Suaidi Ahadi
Faculty of Earth Sciences and Technology, Bandung Institute of Technology, Jalan Ganesa No.10 Bandung 40123, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGAMATAN ANOMALI ULF FASE PRA-SEISMIK UNTUK PREKURSOR GEMPA BUMI DI LAUT MALUKU PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2014 Ahadi, Suaidi; Harjadi, Prih; Kurniawati, Indah
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 3 No 1 (2016): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi besar di Laut Maluku pada 15 November 2014 Mw 7,1 dan 21 Desember 2014 Mw 6,3 telah dilakukan pengamatan prekursor dengan anomali ULF. Data MAGDAS dari stasiun Manado (MND) , Pare-Pare (PRP) dan Sicincin (SCN) diolah sejak 31 Oktober hingga 31 Desember 2014. Untuk menginvestigasi anomali ULF sebelum gempa bumi digunakan metode analisis polarisasi rasio komponen Z dan H (SZ/SH) dan polarisasi rasio komponen horizontal stasiun utama dan referensi(SH1/SH2). Indeks DST perlu dibandingkan dengan hasil polarisasi untuk memastikan anomali saat hari tenang berasal dari aktivitas litosfer. Berdasarkan hasil kedua metode di atas diperoleh adanya anomali sebelum gempa bumi terjadi dengan lead time 14 hari untuk gempa Mw 7,1 dan lead time 4 hari sebelum gempa Mw 6,3. Kata kunci : ULF, anomali, prekursor gempa bumi, metode polarisasi rasio
PERUBAHAN SINYAL EMISI ULF (ULTRA LOW FREQUENCY) PRA KEJADIAN GEMPABUMI DI WILAYAH BENGKULU TAHUN 2015 Daniarsyad, Gatut; Ahadi, Suaidi; Pudja, I Putu; Wulandari, Tri
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 3 No 3 (2016): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena medan magnet bumi yang berkaitan dengan kejadian gempabumi menjadi pembahasan yang sedang gencar dilakukan sebagai prekursor jangka pendek. Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan zona tumbukan lempeng Eurasia dan Indo-Australia masih menjadi obyek penelitian prekursor yang menarik untuk dibahas sebagai salah satu langkah dalam usaha mitigasi bencana. Perkembangan kota-kota di pesisir barat Bengkulu dan Lampung menjadi salah satu faktor dalam pelaksanaan penelitian prekursor ini. Penerapan metode polarisasi sinyal emisi ULF pada dua kasus gempabumi di wilayah Bengkulu berikut cukup menarik untuk diteliti hubungannya. Kasus yang diambil adalah gempabumi tanggal 2 April 2015 Mw=5,7 dan 15 Mei 2015 Mw=6,0 dengan jarak masing-masing 168 km dan 343 km terhadap stasiun magnet bumi Liwa (LWA). Data yang digunakan adalah data jaringan MAGDAS dengan stasiun pencatat LWA dan stasiun referensi GSI dengan metode yang digunakan adalah polarisasi power rasio SZ/SH pada frekuensi 0,012 Hz dan 0,022 Hz. Untuk memonitor gangguan magnet bumi global digunakan data indeks Dst. Selanjutnya dilakukan metode Diff pada polarisasi power rasio komponen H antara stasiun LWA dengan stasiun referensi GSI. Hasilnya diperoleh adanya peningkatan sinyal emisi ULF yang berasosiasi dengan kedua gempabumi tersebut dengan lead time anomali masing-masing 24 hari dan 23 hari sebelum kejadian gempa. Kata kunci: prekursor, onset time, magnet bumi, emisi ULF
Simulator Gempa Menggunakan Konsep Vibrating Table Berbasis Sensor MPU6050 Audia, Washilla; Yulkifli, Yulkifli; Nofriandi, Alwi; Yohandri, Yohandri; Ahadi, Suaidi
POSITRON Vol 14, No 2 (2024): Vol. 14 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v14i2.76159

