Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Ruang Permukiman Tradisional Jawa Berbasis Perlindungan (Preservation of Traditional Javanese Housing) Santosa, Endratno Budi
Journal of Regional and City Planning Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.206 KB) | DOI: 10.5614/jrcp.2016.27.1.2

Abstract

Abstract. Traditional Javanese people and society put a lot of philosophy and symbolism in their living practices and daily life. Although in many places this custom is facing great challenges, from historical changes to material developments, there are still people who try to preserve all the traditions inherited from their ancestors. The flexible attitude of the Javanese led to a tradition that emerged as a blend of basic culture and religion (syncretism), which is manifested in a variety of shapes and forms, one of which is the formation of space and the surrounding environment. This paper aims to illustrate as well as compare examples from Javanese spatial culture. There are several basic criteria, including the physical conditions, but the most common is how the spatial organization of a settlement is an attempt or strategy to ask for protection from a higher power, one of which is finding a way to show respect for the ancestors. The study’s findings show that although the macro-concept is usually the same, the material conditions, the history of a settlement’s formation, and local cultural-religious roots led to the specific forms and spatial patterns of specific settlements. Keywords. Traditional settlements, Javanese culture, protection space, ancestor beliefs
Penataan Sempadan Pantai Seseh Berdasarkan Konsepsi Penataan Ruang Tradisional Bali (Studi Kasus: Desa Adat Seseh Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung) Wiradana, I Putu Gede; Putra, I Gusti Putu Anindya; Budi, Endratno
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep keseimbangan yang harmonis dalam filosofi Bali, baik antara sekala dan niskala, maupun antar kosmos, dipercaya sebagai landasan pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan dimana dalam penerapannya telah berkembang dan mengkristal menjadi ajaran religius yang disebut Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebaikan.dalam perancangan pemukiman, ajaran ini ditujukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan entitas spritual-Sang Hyang Widi , Dewa-dewa dan para leluhur, mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya, serta diantara manusia. penelitian ini dilakukan mengikuti kaedah penelitian kualitatif dengan menggunakan methode penelitian budaya yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan yang bersifat normatif. Tujuan studi ini yaitu memberikan arahan penataan sempadan Pantai Seseh berdasarkan konsepsi penataan ruang tradisional Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan metode penelitian deskripsi kualtitatif normatif yang diperoleh melalui wawancara kepada tokoh masyarakat yang memiliki pengalaman dan kompetensi. Dari keseluruhan hasil penelitian di Desa Adat Seseh terdapat lima elemen yang menjadi landasannya sebagai analisa untuk mencapai rencana .yaitu analisa terhadap pola kegiatan dan perkembangan fungsi kawasan, analisa terhadap peranan adat, analisa hirarki dan orientasi penataan (Tri Hita Karana, pembagian ruang (Tri Angga)/luan teben ,Catus patha, Sanga Mandala, konsep Manik Ring Cucupu Dan konflik permasalahan dengan Pola tata ruang tradisional Bali. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar perencanaan dan penataan sempadan Pantai Seseh berdasarkan konsepsi penataan ruang tradisional Bali.Kata kunci: Manusia, Lingkungan, Konsepsi ruang tradisional Bali
Skenario Pengembangan Terminal dan Pasar Gondanglegi (Tinjauan Aspek Obyektif dan Subyektif Pelaku Kegiatan) Prasetyo, Trica Vidi; Hidayat, Wahyu; Santoso, Endratno Budi
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Gondanglegi memiliki prasarana transportasi berupa terminal penumpang tipe C serta fasilitas perdagangan dan jasa berupa pasar tradisional. Keberadaan terminal dan pasar yang berdekatan seharusnya dapat saling menguntungkan, tetapi dalam perkembangannya peningkatan fungsi dan aktivitas dari masing-masing fasilitas tersebut tidak disertai dengan daya tampung yang memadai. Kondisi demikian mengakibatkan adanya rencana pemindahan terminal, dan lokasi yang akan dijadikan pilihan adalah satu diantara tiga lokasi yang terdapat di Kecamatan Gondanglegi. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif, yaitu tahapan proses yang dilakukan adalah menentukan satu diantara tiga lokasi terminal dengan mengevaluasi nilai positif dan negatif aspek penentu lokasi terminal. Sedang tahapan berikutnya adalah menentukan skenario atas bergabung atau tidaknya terminal dengan pasar pada satu lokasi, dengan pertimbangan potensi dan permasalahan yang ada. Kedua tahapan tersebut didasarkan atas kriteria lokasi ideal para pelaku kegiatan. Adapun kriteria lokasi ideal merupakan aspek subyektif para pelaku kegiatan. Dalam pemenuhan tujuan dari penelitian maka sasaran yang dijadikan acuan adalah menetukan kriteria ideal terminal dan pasar berdasarkan aspek subyektif pelaku kegiatan, lalu sasaran berikutnya menentukan satu diantara tiga lokasi terminal, dan sasaran terakhir adalah menentukan lokasi pasar dan terminal berada dalam satu lokasi atau tidak. Dengan tahapan analisa yang telah dilakukan, maka terminal terpilih adalah lokasi yang letaknya di jalan menuju Kecamatan Bantur dengan opsi lokasi terminal terpisah dengan lokasi pasar. Adapun kesimpulan yang telah ditetapkan masih perlu perbaikan dan pembenahan pada aspek-aspek tertentu, dan rekomendasi yang ditampilkan berupa rancangan pengembangan Terminal dan Pasar Gondanglegi.Kata kunci: Pelaku kegiatan, Terminal dan pasar, Lokasi ideal
