Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Increasing competitiveness of fishery products in supporting the achievement of village SDGSs through participatory and innovative programs in Bone Pantai district, Bone Bolango regency Erlansyah Erlansyah; Emiliyan Mamuki; Mukhlisnah Djalil; Rustam Anwar
Fisheries and Society Volume 1 Issue 6, December 2021
Publisher : Fisheries and Society Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35635/fs.v1i6.17

Abstract

Tihu Village, located in Bone Pantai district, is one of the coastal villages of Tomini Bay where Tihu village is a village that has abundant fishery potential, but has not been utilized optimally. Through community service programs, community empowerment is carried out, especially mothers to utilize fish potential for into processed products that can support the welfare of the community. The purpose of this activity is to provide training to mothers with participatory learning techniques and direct practical assistance in the field. The method applied in the implementation of service activities in Tihu Village is through training methods with participatory learning techniques and direct practice of processing fish into odeng or Korean fish cake. The output of this activity is the creation of processed fish products in the form of odeng or Korean fish cake. The long-term target is that processed fish products can be an alternative source of livelihood that can improve the community's economy.
Eksistensi pemuda dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal Marazaenal Adipta; Emiliyan Mamuki; Mohammad Jon Tasrif
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal yang dilakukan oleh pemuda Desa Karang Sidemen dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pemuda Desa Karang Sidemen dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan pada komunitas pemuda Desa Karang Sidemen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Sementara untuk teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal oleh pemuda Desa Karang Sidemen dilakukan dengan menciptakan inovasi yang dapat mendorong perubahan dengan mengolah batok kelapa menjadi kerajinan yang memiliki nilai seni dan tentunya memiliki nilai jual. Pemuda Desa Karang Sidemen memanfaatkan kearifan lokal yang ada di sebagai bentuk usaha kreatif yang selama ini memanfaatkan limbah batok kelapa untuk dijadikan sebuah karya seni yang saya pikir juga bisa menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Beberapa diantaranya yaitu teko dan asbak serta produk lainnya dan 2) hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pemuda Desa Karang Sidemen dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal diantaranya: kemampuan sumber daya manusia (SDM), modal yang sangat kurang, kurangnya dukungan dari pemerintah dan kemampuan manajerial yang kurang.
Development of Islamic Education Institutions through Islamic Boarding Schools Economics Farid Ardyansyah; Dismita Citra Dewi; Nurhayati Nurhayati; Emiliyan Mamuki; Afif Alfiyanto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11701

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan lembaga pendidikan Islam melalui ekonomi pesantren. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kajian pustaka. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan sumber-sumber data dari buku dan artikel yang berkaitan tentang pengembangan lembaga pendidikan islam dan ekonomi pesantren. Berdasarkan hasil kajian pustaka, bentuk ekonomi pesantren di Indonesia secara umum ada delapan, yaitu kantin (koperasi), perkebunan sayur, peternakan unggas, peternakan ikan, penyewaan aula, bengkel, persawahan dan usaha pertokoan seperti toko bangunan, toko sembako, dan lain-lain. Sedangkan pengembangan lembaga pendidikan islam menggunakan model Planing, Organizing, Actuating dan Controling. Pengembangan lembaga pendidikan Islam melalui ekonomi pesantren menggunakan metode trilogy kualitas dengan bentuk penyediaan gedung, pendirian lembaga pendidikan tingkat lanjut dan pemenuhan sarana-prasarana. Kontribusi ekonomi pesantren dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam dapat mencukupi sarana prasarana lembaga pendidikan, membiayai keperluan pendidikan, gaji tenaga pendidik serta tenaga kependidikan, dan peningkatan kualitas lembaga pendidikan.
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN TANGKAP DI DESA BUBAA KECAMATAN PAGUYAMAN PANTAI KABUPATEN BOALEMO Emiliyan Mamuki; Erlansyah; Rahmad Pomolango
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol. 11 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.v11i2.51282

