Jono Wardoyo
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Rekayasa Fasad Untuk Penurunan Suhu Pada Gedung A Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Hasan Basri; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya terletak si kota Malang yang memiliki karakter iklim tropis. Gedung Fakultas Hukum memiliki orientasi yang memanjang dari utara ke selatan sehingga pada sisi barat dan timur fasad utama bangunan terkena sinar matahari selama 1 hari penuh yang menyebabkan suhu dalam ruangan tinggi karena paparan sinar matahari tersebut. Berdasarkan pengukuran sun shading ternyata sun shading pada Gedung tersebut kurang efektif dalam mereduksi sinar matahari yang masuk kedalam bangunan. Dengan munggunakan Ecotect Analysis 2011 dilakukan simulasi rekomendasi dengan Shading Device jenis Egg Crate menggunakan 2 ukuran berbeda. tujuan untuk mengetahui suhu ruangan dalam Gedung untuk nantinya di bandingkan dengan suhu setelah dilakukan rekomendasi yang telah menggunakan Shading Device jenis egg crate dengan 2 ukuran berbeda yaitu 1 meter dan 70 cm. hasil simulasi menunjukan bahwa Shading device jenis egg crate dengan berukuran 70 cm lebih efektif menurunkan suhu dengan penuruanan suhu rata rata mencapai 0,710C.
Rekayasa Desain Fasad Untuk Penurunan Suhu Ruang pada Bangunan Rumah Susun Bambe Kabupaten Gresik Firda Lailia; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1568.473 KB)

Abstract

Sebagai negara tropis, Indonesia menerima sinar matahari dengan jumlah yang cukup banyak. Hal tersebut menyebabkan bangunan-bangunan di Indonesia, terutama hunian harus menyesuaikan dengan kondisi geografis dan lingkungan agar kenyamanan penghuni di dalamnya tetap terjaga. Salah satu jenis hunian yang ada saat ini adalah Rusunawa. Bangunan yang menjadi objek penelitian ini adalah Rusun Bambe di Kabupaten Gresik. Kondisi rusun yang ada saat ini cenderung tidak sesuai kondisi lingkungan dengan sisi utama bangunan menghadap Timur dan Barat. Desain pembayang matahari yang ada pada fasad bangunan tidak efektif dalam membayangi fasad dari sinar matahari, sehingga suhu di dalam unit hunian cenderung tinggi. Terdapat 3 jenis pembayang yang akan disimulasikan menggunakan Ecotect Analysis 2011 yaitu pembayang horizontal, panel, dan egg crate. Hasil simulasi menunjukkan pembayang jenis egg crate merupakan yang paling efektif dengan penurunan suhu rata-rata mencapai 1,950C.Kata kunci : Rusunawa, Pembayang Matahari, Penurunan Suhu
Konstruksi Hijau Pada Proyek Perpustakaan Modern Universitas Tanjungpura Kota Pontianak Kalimantan Barat Sugiharto Prayogo; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi Hijau bertujuan mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang ditimbulkan dari pelaksanaan konstuksi. PT Pembangunan Perumahan adalah pelopor pelaksanaan konstruksi hijau di Indonesia. Acuan pelaksanaan kontruksi hijau yang digunakan adalah Green Construction Target. Proyek Perpustakaan Modern Universitas Tanjungpura Kota Pontianak Kalimantan Barat adalah proyek yang mengimplementasikan konstruksi hijau dalam pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil penilaian dan capaian keseluruhan konstruksi hijau dan indikator pekerjaan arsitektur pada Proyek Perpustakaan Modern Universitas Tanjungpura Kota Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif evaluatif dengan acuan Model Assessment Green Constructuction (MAGC). Hasil implementasi konstruksi hijau yang didapatkan adalah NGCEksisting 15,81 (72,1%) dari NGCMaksimum 21,92 (100%). NGCEksisting sudah memenuhi NGCTerbaik 15,47 (70,57%). Indikator pekerjaan arsitektur pada MAGC memberikan kontribusi sebanyak 70 indikator (49,2%) dari total 142 indikator. NGCEksisting mendapat peningkatan setelah dilakukan rekomendasi pada indikator pekerjaan arsitektur yang belum diimplementasikan menjadi 18,72 (85,4%). Peningkatan hasil capaian konstruksi yang terjadi sebesar 2,91 (13,2%) dari nilai eksisting.Kata kunci: konstruksi hijau, model assessment green construction, pendekatan pekerjaan arsitektur, proyek perpustakaan
