Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN BLINDUNGAN KECAMATAN BONDOWOSO KABUPATEN BONDOWOSO. Damon Wicaksi; Susilowati
Progresif : Media Publikasi Ilmiah Vol. 7 No. 2 (2019): PROGRESIF : MEDIA PUBLIKASI ILMIAH
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.088 KB)

Abstract

Ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti air susu kurang sehingga bayi sering rewel dan menangis. Kendala dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian minuman kepada bayi sebelum ASI keluar seperti madu dan susu formula dan kedekatan antara ibu kepada bayinya ( bounding attackment ) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini ( IMD ) dengan pemberian ASI Eksklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu balita di Desa Blindungan Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso sebanyak 220 ibu balita , sedangkan jumlah sampel yang diperoleh melalui porposif sampling dari 2 posyandu adalah berjumlah 69 ibu balita Hasil penelitian menunjukkan responden yang dilakukan IMD dan berhasil memberikan ASI Ekslusif sebanyak 23 responden (33,3%), dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 18 responden (26, 1%), sedangkan ibu yang tidak dilakukan IMD namun memberikan ASI ekslusif yaitu 6 responden (8,7%) dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 22 responden (31,9%). Hal ini menunjukkan bahwa IMD dapat meningkatkan pemberian Asi eksklusif, sedangkan yang tidak melakukan IMD beresiko tidak memberikan Asi Ekslusif dan dapat disimpulkan terdapat hubungan IMD dengan pemberian ASI eksklusif Dari hasil penelitian yang dilakukan, penting bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan kualitas IMD untuk keberhasilan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.
PERAN ORANGTUA DALAM ME.l\fENUID PERKEMBANGAN NORMAL ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK PGRI 02 TANGGULLANGIN KECAMATAN TEGALAMPEL KABUPATEN BONDOWOSO Damon Wicaksi
Progresif : Media Publikasi Ilmiah Vol. 5 No. 1 (2017): PROGRESIF : MEDIA PUBLIKASI ILMIAH
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.254 KB)

Abstract

Perkembangan moral anak penting karena dengan pendidikan moral, anak mampu rnemiliiki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negatif yang mungkin terjadi dalam perjalanan bidupnya. Guna terpenting pendidikan moral yang baik pada diri anak, agar secara mandiri mampu menilai mana yang positif dan mana yang negatif, dalam hal ini dibutuhkan adanya tidakya sating pengertian, tingkat moral anak. Untuk itu sebaiknya diketahui cara yang tepat dan efektif bagi anak dalam mempelajari perilaku moral agar tidak menimbulkan berbagai macam tingkah laku, seperti mernbolos, tidak jujur, mencuri, kecurangan dan merusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti fikasi peran orangtua dalam memenuhi perkembangan moral anak usia prasekolah (4-6 tahun) ynag dilaksanakan pada tanggal 20 mei 2010. Desain penelitian ini adalah di TK PGRI dengan populasinya adalah ibu yang mernpunyai anak usia 4- 6 tahun di TK PGRI 02 Tanggullangin Kecarnatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 responden. Dalam pengumpulan data, instrumen yang kami gunakan adalah kuesioner. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ibu yang memiliki peran baik dalam memenuhi perkembangan moral anak usia prasekolah 4-6 tahun adalah sebanyak 5 responden (13,89%), sedangkan ibu yang memiliki peran cukup dalarn memenuhi perkembangan moral anak usia prasekolah 4-6 tahun sebanyak 13 responden (36,.11 %) dan ibu yang memiliki peran kurang dalam memenuhi perkembangan moral anak usia prasekolah 4-6 tahun sebanyak (50%). Dengan demikkian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peran orangtua (ibu) dalam memenuhi perkembangan moral anak usia prasekolah 4-6 tahun adalah kurang (50%). Maka dari itu, perlu adanya peningkatan peran orangtua (ibu) khususnya dalam memenuhi perkembangan moral anak misalnya pernberian informasi dari pelayanan kesehatan sehingga anak dapat tumbuh secara optimal.
arental Communication Preferences in Rural Communities: A Qualitative Study on the Use of Indonesian Language in Parenting Occe Luciana; Achmad Naufal Irsyadi; Zaedun Na’im; Jamson Siallagan; Damon Wicaksi
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Program Studi Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55637/jr.10.3.10460.787-801

Abstract

In the context of parenting, the choice of language by parents becomes a critical tool for conveying values, rules, and emotional support to children. This study investigates parental communication preferences for using Indonesian versus Madurese in rural communities and their impact on child-rearing practices. This research is a descriptive qualitative study. The method employed is the observation and participation technique, where the researcher observes and records the speech of rural communities related to parenting communication in Indonesian through recording and note-taking techniques. Besides, the researcher uses reflective introspective methods, based on the experiences of both the researcher and the informants. The researcher also conducts interviews with community leaders, linguists, artists, cultural figures, and rural community members. Once the data is collected, the researcher performs data reduction, classification, and validation according to the data type. Subsequently, data tabulation is carried out by coding each data entry listed in tables, followed by data interpretation and conclusion drawing. The research findings indicate a tendency among educated generations to raise their children using the Indonesian language, which is viewed negatively by Generation X. It is because the use of the Madurese language is considered an essential strategy in instilling moral values in children, especially in interactions with older individuals. The use of Indonesian is perceived as potentially distancing children from their cultural roots. Moreover, this study also finds that parental preferences for using the Indonesian language in parenting communication within rural communities encompass elements of nationalism, the role of Indonesian in rural societies, and Indonesian language communication in parenting in rural settings.