Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Fenologi Pembungaan dan Pembuahan Berbagai Macam Berat Umbi Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume) Sumarwoto Sumarwoto
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 11, No 1 (2006): February 2006
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v11i1.2816

Abstract

The study about fruiting and flowering phenologies on various tuber weights of iles-iles has not been common yet. The fact was emphasized by Lingga et al. (1989) that most biologists and agronomists are not interested in doing research about the iles-iles, so the source is not easy to get. This research was aimed to studying the fruiting and flowering phenologies on various tuber weights of Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume). The experiment was done at Bogor Agricultural Institute experimental field, Darmaga at 250 m sea level height, from February 2000 to August 2002. The experimental design used was Completely Randomized Block Design with six replications. The treatment consist of four level of tuber weights, A = more than 1050 g; B = more than 700-1050 g; C = more than 350-700 g; D = less than or same as 350 g. The results showed that flowering of iles-iles occur on rainy season, after high rain intensity everydays. The higher tuber weights, compared with smaller tuber weights, produce bigger percentage of flower sprout, size of flower parts, flower size and fruit amount, and also total amount of embryo per stem. On the contrary, the percentage of vegetative sprout was produced more by lighter tuber. The flowering and fruiting on iles-iles, seem influenced by the interaction between tuber weight and the growth age of tuber.
PENYALAHGUNAAN NARKOBA MENURUT HUKUM POSITIP DAN HUKUM ISLAM Sumarwoto Sumarwoto
PROSEDING SEMINAR UNSA 2014: PROSEDING SEMINAR NARKOBA FAKULTAS HUKUM
Publisher : PROSEDING SEMINAR UNSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.232 KB)

Abstract

Penyalahgunaan Narkoba (Narkotika dan obat-obat berbahaya) adalah kejahatan Internasional dan ektra ordinary crime. Pada zaman era globalisasi saat ini masyarakat turut berkembang secara dinamis, yang diikuti proses penyesuaian diri yang terkadang terjadi secara tidak merata, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi paling mutakhir dan canggih dalam bidang telekomunikasi dan transportasi, sehingga (akan) memudahkan akses berbagai macam termasuk didalamnya tentang alur masuk dan keluar (transaksi) narkoba.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP (AKSI) TERORISME Sumarwoto Sumarwoto
RATU ADIL Vol 3, No 2 (2014): RATU ADIL
Publisher : RATU ADIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.904 KB)

Abstract

Prahara kemanusiaan di dunia ini sudah mengisi agenda sejarah sebagai produk manusia yang kehilangan etos keberadabannya. Banyak orang dengan mudahnya melahirkan sebuah persepsi, praduga tak bersalah (presumption of guilt) dan saling mencurigai kalau kekerasan yang terjadi dalam suatu komunitas dan konflik-konflik internal suatu negara adalah identik dengan terorisme. Bahkan negara pun bisa jadi terjebak dalam sifat ketergesa-gesaan untuk memproduk hukum yang mengatur terorisme, meskipun untuk memberikan pemaknaan yang tegas tentang terorisme masih sulit dirumuskan atau masih terdapat perbedaan pendapat yang mendasar. Ironisnya lagi, banyak orang gampang terjebak dalam asumsi yang dibangun masyarakat global, khususnya Barat kalau negara Indonesia identik dengan teroris.Kondisi pluralistik masyarakat Indonesia menjadi salah satu penyebab sulitnya menyatukan visi tentang terorisme, khususnya jika dikaitkan dengan persoalan agama. Eksistensi agama masyarakat Indonesia yang beragam mengandung konsekuensi terjadinya perbedaan “mazhab” yang tidak mungkin atau menyulitkan untuk melakukan unifikasi pemikiran terorisme. Konsep dan doktrin Islam “amar ma’ruf nahi munkar” misalnya oleh suatu komunitas keagamaan tertentu telah ditempatkan sebagai prinsip jihad yang menuntut totalitas kapabilitas dirinya, termasuk menggunakan kekuatan fisik sehingga ketika konsep ini dijadikan ruh dan prinsip perjuangan menegakkan ajaran agama (jihad), maka dampaknya adalah terjadi benturan dengan kekuatan komunitas sesama pemeluk agama dan pemeluk agama lain serta kepentingan-kepentingan politik, sosial, budaya, ekonomi yang dibangun oleh negara, yang pemerintahnya tidak punya keinginan untuk memperbaharui ketimpangan moral-strukturalnya. Akhirnya benturan yang terjadi eskalasinya meluas, yakni negara vis-à-vis dengan agama (komunitas) dan pemeluk agama lain menjadi musuh bagi pemeluk agama lain.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Sumarwoto Sumarwoto
RECHTSTAAT Vol 8, No 1 (2014): RECHTSTAAT
Publisher : RECHTSTAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.661 KB)