Efektivitas Elemen Secondary Skin pada Fasad SMAN 2 Tangerang Selatan Terhadap Pencahayaan di Ruang Kelas Aqmarina Trixie Izzati; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sarana prasarana Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam penyelenggaraan kegiatannya terdapat beberapa persyaratan kesehatan dan kenyamanan bangunan salah satunya adalah pencahayaan pada ruang kelas. Pencahayaan yang tidak optimal akan menyebabkan kesulitan dalam belajar dan jika dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan siswa mengalami gangguan kesehatan mata yang dapat mengakibatkan penggunaan alat bantu berupa kacamata. Penelitian berlokasi di SMAN 2 Tangerang Selatan memiliki orientasi bangunan memanjang pada sisi timur-barat. Pada fasad sisi timur ditambahkan elemen secondary skin yang bertujuan untuk menambah nilai estetika dan mengurangi masuknya panas matahari ke dalam bangunan, namun hal ini juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya alami yang masuk ke dalam ruang kelas. Penelitian ini akan mengevaluasi intensitas dan kemerataan cahaya pada ruang kelas yang mendapatkan pengaruh langsung dari secondary skin. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif melalui beberapa tahapan analisis yakni analisa visual, hasil pengukuran, dan simulasi. Dilakukan pula analisa terhadap shading device dan pengaruh secondary skin. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata nilai intensitas cahaya pada ruang kelas adalah sebesar 163,71 lux dan rasio kemerataan sebesar 0,32. Sehingga dibutuhkan rekomendasi desain agar mencapai nilai standar intensitas sebesar 250 lux dan rasio kemerataan sebesar 0,6. Kata kunci: secondary skin, ruang kelas, intensitas cahaya alami, rasio kemerataan cahaya
Pengaruh Pembayangan Terhadap Lingkungan Termal Pada Taman Slamet Kota Malang Rd Roro Sabrina Fernanda; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suhu iklim di Kota Malang memiliki suhu yang cukup panas, kondisi iklim tersebut sangat mempengaruhi tingkat lingkungan dan kenyamanan manusia untuk beraktivitas. Pembayangan adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk meminimalkan ketidaknyamanan termal akibat radiasi matahari langsung di ruang terbuka. Taman Slamet Kota Malang adalah salah satu taman kota aktif, terdapat 2 jenis pembeda area yang terdapat taman yaitu area yang terbayangi dan area yang tidak terbayangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor pembayangan terhadap lingkungan termal pada suatu objek yaitu dengan cara membandingkan hasil pengukuran lingkungan termal pada saat berada di area yang terbayangi dan tidak terbayangi. Observasi lapangan dilakukan untuk mengambil data fisik dan iklim, data diolah menggunakan metode kuantitatif. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pembayangan dapat mempengaruhi lingkungan termal karena adanya sifat pendinginan secara pasif. Pembayangan dapat menurunkan suhu ratarata mencapai 0,59°C serta meningkatkan kelembaban relative 1,26% yang membuat meningkat nya kenyamanan termal.
Pengaruh Desain Batu Kerawang pada Selubung Bangunan terhadap Suhu Ruang Dalam Masjid Al-Irsyad Satya Kab. Bandung Ageng Nugroho; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prioritas utama agar mencapai kekhusyukan dalam sholat pada masjid adalah kenyamanan termal. Masjid Al-Irsyad seharusnya tidak memiliki kendala dalam permasalahan suhu pada ruang dalamnya, namun pada penerapannya ternyata masih terasa cukup panas dan melewati indeks temperatur efektif menurut SNI 03-6572-2001 di beberapa titiknya pada siang hari. Maka dari itu, rekomendasi desain batu kerawang sebagai penghawaan silang diperlukan untuk menurunkan suhu agar dapat mencapai kondisi kenyamanan suhu yang baik didalam ruang utama area sholat. Metode yang dipakai dalam rekomendasi desain yaitu dengan simulasi melalui aplikasi Ecotect Analysis dan WinAir 4. Berdasarkan beberapa hasil rekomendasi, terpilih rekomendasi ketiga sebagai desain yang paling banyak menurunkan suhu ruang dalam hingga berada dalam batas nyaman tanpa merubah filosofi desainfasad.Kata kunci: Kenyamanan termal, batu kerawang, ventilasi silang.