Arahan Pengembangan Wisata Religi Kegiatan Prosesi Jumad Agung Kota Larantuka Belang, Agustina Angeliana; Hidayati, Agustina Nurul; Santoso, Endratno Budi
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Larantuka yang terletak di Kabupaten Flores Timur memiliki keunikan kegiatan keagamaan yang akan dikembangkan yaitu Prosesi Jumad Agung. Prosesi Jumad Agung merupakan ritual tahunan penganut agama Katolik yang masuk dalam lingkaran masa prapaskah yaitu peringatan sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus yang dirayakan dalam suasana kedukaan sebelum menyambut kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Seluruh umat katolik di seluruh dunia memperingati masa prapaskah begitu pula umat katolik di Kota Larantuka. Menariknya bahwa perayaan masa prapaskah di Kota Larantuka memiliki keunikan kegiatan yang tidak dimiliki oleh tempat lain. Bentuk dan ruang yang digunakan dalam kegiatan inilah yang membedakannya.Kegiatan tahunan ini telah menarik pengunjung baik berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.Namun sangat disayangkan bahwa pengunjung hanya mengikuti perarakan malam jumad agung. Untuk itu diperlukan arahan pengembangan dalam menahan lama tinggalnya wisatawan. Dalam merumuskan arahan pengembangannya dilakukan analisa berdasarkan metode yang sesuai dengan tujuan dengan tetapmemperhatikan prinsip dan makna yang terkandung didalamnya. Motode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif dan metode pemetaan perilaku (behavior mapping). Motode deskriptif eksploratif menjelaskan tentang potensi kegiatan-kegiatan dalam tradisi prosesi jumad agung, atraksi wisata pendukung kegiatan prosesi jumad agung, serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata. Motode pemetaan perilaku menjelaskan tentang pemetaan aktifitas pengunjung.Dari analisa diperoleh rencana pengembangan yang sesuai keinginan pengunjung dan masyarakat sehingga terbentuk arahan pengembangan dengan penambahan atraksi wisata seperti pertunjukan seni dan budaya, wisata belanja; dan pengembangan sarana dan prasarana seperti penginapan yang memanfaatkan rumah-rumah penduduk dan sarana prasarana pendukung dalam atraksi wisata.Kata kunci: Arahan, Pengembangan, Wisata, Prosesi Jumad Agung
Kajian Kesiapan Maumere Menjadi Kota Otonom Ga’i, Ardiyanto Maksimilianus; Hidayat, Wahyu; Santoso, Endratno Budi
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beragam alasan yang disampaikan terkait pelaksanaan kebijakan pemekaran suatu daerah. Dimulai dari alasan pemerataan ekonomi, kondisi geografis yang terlalu luas, perbedaan basis identitas, dan kegagalan pengelolaan konflik komunal Pada dasarnya kebijakan pemekaran daerah bertujuan untuk merangsang pertumbuhan di semua aspek pembangunan daerah, dan mencegah disparitas daerah inti dan pinggiran. Dalam perkembangannya, semakin terlihat bahwa sebagian besar alasan pemekaran daerah bertujuan politis untuk beberapa partai politik dan elite lokal dengan mengedepankan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik. Akhirnya banyak daerah pemekaran yang menjadi miskin dan membebani pemerintah pusat sehingga tujuan pemekaran agar suatu daerah menjadi daerah otonom tidak tercapai. Adanya kemauan politik dari pemerintah daerah Kabupaten Sikka khususnya calon Kota Maumere, serta keinginan masyarakat, dengan menilik berbagai pertimbangan sesuai dengan uraian kami di tentang otonomi daerah di atas, yang mendasari dan melatarbelakangi dilakukan sebuah kajian akademis. Dengan analisis evaluatif dangan pendekatan kuantitatif, dengan analisis kependudukan, analisis kemampuan ekonomi dan keuangan, serta indeks pelayanan publik, yang membandingkan faktor dan indikator yang sama antara calon daerah otonom dengan daerah induknya, atau daerah-daerah lain dalam satu provinsi atau dengan daerah-daerah otonom lainnya di wilayah Indonesia maka dilakukan pembobotan. Untuk pembobotan masing-masing variabel digunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) di mana akan diminta pendapat para ahli yang berkompeten di bidang pengembangan wilayah dan pemekaran terkait urutan bobot masing-masing variabel. Setelah dilakukan pembobotan dan scoring terhadap nilai setiap indikator, maka diketahui tingkat kesiapan calon Kota Maumere untuk menjadi kota otonom, dengan hasil “Kurang mampu” untuk menjadi kota otonom.Kata kunci: Pemekaran wilayah, Kota otonom, Kesiapan
Ruang Permukiman Tradisional Jawa Berbasis Perlindungan (Preservation of Traditional Javanese Housing) Endratno Budi Santosa
Journal of Regional and City Planning Vol. 27 No. 1 (2016)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jrcp.2016.27.1.2

