Nunun Barunawati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aplikasi Pulsed Electric Field (PEF) Sistem Kontinyu pada Sari Tebu Hijau (Saccharum officinarum L.) (Kajian Tegangan dan Frekuensi PEF) Dina Wahyu Indriani; Sumardi Hadi Sumarlan; Riska Novia Cahyanti; Arie Febrianto Mulyadi; Nunun Barunawati
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.871 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.5

Abstract

Sari tebu hijau merupakan diversifikasi produk olahan tebu hijau. Pada proses pastuerisasi sari tebu hijau dapat dilakukan dengan dua cara yaitu termal dan nontermal. Kandungan tertinggi pada sari tebu yaitu gula sebesar 75-92 %, bila dipanaskan dengan metode termal adanya ion OH- akan terjadi proses dekomposisi diawali dengan pembentukan asam organik (asam laktat) diikuti senyawa kompleks yang akhirnya dapat menghasilkan warna coklat. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan alternatif pengolahan sari tebu hijau nontermal. Salah satu pengolahan nontermal menggunakan Pulsed Electric Field (PEF). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tegangan dan frekuensi PEF terhadap kualitas sari tebu hijau, serta untuk mengetahui kombinasi tegangan dan frekuensi PEF yang paling tepat agar dihasilkan kualitas sari tebu hijau yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan (< 40 kV) dan frekuensi (< 40 kHz) yang rendah pada perlakuan PEF tidak berpengaruh signifikan terhadap total mikroba, total padatan terlarut, total gula, viskositas dan warna pada sari tebu hijau. Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu perlakuan PEF menggunakan tegangan 40 kV dan frekuensi 40 kHz. Hasil perlakuan terbaik pada pengujian TPC pada perlakuan PEF tegangan 40 kV dengan frekuensi 40 kHz yaitu 87,48 % dengan total mikroba 8,5 x 106 cfu/ml. Penurunan total mikroba pada tegangan 40 kV dan frekuensi 40 kHz sebesar 0,9 log cycle, dengan karakteristik pH yaitu 5,83, total padatan terlarut (TPT) sebesar 13,4 derajat Brix, viskositas sebesar 5 Cp, warna kecerahan (L*) sebesar 23,55, kemerahan (a*) sebesar 7, kekuningan (b*) sebesar 7,3, dan total gula sebesar 12,24 %.Kata Kunci: Frekuensi, Pulsed Electric Field (PEF), Sari tebu hijau, Tegangan, emerging processing
Respon Tiga Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Akibat Pemberian Berbagai Macam Biochar Roynaldo Barasa; Wisynu Ari Gutama; Nunun Barunawati
Jurnal Produksi Tanaman Vol 10, No 7 (2022)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/protan.v10i7.1661

Abstract

Produksi kedelai (Glycine max L.)  di Indonesia masih belum dapat memenuhi tingkat konsumsi, yang menyebabkan Indonesia semakin bergantung terhadap kegiatan impor. Rendahnya produktivitas kedelai dapat disebabkan oleh kurangnya kesuburan tanah yang mengakibatkan penurunan hasil dari kedelai Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian berbagai macam biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas tanaman kedelai. Penelitian ini merupakan penelitian faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali. Terdapat dua faktor sebagai perlakuan yaitu macam biochar (B1, B2, B3) dan macam varietas (V1, V2, V3). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat interaksi antara jenis biochar dan varietas dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada tanaman kedelai terdapat pada jenis biochar berupa tongkol jagung dan varietas anjasmoro yang terlihat berbeda nyata dengan penggunaan biochar dan varietas lainnya pada beberapa indikator berupa pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, kemudian pada aspek panen diketahui terdapat perbedaan yang nyata pada indikator jumlah polong total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot polong, bobot 100 biji dan hasil panen per hektar.
Respon Tiga Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Akibat Pemberian Berbagai Macam Biochar Roynaldo Barasa; Wisynu Ari Gutama; Nunun Barunawati
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 7 (2022)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.07.04

Abstract

Produksi kedelai (Glycine max L.)  di Indonesia masih belum dapat memenuhi tingkat konsumsi, yang menyebabkan Indonesia semakin bergantung terhadap kegiatan impor. Rendahnya produktivitas kedelai dapat disebabkan oleh kurangnya kesuburan tanah yang mengakibatkan penurunan hasil dari kedelai Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian berbagai macam biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas tanaman kedelai. Penelitian ini merupakan penelitian faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali. Terdapat dua faktor sebagai perlakuan yaitu macam biochar (B1, B2, B3) dan macam varietas (V1, V2, V3). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat interaksi antara jenis biochar dan varietas dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada tanaman kedelai terdapat pada jenis biochar berupa tongkol jagung dan varietas anjasmoro yang terlihat berbeda nyata dengan penggunaan biochar dan varietas lainnya pada beberapa indikator berupa pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, kemudian pada aspek panen diketahui terdapat perbedaan yang nyata pada indikator jumlah polong total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot polong, bobot 100 biji dan hasil panen per hektar.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) pada Pemberian Dosis Nitrogen dan Bahan Organik Maydya Lesmanasari; Nunun Barunawati
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 10 (2022): Terbitan Bulan Oktober
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.10.05

Abstract

Pemanfaatan seledri selain sebagai sayuranpelengkap atau penyedap rasa juga bermanfaatdi bidang kesehatan. Perbaikan budidaya pada seledri pada lahan dengan kondisi C-organikdan N-tersedia dalam kategori sedang dapatdilakukan dengan pemupukan. Kebutuhanunsur nitrogen pada seledri dapat dipenuhidengan pupuk nitrogen. Pengoptimalanserapan hara pada tanaman dilakukan denganpenambahan bahan organik. Selainmeningkatkan ketersediaan unsur hara, bahanorganik dapat memperbaiki kualitas tanahsehingga penyerapan unsur hara optimal.Penelitian dilakukan untuk mempelajariinteraksi dosis nitrogen dan bahan organikserta mendapatkan dosis nitrogen dan bahanorganik yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri. Penelitian dilaksanakandi Desa Sumberejo, Kota Batu pada bulan Mei hingga Juli 2022. Penelitian merupakanpercobaan faktorial yang di rancangmenggunakan Rancangan Acak Kelompok(RAK) dengan 3 ulangan terdiri 2 faktor. Faktorpertama, dosis nitrogen terdiri dari 4 taraf yakni25 kg ha-1, 75 kg ha-1, 125 kg ha-1 dan 175 kg ha-1. Faktor kedua, dosis bahan organik berupakotoran kambing terdiri dari 3 taraf meliputi 0 ton ha-1, 15 ton ha-1, dan 30 ton ha-1. Variabelpengamatan meliputi panjang tanaman, jumlahdaun, jumlah anakan, bobot segar, dan shoot:root rasio. Analisa data menggunakan uji F pada taraf 5%. Hasil yang berbeda nyatadilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitiantidak menunjukkan interaksi antara pemberiandosis nitrogen dan bahan organik terhadappertumbuhan dan hasil pada tanaman seledri. Pemberian dosis nitrogen 125 kg ha-1 dan 175 kg ha-1 meningkatkan pertumbuhan panjangtanaman, jumlah anakan, dan jumlah daunmasing-masing sebesar 18,5%; 40,3%; dan 16,57%. Pada komponen hasil, pemberiandosis nitrogen 125 kg ha-1 dan 175 kg ha-1meningkatkan bobot segar konsumsi sertashoot:root rasio masing-masing sebesar82,44%; dan 118%. Sedangkan pemberianbahan organik tidak berpengaruh nyataterhadap pertumbuhan dan komponen hasiltanaman seledri.