Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Humor dalam Naskah Drama Hikayat Pangeran Jongkok Karya Yusrianto Agus Mulia
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 1 (2007): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v4i1.833

Abstract

Abstrak :Barangkali tidak terlalu salah, kalau ada yang mendefinisikan, bahwa yang disebut manusia adalah satu-satunya binatang yang bisa tertawa. Soalnya, binatang lain yang selain manusia tidak ada yang bisa tertawa. Kuda dan monyet hanya bisa nyengir dan sulit terbahak seperti manusia. Kata seorang teman pelawak, justru karena bisa tertawa itulah manusia menjadi lain dari binatang dan kemudian tak boleh disebut sebagai binatang. Karena itu tertawa menjadi penting dan mungkin sangat penting, bahkan sehat. Orang yang sehat lahir batin sering butuh lelucon dan penggeli hati, demikian ungkapan seorang penyair ternama D. Zawawi Imron. Tulisan berikut ini pun mengulas seputar masalah humor, terutama mengenai naskah drama Hikayat Pangeran Jongkok karya Yusrianto. Masalah humor ini dikaji dalam berbagai sisi, di antaranya melalui ilmu fsikologi, antropologi, dan kebahasaanKATA KUNCI : humor, drama, apresiasi
TOPONIMI RUPABUMI DI KABUPATEN LANGKAT Sahril Nfn; Yulia Fitra; Agus Mulia
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 13, No 2 (2015): Vol. 13, No. 2, Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v13i2.1214

Abstract

Standardization of topographical names has been set up through Pepres No. 112/ 2006 and Permendagri No. 39/2008. The naming, naming both themselves and the naming of topographical strongly associated with language, culture and local history. The UN requires that the naming of topographical using local languages. Langkat consists of 23 districts with 272 villages. Based on the number of villages, researchers analyzed with reference to the naming of topographical topographical naming guidelines. The important thing is set in toponymy is the standardization of the procedure of writing the name of the geographical element. By default, the name of the geographical element consists of two parts: a generic name and a specific name. Among the 272 names of villages were analyzed only 68 (25%) village right under the guidelines of the standardization of topographical. Geographic elements and specific elements, there were 83 (30.51%) villages that use generic element names relating to geographic elements. 63 (23.16%) village by the name of the specific elements related to the adjective. 29 name of the village that use specific element with a direction of the wind and others. 12 name of the village that use specific elements of a good number are writing, numbers, and letters. The use of language, found writing the name of the village that does not refer to the guidelines for the standardization of topographical, geographical element should be written as a series with generic elements.
Sosiologi Perempuan : Analisis Teks Novel Nyanyian Prenjak Karya Yati Setiawan Agus Mulia
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5, No 1 (2008): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v5i1.807

Abstract

Jenis pekerjaan perempuan sangat ditentukan oleh seks (jenis kelamin), sedangkan laki-laki tidak. Pekerjaan perempuan selalu dihubungkan dengan sektor domestik, tidak jauh dari kepanjangan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti bidan, perawat, guru, sekretaris, yang lebih banyak memerlukan keahlian manual saja. Gejala ini tentu ada hubungannya dengan persoalan pendidikan. Ditambah lagi dengan adanya keterbatasan-keterbatasan perempuan yang membuat para majikan/perusahaan lebih suka memilih laki-laki sebagai pegawainya. Perempuan harus diberikan cuti hamil dan melahirkan.Kata Kunci: sosiologi, seks, perempuan