Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Efisiensi Pada Belt Conveyor Untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Pengangkutan Tebu Di Pabrik Gula Kebonagung Dwi Diyan Arimad; Bambang Susilo; Sumardi Hadi Sumarlan
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melihat banyak masyarakat mengkonsumsi gula semakin banyak , pabrik yang mengelola gula dari bahan baku tebu. Namun pemanenan yang sudah di tebang saat ini pengangkutannya masih manual atau dengan menggunakan tenaga manusia kadang juga memiliki kendala yang tersendiri mulai dari memerlurkan waktu lama, buruh angkut sering mengalami kesakitan saat menggangkut . Melihat fakta tersebut maka perlu adanya system conveyor yang sangat membantu pekerjaan manusia. Efisiensi merupakan tingkat yang dapat dicapai oleh produksi yang maksimal dengan pengorbanan yang minimal. Pada penelitian ini efisiensi waktu menggunakan belt conveyor dengan jarak 8.5 meter adalah 13,33 menit dan menggunakan tenaga manusia (manual) sebesar 56 menit. Jarak 20 meter menggunakan belt conveyor sebesar 31,33 menit dan menggunakan manual atau tenaga manusia sebesar 2,23 jam.   Kata kunci: Tebu, belt conveyor, efisiensi
Rancang Bangun Metering Device Tipe Screw Conveyor dengan Dua Arah Keluaran untuk Pemupukan Tanaman Tebu Choirul Adhar; Sumardi Hadi Sumarlan; Wahyunanto Agung Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.065 KB)

Abstract

Produksi gula pada tahun 2011 untuk provinsi Jawa timur mencapai 1.051.642 ton atau setara 47,2% produksi gula nasional. Luas areal tanam gula di Jawa Timur sekitar 192.801,4 ha atau setara 42,81% dari luas areal tanam nasional (Deptan, 2012). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendesain metering device screw conveyor dengan dua arah keluaran, diaplikasikan untuk pemupukan tanaman tebu dan menguji kinerja metering device dengan menggunakan 4 jenis pupuk yaitu: Urea, NPK, TSP dan ZA. Dalam penelitian ini kami menguji kapasitas kerja aplikator pupuk berdasarkan nama pupuk dan pengujian dilakukan skala laboratorium.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian rancang bangun peralatan pupuk dengan screw conveyor dua arah adalah metode empirik, yaitu pengambilan data dari sumber studi pustaka lalu diaplikasikan dalam suatu permodelan dimensi dengan perencanaan dan perhitungan yang diwujudkan dalam satu bentuk nyata. Penelitian menghasilkan bagian-bagian utama dari rancang bangun model metering device ini antara lain sebagai berikut, lebar pitch 30 mm, diameter luar 65 mm, diameter dalam 30 mm, panjang screw 330 mm, sudut screw 200, panjang poros 445 mm. Kapasitas kerja metering device berdasarkan jenis pupuk sebagai berikut : pupuk ZA dengan inlet 50%, 75%, 100% adalah 475,597 kg, 641,206 kg dan 975,080 kg, pupuk TSP dengan inlet 50%, 75%, 100% adalah 579,102 kg, 686,854 kg, 773,905 kg, pupuk NPK dengan inlet 50%, 75%, 100% adalah 418,801 kg, 498,952 kg, 580,164 kg, pupuk Urea dengan inlet 50%, 75%, 100% adalah 581,757 kg, 670,931 kg, 770,722 kg. Kata Kunci :Metering Device, Screw Conveyor, Pupuk, Inlet
Hidrolisis Enzimatik Menggunakan Enzim Selulase dari Trichoderma reseei dan Aspergillus niger pada Produksi Bioetanol Jerami Padi Haris Ferdiansyah; Sumardi Hadi Sumarlan; Bambang Dwi Argo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.751 KB)

Abstract

Senyawa yang paling efektif untuk digunakan pada proses bioetanol adalah selulosa. Jerami merupakan golongan kayu lunak yang mempunyai komponen utama selulosa. Oleh karena itu, jerami padi banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas enzim, mengetahui kadar glukosa, dan juga untuk mengetahui perbandingan volume enzim selulase yang paling optimum pada tahapan glukosa. Penelitian ini menggunakan penyelesain dengan 1 faktor 7 level perlakuan. Faktor perlakuan adalah variasi perbandingan volume enzim selulase Aspergillus nigerdan Trichoderma reesei dengan perbandingan (1:0), (0:1), (1:1), (1:2), (1:3), (2:1), (3:1) dan waktu pengambilan sempel yakni pada jam ke-8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64 dan jam ke-72. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perbandingan A.niger-T.reesei 1 : 3 (v/v) dengan waktu hidolisis selama 64 jam yang menghasilkan glukosa sebesar 17,35 g/L. Kata Kunci : hidrolisis enzimatik, enzim selulase, glukosa