Latar Belakang: Tingginya kejadian BBLR mengakibatkan stunting pada baduta dan terhambatnya pertumbuhan pada usianya. Data stunting Dinas Kesehatan Purwakarta tahun 2019, prevalensi stunting tertinggi yaitu di Kecamatan Kiarapedes (12.45%). Bila dilihat dari segi usia, kelompok baduta pada usia 0 – 24 bulan memiliki faktor stunting terbanyak di Puskesmas Kiarapedes. Tujuan: Mengetahui gambaran dan hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 0 – 24 bulan di Puskesmas Kiarapedes Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta Tahun 2020. Metode: Dengan rancangan penelitian case control. Subyek penelitian adalah baduta usia 0 sampai 24 bulan dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Kiarapedes yang berjumlah 72 baduta stunting dan 72 baduta tidak stunting. Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder dan dianalisis menggunakan uji Chi – Square dan OR. Hasil: Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Pemberian Asi Eksklusif Dan Status Imunisasi Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Usia 0 Sampai 24 Bulan adalah BBLR (p = 0,002), Pemberian ASI Eksklusif (p = 0,574) dan Status Imunisasi (p = 0,180). Kesimpulan: Ada hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting, Tidak ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting dan Tida ada hubungan antara status imunisasi dengan kejadian stunting