Abstract

Korupsi merupakan permasalahan universal yang dihadapi oleh seluruh negara dan masalah yang pelik yang sulit untuk diberantas, hal ini tidak lain karena masalah korupsi bukan hanya berkaitan dengan permasalahan ekonomi semata melainkan juga terkait dengan permasalahan politik, kekuasaan, dan penegakan hukum.. Pada dasarnya pelaku korupsi merupakan orang-orang yang berpendidikan dan yang memiliki jabatan. Akibat merajalelanya korupsi ini, terciptalah  jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin.. Bahkan trend terbaru korupsi dilakukan tidak lagi secara individu dengan malu-malu dan sembunyi-sembunyi melainkan secara berjama’ah, dan dianggap sebagai sebuah ‘kewajaran”. Korupsi telah mengakar kuat dalam budaya bangsa yang katanya religius ini, sehingga level korupsi di Indonesia sudah termasuk korupsi sistemik. Kalau sudah demikian halnya, maka seharusnya setiap elemen warga bangsa menyatakan perang terhadap tindak korupsi ini demi menyelamatkan nama baik bangsa yang susah payah dirintis oleh para founding fathers bangsa ini dan juga untuk menyelamatkan masa depan generasi yang akan datang. Perang terhadap korupsi harus dilakukan dengan segala upaya mulai dari reformasi birokrasi, penegakan supremasi hukum dan juga memaksimalkan peranan agama. Upaya terakhir adalah dengan (maksimalisasi peranan agama) bisa dilakukan dengan mencoba merombak doktrin-doktrin agama sebagai  ‘senjata pamungkas’ dalam pemberantasan korupsi. Penelitian ini merupakan usaha konkrit dalam rangka merealisasikan usaha tersebut. Oleh karena itu, yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep-konsep hukum Islam tentang korupsi dan bagaimana pula kontribusinya terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut akan digunakan teori hukum pidana Islam yaitu mengenai pembagian dan operasionalisasi jinayah atau jarimah serta penerapan sanksi-sanksinya.. Dengan menggunakan teori tersebut, penulis berkesimpulan bahwa menurut hukum Islam korupsi (dapat) disamakan dengan ghulul, sariqah, khianat, risywah dan ‘uqubah. Untuk memberantas korupsi yang sudah merajalela di Indonesia setidak-tidaknya  ada empat usaha yang harus dilakukan, yakni: pertama, Penegakan Supremasi Hukum. Hukum harus tegak dan diberlakukan adil tanpa pandang bulu termasuk kalaupun korupsi dilakukan oleh para pejabat tinggi yang memiliki power dan pengaruh yang kuat., Memaksimalkan hukuman.. Kedua, Perubahan dan perbaikan sistem. Perubahan dalam sistem birokrasi pemerintahan dan sistem hukum di Indonesia harus segera dilakukan mengingat sistem yang ada sudah bobrok Ketiga, Revolusi Kebudayaan (mental).. Keempat, Hukuman-hukuman dalam bentuk fisik perlu diwacanakan dan kalau bisa diterapkan bahkan sampai hukuman mati 
UJI ZAT PENGATUR TUMBUH DARI BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI PADA STEK DAUN ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) Sumarwoto Sumarwoto
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 15, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.861 KB)

Abstract

This research was aimed  to test whether growth regulator substance could accelerate the growth of leaf cutting iles-iles and expected to be able to get the best type and concentration. The experiment was done on rainy season at experimental house, at 117  m sea level, with temperature average 27-32o C and rain fall about 1412 mm/year. The experiment was done using two factors with three replications using the Complettely Randomized Block Design. The level of kind growth regulator were three level (IAA (J1), IBA (J2), dan NAA (J3)), and concentration of growth regulator were four concentration (0 ppm (K0), 500 ppm (K1), 1000 ppm (K2), dan 1500 ppm (K3). The results showed that there was no interaction on type and concentration of growth regulator substance doses in affecting the growth plant vegetattif parameters. The using of growth regulator substance of resulted in the better viability and vigor of seeding 34% better than control (no growth regulator substance). The alternative  choice  growth regulator substance at first is IBA, whereas concentration of growth regulator substance on 1500 ppm
PERAN KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK KALIUM DALAM PENINGKATAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) Sumarwoto Sumarwoto; Mahalia Dwita Budiastuti; Maryana Maryana
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 18, No 3 (2011)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.091 KB)