Pengaruh Tata Lanskap Terhadap Kondisi Lingkungan Termal Lapangan Banteng Jakarta Dimas Pramana Putra; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi termal dari suatu taman kota merupakan hal penting yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas taman kota karena mampu` mempengaruhi kenyamanan pengunjung dalam beraktivitas. Lapangan Banteng Kota Jakarta merupakan taman di pusat Kota Jakarta kota yang ramai dikunjungi, sehingga kondisi termalnya perlu diperhatikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kondisi lingkungan termal beserta pengaruh dari tata lanskap yang membentuk taman ini. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kondisi lingkungan termal ialah metode Temperature Humidity Index (THI). Hasil perhitungan nilai THI pada Lapangan Banteng berada pada kisaran 29,5 sampai 31,2 dengan rata-rata nilai THI 30,4 yang berarti termasuk dalam rentang tidak nyaman. Pada area dengan vegetasi peneduh merupakan area paling nyaman di Lapangan Banteng, sedangkan area yang paling tidak nyaman tidak memiliki vegetasi peneduh. Salah satu elemen pembentuk taman yang paling baik untuk meningkatkan kondisi termal yaitu vegetasi sebagai peneduh, dengan karakteristik pohon yang memiliki dimensi kanopi besar serta konfigurasi jarak antara pohon dalam kisaran bayangan pohon maka mampu menciptakan area teduh.
Pengaruh Pembayangan Pohon terhadap Suhu Ruang Luar Monumen Simpang Lima Gumul Kediri Fadilla Novia Anizal; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metode untuk mengurangi radiasi matahari pada ruang luar di iklim tropis adalah dengan pembayangan pohon. Kondisi pohon sebagai pembayangan pada lokasi penelitian di Monumen Simpang Lima Gumul Kediri masih kurang baik untuk di jadikan naungan. Maka perlu adanya identifikasi pengukuran luas pembayangan pohon yang dapat menciptakan lingkungan termal yang nyaman. Berdasarkan analisa data hasil pengukuran suhu yang di korelasikan dengan luas pola pembayangan pohon dari simulasi SketchUp, di dapatkan hasil bahwa suhu paling rendah berada pada zona C pagi hari dengan luas pembayangan 12,04% dan suhu paling tinggi juga zona C siang hari dengan luas pembayangan 4,62%. Kemudian dilakukan komparasi luas pembayangan pohon sebelum dan sesudah rekomendasi desain dengan penataan ulang pohon sehingga di dapat peningkatan rata-rata luas pembayangan yang mulanya 6,26% menjadi 15,12%.
Rekayasa Side Lighting Guna Meningkatkan Kualitas Pencahayaan Alami Pada Gedung Utama FEB Universitas Brawijaya tio Satria Anggara; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara tropis yang memilki 2 musim yaitu musim kemarau dan penghujan menuntut berbagai kegiatan dilakukan serba di dalam ruang semakin menguras kebutuhan energi pada sebuah bangunan. Langkah pemanfaatan potensi tersebut telah ditanggapi dengan adanya konsep yang dicanangkan oleh Universitas Brawijaya yaitu eco-green campus, terdapatnya Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Malang, alangkah baiknya sebagai bangunan pendidikan dan ikon kawasan bangunan ini dapat menjadi role model sebagai bangunan dengan pendekatan hemat energi, salah satunya dari segi pemanfaatan pencahayaan alami di siang hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif-eksperimental mengunakan software Dialux 8.1 dengan tujuan mempelajari, mengevaluasi, dan memberikan rekomendasi desain bukaan samping dan shading device terkait pencahayaan alami pada Gedung Utama FEB Universitas Brawijaya. Bangunan tersebut masih memiliki masalah pada rata-rata nilai iluminasi jika dibandingkan dengan standar nilai iluminasi pencahayaan standar pada ruang kantor dan perkuliahan sebesar 250 lux-350 lux. Dengan merekayasa sistem side lighting berhasil meningkatkan rata-rata nilai iluminasi, dan meredam efek kontras menggunakan shading device. dengan meningkatkan nilai iluminasi pada ruang serta mengurangi efek silau tentunya dapat menekan konsumsi energi dan tidak mengesampingkan kenyamanan pengguna bangunan.
Pengaruh Elemen Pembentuk Koridor Pedestrian terhadap Peningkatan Kenyamanan Termal (Studi Kasus : Jalan Tunjungan Surabaya) Adi Unggul Wicaksono; Jono Wardoyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang luar, yang merupakan tempat bagi sebagian aktivitas manusia, harus memiliki kinerja optimal dalam mewadahi fungsi serta memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Salah satu aspek dalam hal kenyamanan adalah kenyamanan termal. Jalan Tunjungan Surabaya merupakan kawasan “artefak urban” yang berada di Kota Surabaya dan sangat ramai dikunjungi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dan mengetahui tingkat ketidaknyamanan termal dan solusi dari permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif evaluatif menggunakan Discomfort Index dengan hasil akhir berupa rekomendasi desain. Hasil dari pengukuran didapatkan bahwa Jalan Tunjungan Surabaya masuk dalam kategori “ketidaknyamanan dirasakan oleh mayoritas populasi” dengan nilai 27-30. Rekomendasi desain diberikan dengan kriteria yang telah ditentukan agar tingkat ketidaknyamanan termal ruang luar bisa turun.