crucial amid the growing tourism sector, including at Rahong Pine Forest in Pangalengan, which has seen a significant increase in visitors. While this growth benefits the local economy, it also raises concerns about forest conservation. This study aims to assess the economic value of Rahong Pine Forest using a quantitative approach and the Travel Cost Method, with 100 tourist respondents. The analysis revealed an economic value of IDR 99,602,532,000 per year and a consumer surplus of IDR 2,766,737 per person per visit. These findings highlight the need to optimize the forest's economic potential through proper spatial planning and strict environmental management. Additionally, the development of eco-friendly facilities and government support in the form of forest protection policies, conservation funding, and sustainable tourism promotion are essential to ensure that economic benefits and environmental preservation go hand in hand.