Abstract

Abstract. Traditional Javanese people and society put a lot of philosophy and symbolism in their living practices and daily life. Although in many places this custom is facing great challenges, from historical changes to material developments, there are still people who try to preserve all the traditions inherited from their ancestors. The flexible attitude of the Javanese led to a tradition that emerged as a blend of basic culture and religion (syncretism), which is manifested in a variety of shapes and forms, one of which is the formation of space and the surrounding environment. This paper aims to illustrate as well as compare examples from Javanese spatial culture. There are several basic criteria, including the physical conditions, but the most common is how the spatial organization of a settlement is an attempt or strategy to ask for protection from a higher power, one of which is finding a way to show respect for the ancestors. The study's findings show that although the macro-concept is usually the same, the material conditions, the history of a settlement's formation, and local cultural-religious roots led to the specific forms and spatial patterns of specific settlements. Keywords. Traditional settlements, Javanese culture, protection space, ancestor beliefs
ADAPTASI MASYARAKAT BAJO TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN DI TELUK BALIKPAPAN Muhammad Ramli; Endratno Budi Santosa; Agustina Nurul Hidayati
TATALOKA Vol 20, No 3 (2018): Volume 20 Number 3, August 2018
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.934 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.20.3.233-249

Abstract

This article trying to identify the Bajo people’s adaptation capacity regarding environmental change through vulnerable capacity index calculation and comparative analyze as well. Using indepth interview and fish bone diagram approaching, this research trying to find out the connectivity between new spreading industry activities, environmental change, and how the people can adapt.  We choosing of three Bajo people settlements, located around Balikpapan Bay as the cases study, and also using nine variables of vulnerable society. As the results, we can find if there were some significant physical-environment changes both  on quality and quantity aspects. After calculating vulnerability index, it shows that level of adaptation capacity at Penajam village better than its on Jenebora and Pantai Lango village as well.
FAKTOR PENENTU BERTEMPAT TINGGAL PADA KAWASAN KUMUH DI KOTA MALANG BERDASARKAN TEORI DOXIADIS Endratno Budi Santoso; Ledy Vithalia Therik
TATALOKA Vol 18, No 4 (2016): Volume 18 Number 4, November 2016
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.879 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.18.4.261-273

