Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Etnobotani Masyarakat Tengger Di Bromo Tengger Semeru JawaTimur Batoro, Jati; Azriyaningsih, Rodliyati; Rahardi, Brian
Natural B Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Natural B

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.556 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sistem pengetahuan botani tradisional masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru JawaTimur dan mengetahui hubungan pengaruh antara faktor sosial budaya dan ekonomi terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan. Penelitian dilakukan di empat lokasi yaitu di desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang, desa Wonokitri kecamatan Tosari kabupaten Pasuruan, desa Ngadisari kecamatan Sukapura kabupaten Probolinggo dan desa Ranupani kecamatan Senduro kabupaten Lumajang Propinsi JawaTimur. Metoda penelitian dilakukan wawancara terstruktur dan wawancara bebas untuk pengamatan langsung kemudian dianalisis dengan ICS (index cultural significance) dan UVs(nilai guna jenis tumbuhan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tengger dalam kehidupannya mengandalkan sumber alam tumbuhan untuk berbagai keperluan dan memiliki pengetahuan cukup baik tentang keanekaragaman jenis tumbuhan di sekitar mereka. Berbagai pemanfaatan jenis tumbuhan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk bahan pangan (53 jenis), obat-obatan (34 jenis), bahan bangunan dan kerajinan (18 jenis), bahan kayu bakar (4 jenis), kecantikan (3 jenis), dan teknologi lokal (5 jenis), bahan racun (5 jenis) dan bahan ritual (74 jenis), Selanjutnya hasil perhitungan indeks kepentingan budaya menunjukan 1 jenis memiliki nilai tinggi dan 10 jenis memiliki nilai manfaat jenis tinggi dan UVs 5 jenis memiliki nilai tinggi.Kata kunci: Etnobotani, masyarakat Tengger, Bromo Tengger Semeru.
Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Porang (Amorphophallus muelleri Blume.) Pada Fase Pertumbuhan Kedua anturida, zulfa; Azriyaningsih, Rodliyati
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.127 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap viabilitas umbi dan pertumbuhan tanaman porang pada fase pertumbuhan kedua. Sampel penelitian adalah biji porang yang berumur 85 hst yang ditanam di lahan porang Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dengan ketinggian 400 mdpl dengan suhu 27-32oC. Sampel biji tersebut ditanam dengan perlakuan jarak tanam 40x40 cm², 60x60 cm², dan 80x80 cm. Kemudian pada fase pertumbuhan kedua, pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi petiolus, lebar tajuk, diameter umbi, berat umbi, dan tebal umbi. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan RAL. Pengukuran dilakukan setiap minggu untuk viabilitas umbi, setiap dua minggu untuk tinggi petiolus dan lebar tajuk, sedangkan berat, diameter dan tebal umbi dilakukan setelah tanaman rebah. Analisis data menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey dan uji T (α= 0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa tinggi tanaman, lebar tajuk, berat umbi, diameter umbi, dan tebal umbi pada ketiga perlakuan jarak tanam  berbeda nyata pada semua  perlakuan, tetapi pada perlakuan jarak tanam 60x60 cm² memiliki hasil yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam yang lain. Kata kunci: Amorphophallus, iles-iles, jarak tanam, pertumbuhan, viabilitas
Struktur Embrio Porang (Amorphophallus muelleri Blume) dari Berbagai Variasi Ukuran Biji Dewi, Dita Fitriana Kusuma; Azriyaningsih, Rodliyati; Indriyani, Serafinah
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.706 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi dan penyebaran embrio pada berbagai ukuran biji porang, mengetahui pengaruh ukuran (kriteria) biji terhadap ukuran embrio, dan mengetahui ukuran biji yang paling baik sebagai bibit porang. Metode yang dilakukan meliputi, pengambilan sampel biji porang dari tongkol yang berasal dari lapang (Desa Rejosari Kecamatan Bantur) berumur 32 minggu, pengukuran berat biji porang, pengamatan anatomi embrio biji porang, pengukuran panjang dan lebar embrio porang, dan analisis data. Biji porang diklasifikasikan menjadi tiga kriteria, yakni besar (0,2 < x ≤ 0,3 g), sedang (0,1 < x ≤ 0,2 g), dan kecil (0,01 < x ≤ 0,1 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio porang pada berbagai ukuran biji berada pada posisi atau bagian proksimal dari biji porang, bukan pada bagian distal dari biji porang. Uji ANOVA yang dilakukan menunjukkan bahwa ukuran biji tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap ukuran embrio (panjang x lebar). Biji berukuran besar mempunyai rata-rata panjang embrio tertinggi, yakni sebesar 1,0±0,8 mm sedangkan biji berukuran sedang mempunyai rata-rata lebar embrio tertinggi, yakni sebesar 0,7±0,4 mm. Biji poliembrio menunjukkan persentase sebesar 17,65±1,64 % dengan penyebaran embrio secara mengelompok atau berdekatan antara embrio satu dengan embrio lainnya. Biji berukuran sedang mempunyai potensi viabilitas tertinggi dalam perkecambahan karena menunjukkan biji poliembrio sebesar 38,46±17,55 % dan tidak ada biji yang tidak mengandung embrio (00,00±00,00 %).   Kata kunci: Anatomi, biji porang, embrio, porang