Hasil analisis menunjukkan (1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat efektif ditinjau dari peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada uji coba I dengan rata-rata 61,117 dan meningkat pada uji coba II dengan rata-rata 85,425 yang berarti meningkat sebanyak 24,308, berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai uji coba I dalam menentukan pola barisan persentasenya sekitar 95% dan sama dengan uji coba II yaitu 95% , itu berarti persentasi tujuan pembelajaran dalam menentukan pola barisan tidak bertambah ataupun berkurang, dalam menentukan rumus suku ke-n barisan aritmatika pada uji coba I persentasenya adalah 70 % sedangkan pada uji coba II sebesar 80%, ini berarti persentase menentukan rumus suku ke-n barisan aritmatika naik sebesar 10%, dalam menentukan pola deret pada uji coba I adalah sebesar 80% dan sama halnya dengan uji coba II 80%, ini berarti dalam menentukan pola deret persetasenya tetap atau tidak bertambah ataupun berkurang. Dalam menentukan rumus suku ke-n deret aritmatika pada uji coba I adalah sebesar 70% dan pada uji coba II adalah 90%, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 20% dari uji coba I ke uji coba II. Waktu yang digunakan dalam penelitian adalah sama yaitu dua kali pertemuan atau 2×45 menit. (2) Adanya peningkatan pada rasa percaya diri siswa setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan nilai rata-rata dari 145 menjadi 147,07. (3) Dalam menentukan keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu ketuntasan belajar siswa secara klasikal, ketercapaian tujuan pembelajaran, dan waktu pembelajaran.