Abstract

The sustainability process of a human settlement depend on how the perception of its people. Jodipan condition, as a slum area in Malang City, influenced by several factors, one factor named ekistic factor as in Doxiadis theory. This research’s aim is to analyze key factor for the resident to stay, and tries to identify how this ekistic factor related and influenced with people perception in choosing settlement location. This research run by primary and secondary survey, and also helps by observation and   questionnaire distribution at two priority location. By using likert scale approach and multiple regression analysis, this research also using some of statistical test, such as T Test, F Test, and multicolonierity test. After analysis process, this research found that shell variable (such as building of the house) as the main reason for the resident to stay at Jodipan slum. 
Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Ekonomi Masyarakat Di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji – Kota Batu Ida Soewarni; Novia Sari; Endratno Budi Santosa; Ardiyanto Maksimilianus Gai
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.724 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.874

Abstract

Abstrak: Pariwisata merupakan sektor yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan cepat dalam penyediaan lapangan kerja dan peningkatan penghasilan. Desa Tulungrejo di Kota Wisata Batu, yang merupakan salah satu desa dengan beberapa destinasi wisata yang potensial meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perkembangan pariwisata terhadap ekonomi masyarakat di Desa Tulungrejo. Metode analisa menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan analisis distribusi frekuensi dan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui perkembangan pariwisata, kondisi ekonomi, dan dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan pariwisata di Desa Tulungrejo semakin tahunnya meningkat. Hal ini mempengaruhi pendapatan masyarakat, memiliki pengaruh yang sangat signifikan 95,5% terhadap perekonomi masyarakat di Desa Tulungrejo, hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat wisatawan yang datang ke tempat wisata, maka semakin meningkat pula pendapatan masyarakat, yang  dihitung menggunakan metode regresi linier berganda. Abstract: Tourism is a sector which is able to rapidly increase the community economic growth in providing employment and increasing income. Desa Tulungrejo in Kota Wisata Batu (Batu Tourism City), which is one of the villages with several potential tourism destination to increase the community economic growth. This research aims to determine the impact of tourism development on the community economic condition in Desa Tulungrejo. Descriptive quantitative method was employed to analyze the data using frequency distribution analysis and multiple linear regression analysis to determine the development of tourism, economic conditions, and the impact of the tourism development on the community economic condition. Based on the research results, it was shown that the tourism development in Desa Tulungrejo is increasing annually. This affects the community income which has a very significant influence of 95.5% on the community economic condition in Desa Tulungrejo. In addition, the results of multiple linear regression calculation show that the higher the number of tourists coming to tourist destinations, the higher the income of the community.
KONSEP WISATA BUDAYA KALIJA KELURAHAN TASIKMADU KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Mohammad Reza; Endratno Budi Santosa; Titik Poerwati
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 4 No 01 (2020): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.63 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v4i01.2345

Abstract

Industri pariwisata pada umumnya memberi peran penting bagi perekonomiandaerah karena dapat memberikan tambahan Pendapatan Asli Daerah sehinggapenerimaan daerah meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaanbagi masyarakat di sekitar tempat wisata, dimana potensi pariwisata tersebutdapat di kelola oleh penduduk setempat.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsep Wisata Budaya Kalija(Kalimantan Jawa) di Kelurahan Tasikmadu Kecamatan Lowokwaru KotaMalang. Metode analisa dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatifdan berdasarkan kondisi eksisting dari lokasi penelitian. Wisata Kalijamerupakan tempat wisata degan konsep budaya tradisional. Konsep wisata inimenyajikan objek wisata yang berbeda dibandingkan dengan objek-objekwisata lain yang ada di lingkup Malang Raya. Wisata Kalija akan menampilkanpentas budaya setiap harinya, secara bergantian antara Kalimantan dan Jawa.Wisata ini dibuat semenarik mungkin dan dapat membuat pengunjung merasaseakan berada di Kota Kalimantan maupun di Jawa.