Abstract

The experiment of applying several kinds of media compositions and doses of KCl fetilizer aimed to determine media composition and potassium doses best for tomato plant (Lycopersicon esculentum Mill.) growth and yield. This experiment was conducted on February until Juny 2011 at “Balai Benih Induk Hortikultura” farm (± 625 m above sea level), Ngipiksari, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. The experiment used a Completely Randomized Factorial Design with three replications. The first factor was kinds of planting media composition (v/v/v): M1 =soil:goat faeces:sand (1:1:1); M2= soil:goat faeces:sand (2:1:1); and M3= soil:goat faeces:sand (1:1:2). The second factor was doses of potassium: D1 = KCl 75 kg ha-1; D2 = KCl 100 kg ha-1; = KCl 125 kg ha-1; and D4 = KCl 150 kg ha-1. The results of experiment showed that there is significant interaction between media compositions and doses of potassium on plant dry weight, and fruit diameter and thick. The M2D3 treatment resulted in highest contens of vit. C while the M2D2 in sugar content. The M1D1, M2D3, M3D2, and M3D3 treatments produced better taste than the others. The vegetatif growth (plant height, flowering time and harvest time) was only significantly affected by the media composition while the fruit yield by potassium fertilizer in which largest yield was found in the D3 treatment (3.75 g plant-1).
The Concept of Deradicalization in an Effort to Prevent Terrorism in Indonesia Sumarwoto Sumarwoto; Mahmutarom HR; Ahmad Khisni
UNIFIKASI : Jurnal Ilmu Hukum Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/unifikasi.v7i1.2703

Abstract

Radicalism is a paradigm to make a fundamental change in accordance with the understanding of the ideology adopted and believed. In general, the government and the society believe that terrorism is a phenomenon that cannot be easily eliminated. Deradicalization program essentially comes from the assumption that radicalism is the “root” of terrorism. Therefore, a concrete action as an effort to fight against terrorism will be (more) effective through deradicalization. The essence of deradicalization is to change the understanding (re-interpretation) of the paradigm that is considered wrong and “misleading”. The prevention of terrorism through the concept of deradicalization is a proactive action and requires caution because Indonesian society is plural and vulnerable to pluralism against social conflict. Thus, its application must be equipped by knowledge and understanding of  the development and patterns of terrorism and must be guided by the applicable legislations. This descriptive-analytic study applied statute approach, conceptual approach, historical approach and philosophical approach to investigate the legal issues under study. The collected data were analyzed by using qualitative juridical analysis method and the results are then presented thoroughly, systematically and in a integrated way in order to obtain clarity of the problem. The results showed that radicalism is an extreme idea to make a fundamental change based on subjective and exclusive ideological interpretations. Meanwhile, deradicalization is a pattern of handling terrorism which is essentially a process of reinterpretation of “deviated” beliefs or paradigms through efforts to reassure radical groups not to use violence (terror) as well as to create a sterile environment from radical movements which are “the root” of the growth of terrorism in Indonesia. Konsep Deradikalisasi dalam upaya Pencegahan Aksi Terorisme di Indonesia Radikalisme merupakan paradigma untuk melakukan suatu perubahan fundamental sesuai dengan pemahaman ideologi yang dianut dan diyakini . Pemerintah dan masyarakat pada umumnya meyakini bahwa (aksi) terorisme merupakan fenomena yang tidak mudah dihilangkan begitu saja. Program deradikalisasi hakikatnya berangkat dari asumsi bahwa radikalisme merupakan “akar” dari aksi-aksi terorisme. Oleh karenanya, bentu konkrit sebagai upaya memerangi terorisme akan (lebih) efektif melalui deradikalisasi. Esensinya adalah merubah pemahaman (re –interpretasi) atas paradigma yang dianggap keliru dan sesat “menyesatkan”.  Pencegahan terorisme dengan konsep deradikalisasi adalah tindakan proaktif serta membutuhkan kehati-hatian karena masyarakat Indonesia yang plural dan rentan kemajemukan terhadap konflik sosial. Upaya pemecahan masalah dalam deradikalisasi antara lain harus mengetahui dan memahami perkembangan dan pola tindak pidana terorisme sebagai bentuk penanggulangan  terorisme serta harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang ada. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan metode pendekatan yang digunakan yang digunakan untuk menjawab isu hukum dalam kajian ini adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan historis serta pendekatan filosofis. Analisis data menggunakan metode analisis yuridis kualitatif, kemudian menyusun  secara menyeluruh, sistematis dan terintegrasi demi memperoleh kejelasan masalah.  Hasil penelitian menunjukan bahwa radikalisme merupakan gagasan ekstrim yaitu melakukan suatu perubahan secara fundamental menurut interpretasi ideologi secara subjektif dan eksklusif. Deradikalisasi merupakan pola penanganan terorisme yang hakekatnya merupakan proses re-interpretasi atas keyakinan atau paradigma “menyimpang” melalui upaya meyakinkan (kembali) terhadap kelompok-kelompok radikal untuk tidak menggunakan dan meninggalkan kekerasan (teror) , serta menciptakan lingkungan yang steril dari gerakan radikal yang merupakan akar penyebab tumbuhnya gerakan radikal (terorisme) di Indonesia.