Nia Sari
STIKes Surya Mitra Husada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ERROR RATE (ANGKA KESALAHAN BACA) PEMERIKSAAN DAHAK (STUDI CROSS SECTIONAL PADA PETUGAS LABORATORIUM PEMERIKSA TB PARU DI KABUPATEN TULUNGAGUNG) Mieke Waluya Waty; Indasah Indasah; Nia Sari
STRADA : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2012): November
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study objective was to determine the factors associated with an error rate of pulmonary TB suspects sputum examination in Tulungagung. This study uses observational study design (data collection as well at some point), the analytic survey by survey or study that tries to explore how and why the health phenomenon occurs, with cross sectional approach. The results showed no relationship between the quality of the reagents with an error rate of pulmonary TB suspects sputum examination, there was no relationship between quality microscope with an error rate of pulmonary TB suspects sputum examination. There is a relationship between sputum collection with an error rate of pulmonary TB suspects sputum There is a relationship between making smears with an error rate of TB sputum examination paru.Tidak suspect there is a relationship between staining smears with an error rate of pulmonary TB suspects sputum examination There is no relationship between the reading of smears with an error rate of pulmonary TB suspects sputum examination.
ANALISIS CLUSTER PERILAKU KESEHATAN ANAK JALANAN KOTA KEDIRI JAWA TIMUR Nia Sari; Ema Mayasari
STRADA : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2015): May
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak jalanan menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya dijalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencari uang atau guna mempertahankan hidupnya atau keluarganya. Hal itulah yang menyebabkan anak jalanan memiliki perilaku yang tidak sehat. Perilaku yang tidak sehat akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan, seperti penyakit menular dan penyakit yang tidak menular. Yang menjadi ancaman serius adalah munculnya HIV dan AIDS. Adapun tujuan dari penelitian ini mengetahui analisis cluster perilaku sehat anak jalanan di kota Kediri Desain penelitian ini adalah observasional. Samplenya adalah sebagian anak jalanan yang ada di Kediri, dengan teknik cluster random sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki jenis kelamin laki-laki (65%), dengan rentang usia 13-17 tahun 42.7%. Perilaku membuang sampah mereka kadang sembarangan namun terkadang membuang di tempat sampah 44%. Untuk Frekuensi personal hygiene, responden mandi kadang satu kali kadang dua kali sehari sebanyak 33%, menggosok gigi dalam sehari sebagian besar hanya satu kali sehari 65%. Sebagian besar keramas dua kali seminggu 40% dengan menggunakan shampo. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar jarang melakukan cuci tangan pakai sabun 65%. Mengkonsumsi sayuran satu sampai tiga kali dalam satu minggu 37%, tetapi tidak pernah mengkonsumsi buah dalam satu minggu 56%. Pola tidur sebagian besar kurang dari 8 jam, 59%. Pola BAB kadang di toilet kadang ditempat terbuka 53%, kadang-kadang cuci tangan pakai sabun 67%. Dari anak jalanan yang memiliki jenis kelamin laki-laki, 33% adalah perokok. Berdasarkan hasil wawancara, rokok mereka dapatkan dari uang hasil ngamen, atau bekerja paruh waktu di cuci motor dan penitipan sepeda. Sebagian kecil dari mereka (12%) sudah mengenal seks bebas, dan setiap berhubungan seks tidak pernah menggunakan kondom. 62% dari mereka masih tinggal dengan orang tua yang lebih dahulu pindah ke Kediri. Hasil analisis cluster menunjukkan hasil pengelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu perilaku sehat anak jalanan yang memiliki resiko rendah, resiko sedang dan resiko tinggi. Frekuensi anak jalanan yang memiliki resiko rendah 4 responden (5%), resiko sedang 50 responde (67%) dan anak jalanan yang memiliki perilaku sehat resiko tinggi 21 responden (28%). Anak jalanan yang memiliki perilaku sehat resiko tinggi membutuhkan pengawasan dan penanganan dengan segera untuk menghindari munculnya penyakit-penyakit menular terutama penyakit menular seksual. Adapun pengelompokan anak jalanan dilakukan sebagai upaya agar pembinaan dan pengawasan dilakukan secara tepat