Abstract

Abstract The level of community welfare reflects the increasing quality of life of a family because community welfare is the essence of development. Families with a higher level of welfare mean that they have a better quality of life so that in the end the family is able to create better conditions to improve their welfare. This research aims to determine the level of welfare of the fishing fishing community in Bubaa Village, Paguyaman Pantai District. This research method uses a survey method. Data collection using purposive sampling method. The number of samples took as many as 15 people. The data collected is in the form of primary data and secondary data. Primary data was collected by means of observation and interviews guided by questionnaires. Secondary data is collected through various sources such as books, websites or government documents. Analysis of the research data using descriptive qualitative analysis. Based on the results of calculations through the indicators of the Central Bureau of Statistics in 2015, it can be concluded that of the 15 respondents who were taken as a sample to measure the level of welfare of fishing communities, there were 5 people or 33% who belonged to families with high levels of welfare and 10 people or 67% belonged to in families with moderate levels of well-being. Of the 3 (three) criteria used, it basically shows that most of the fishermen in Bubaa Village, Paguyaman Pantai District, belong to a family with a prosperous standard of living level II (two) with a percentage score of 11-14. Keywords: welfare level; fishing community; catch   Abstrak Tingkat kesejahteraan masyarakat mencerminkan kualitas hidup dari sebuah keluarga meningkat karena kesejahteraan masyarakat merupakan hakikat dari sebuah pembagunan. Keluarga dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi berarti memiliki kualitas hidup yang lebih baik sehingga pada akhirnya keluarga tersebut mampu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan tangkap di Desa Bubaa Kecamatan Paguyaman Pantai. Metode penelitian ini menggunakan metode survey. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 15 orang. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara yang dipandu dengan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan melalui berbagai sumber seperti buku, situs, atau dokumen pemerintah. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil perhitungan melalui indikator Badan Pusat Statistik tahun 2015, maka dapat disimpulkan bahwa dari 15 responden yang diambil sebagai sampel untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan tangkap ada 5 orang atau 33% yang tergolong dalam keluarga dengan tingkat kesejahteraan tinggi dan 10 orang atau 67% tergolong dalam keluarga dengan tingkat kesejahteraan sedang. Dari 3 (tiga) kriteria yang digunakan tersebut pada dasarnya menujukkan bahwa sebagian besar nelayan di Desa Bubaa Kecamatan Paguyaman Pantai tergolong dalam keluarga taraf hidupnya sejahtera tingat II (dua) dengan nilai presentase berada pada nilai skor 11-14. Kata Kunci: tingkat kesejahteraan; masyarakat nelayan; tangkap
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI PENGEMBANGAN DESTINASI EKOWISATA PANTAI DI DESA BOTUTONUO KECAMATAN KABILA BONE KABUPATEN BONE BOLANGO Emiliyan Mamuki; Siti Deasy N. Rahim; Nursiti Aisyah Paputungan
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 3 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i3.639

Abstract

Kabupaten Bone Bolango memiliki potensi destinasi ekowisata berbasis wisata alam yang relatif bagus salah satunya yaitu pantai botutonuo sehingga mampu dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir pelaku usaha yang ada di objek wisata tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2023 di Desa Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir dan sistem pengembangan destinasi ekowisata pantai di Desa Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat pesisir selaku pelaku usaha di objek wisata pantai botutonuo berada di tingkat kesejahteraan keluarga tahap II, tingkat kesejahteraan keluarga tahap III dan di tingkat kesejahteraan keluarga tahap III plus. Komponen 3A dalam pengembangan ekowisata yang dapat diterapkan pada pantai botutonuo antara lain 1) daya tarik wisata berupa wisata budaya lokal, pengembangan wisata air, pembuatan spot foto baru. 2) amenitas atau sarana prasarana berupa pengembangan wisata kuliner atau toko souvenir khas daerah wisata, penyediaan fasilitas kesehatan, pos informasi, adanya pemandu wisata, fasilitas perbankan, mitigasi bencana, pos keamanan dan rehabilitasi fasilitas penunjang lainnya. 3) aksesibilitas berupa melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah desa dalam pembangunan aksesibilitas berupa jalan yang baik dan aman bagi wisatawan, meningkatkan transportasi darat dan laut.