Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Shift of Pikukuh Karuhun Values due to Communication Technology Exposure to Baduy Society Santa Lorita Simamora; Dicky Andika; Rizki Briandana; Widyastuti Widyastuti
Nyimak: Journal of Communication Vol 5, No 2 (2021): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1043.012 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v5i2.4144

Abstract

The purpose of this study was to determine the reality in the shift of meaning and loyalty of cultural values  in the current generation and the millennial generation of the Baduy Dalam Cibeo, Kanekes, Banten. On the basis of the consideration that no matter how strong the culture binds individuals in a certain ethnicity, it is difficult to stem the consequences of interactions with other individuals outside of the ethnic group. Moreover, it cannot be denied that exposure to communication technology has touched the Inner Baduy tribe which is known for their loyalty to upholding their ancestral customs, i.e. neither allowed to touch nor use the results of technological engineering. The phenomenological studies’ methods used in this study were observation data collection techniques and interviews. The research subjects were 3-year-old children and 3 Baduy teenagers who had interacted with visitors from outside Baduy and had used digital media communication technology (Mobile Cellular). The results showed that social interaction with outside guests led to behavior that was contrary to Pikukuh, i.e. using a cell phone outside of Cibeo Village. This is a contradiction between the personal needs of adolescents in Baduy and the violation of cultural values.Keywords: Media exposure, communication technology, cultural values, cultural meaning Baduy ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas pergeseran makna dan loyalitas nilai budaya pada generasi milenial Baduy Dalam Cibeo, Kanekes, Banten. Melalui dasar pertimbangan bahwa betapapun kuatnya budaya mengikat individu-individu dalam etnis tertentu, sulit untuk membendung konsekuensi interaksi dengan individu lain di luar kelompok etnis tersebut. Apalagi tidak dapat dipungkiri bahwa terpaan teknologi komunikasi telah menyentuh suku Baduy Dalam yang dikenal dengan loyalitasnya dalam memegang teguh adat nenek moyang, yaitu tidak boleh menyentuh atau menggunakan hasil rekayasa teknologi. Metode studi fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah anak usia 3 tahun dan 3 remaja Baduy yang pernah berinteraksi dengan pengunjung dari luar Baduy dan pernah menggunakan teknologi komunikasi media digital (Mobile Cellular). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dengan tamu luar menimbulkan perilaku yang bertentangan dengan Pikukuh, yaitu menggunakan telepon seluler di luar Desa Cibeo. Hal ini merupakan kontradiksi antara kebutuhan pribadi remaja Baduy dengan pelanggaran nilai-nilai budaya. Kata Kunci: Terpaan media, teknologi komunikasi, nilai budaya, makna budaya Baduy
PELATIHAN MENGGUNAKAN TIGA KATA SOPAN (MAAF-MOHON-TOLONG) DI MEDIA SOSIAL KEPADA SISWA SMAN 7 KRANGGAN, BEKASI Santa Lorita Simamora; Dicky Andika
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 10: Oktober 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitra dalam PKM periode 2020/2021 tentang pelatihan menggunakan tiga kata sopan yaitu SMAN 7 Kranggan, Bekasi, berlokasi di Jl. Lingkar Tata Kota, Kranggan No. 107, Kode poas 17433, Kecamatan Jatisampurna, Bekasi. Sekolah ini diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Thamrin Gunardi, M.A. pada 31 Juli 1997. SMAN & Bekasi merupakan salah satu sekolah unggulan di wilayah Bekasi Kota dengan akreditasi A. Hal ini relevan dengan visinya yaitu, Unggul dalam prestasi, disiplin dalam bertindak, bertabiat ihsan. Namun demikian dalam era teknologi digital saat ini, visi tersebut tidak menjamin bahwa para siswa telah sepenuhnya bertabiat ihsan dalam dunia maya, sehingga masih memerlukan pembinaan melalui pengadaan pelatihan-pelatihan komunikasi yang berhubungan dengan bicara sopan di media sosial. Salah satu dampak kehadiran media sosial yaitu munculnya ujaran kebencian dan bullying (Nurrachmi & Ririn, 2018). Beberapa perilaku yang sering dilakukan oleh netizen mulai dari memaki, mengucapkan kata kotor, hingga merendahkan orang lain. Hal ini dikarenakan karena para netizen atau pengguna internet yang kurang bijak dalam menggunakannya (Aziz, 2018) sehingga menggunakan Bahasa tidak sopan. Siswa SMAN 7 Bekasi merupakan kaum muda kategori remaja, secara psikologis diasumsikan belum memiliki kematangan pribadi dan sangat ekspresif, sehingga mudah terkontaminasi menggunakan bahasa tidak sopan di media sosial. Untuk itu perlu dibina menggunakan Bahasa sopan melalui latihan-latihan. Target dalam program ini adalah : a) Siswa memiliki pemahaman tentang etika bicara baik di media sosial, b) Siswa memiliki pemahaman tentang fungsi media sosial sebagai sarana interaksi dengan baik c) Siswa memiliki keterampilan menggunakan bahasa sopan di media sosial. Target capaian luarannya adalah: publikasi media cetak/online, peningkatan pemahaman tentang etika bicara baik dan fungsi media sosial secara positif serta memiliki kebiasaan menggunakan Bahasa sopan di media social, Untuk menjamin keberhasilan program maka akan dilakukan evaluasi pada setiap tahapan perkembangan program. Untuk mendukung keberhasilan program ini, maka setelah pembinaan melalui pelatihan dilakukan monitoring dan komunikasi secara konsisten dilaksanakan sesuai kebutuhan. Sehingga keberlanjutan penerapan etika bicara baik di media sosial oleh siswa terus berjalan
Strategi Komunikasi Orangtua Siswa SD dalam Mendampingi Anak Belajar Masa Pandemi (Studi Kasus Orangtua Siswa SD Annur dan Mts Arahman Depok) Santa Lorita Simamora; Dicky Andika; Yuliati
MUKASI: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 1 No. 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/mukasi.v1i3.1087

Abstract

The purpose of this study was to determine the reality of the communication strategies used by parents in accompanying their children of elementary school age during the pandemic, specifically in the Pondok Cina area, Depok, West Java. The research informants numbered around 5 mothers as parents of elementary school students who live in Pondok Cina from social economic status C (simple) who help their husbands to earn a living.This study uses a constructivist paradigm that sees reality not by itself, but through interactions between one individual and another. To see more deeply how the description of the reality of the communication strategies used by parents in accompanying their children of elementary school age during a pandemic through a case study method that can explore how in a pandemic condition mothers as the closest parents use communication strategies in accompanying their son or daughter to learn online way.Research informants were taken using a purposive sampling technique (as needed), specifically the snowball technique. The case study method is a way to examine research cases and collect data through non-participant observation, and the largest portion is through in-depth interviews with research informants while maintaining health procedures set by the government. Furthermore, the author also elaborates through documentation studies of various documents related to the research theme.The results of data collection will be analyzed with the Huberman and Miles data analysis model with predetermined stages starting from reducing data, categorizing to drawing conclusions, finally the categories of communication strategies used by mothers in accompanying children during online learning via the internet are found.