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah berpotensi gempa tertinggi di dunia, yang sering kali menimbulkan kerugian besar. Simulator gempa berbiaya rendah menjadi topik penting dalam berbagai penelitian untuk mendukung mitigasi bencana. Oleh karenanya, pengembangan dan pengujian vibrating table semakin banyak dilakukan di pusat penelitian teknik gempa di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan simulator gempa berbasis konsep vibrating table yang hemat biaya, mudah digunakan, dan akurat, dengan memanfaatkan sensor MPU6050 untuk karakterisasi getaran. Sistem ini menggunakan motor DC sebagai sumber getaran, sementara sensor MPU6050 mendeteksi getaran yang terjadi saat simulator diujikan dan mengukur percepatan getaran yang dihasilkan. Purwarupa yang dikembangkan ini kemudian dikalibrasi menggunakan vibration meter sebagai alat ukur standar. Pada penelitian ini ditemukan bahwa variasi kecepatan putar motor (rpm) memengaruhi hasil respons dari percepatan getaran (m/s2) pada prototipe simulator gempa dan memiliki hubungan berbanding lurus.  Simulator ini memiliki tingkat ketepatan 96,1% dan ketelitian 99,6% setelah kalibrasi. Dengan demikian, purwarupa ini mampu menyimulasikan gempa dengan respons getaran yang akurat dan  menjadikannya solusi yang memiliki potensi dalam pengembangan teknologi mitigasi bencana yang terjangkau dan efektif.
Coulomb Stress Change of Active Fault in South Sumatra Region Revealed from Kerinci Earthquake October 06, 1995 Mw 6.7 and Sungai Penuh Earthquake October 01, 2009 Mw 6.6 Fadhlurrohman, Rafi; Syafriani, S.; Raharjo, Furqon D.; Yusran Asnawi; Ahadi, Suaidi
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 3 (2024): JGEET Vol 09 No 03 : September (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.3.19273

Abstract

We successfully highlight the correlation of Static Stress Change (ΔCFF) in the Kerimci earthquake October 06, 1995 Mw 6.7 and Sungai Penuh earthquake October 01, 2009 Mw 6.6 earthquakes to the seismicity conditions. The data used in this study are focal mechanism obtained from Global Centroid Moment Tensor (GCMT) and seismicity obtained from USGS with M ≥ 4 after the main earthquake with a time span of 11 years. ΔCFF obtained in the Mentawai Fault System area has increased coulomb stress. ΔCFF obtained in the Suliti Segment, Ketaun Segment, and Back arc Basin of Jambi experienced an increase in stress, which can indicate the potential for future earthquakes, but there was no increase in seismicity. Besides that, ΔCFF in areas that experienced a decrease in stress, experienced an increase in seismicity. This is caused by background seismicity in the area and several factors influence the results of the calculation of ΔCFF against seismicity. Simplicity in calculation causes difficulty in explaining seismicity, especially in the blue lobe. Moreover, the use of receiver fault mechanism produces a very large error in the complex regional stress field. The use of a constant friction coefficient also produces a very large error in the calculation.
Relocation of the Hypocenter of an Earthquake with the Double Difference Method in the Mentawai Hanifah Maulani, Siti; Refrizon, Refrizon; Samdara, Rida; Agung Satria, Lori; Ahadi, Suaidi
JURNAL GEOCELEBES Vol. 9 No. 2: October 2025
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70561/geocelebes.v9i2.43009

Abstract

This research aimed to accurately relocate the hypocenter of earthquakes in the Mentawai region to enhance precision in hypocenter determination. The arrival time data used were secondary data recorded in the seiscomp4 software at BMKG Class I Padang Panjang. The dataset comprised 66,979 arrival time data point form 2,380 earthquakes that occurred between September 2023 and September 2024. The Double-difference method, utilizing the Crust 2.0 velocity models, was employed for the relocation process. This method evaluated two hypocenters using a single recording station, provided that the distance between the hypocenters was less than the distance to the recording station. The HypoDD program was used for data processing. The relocation results indicated that the hypocenter had shifted and exhibited an increasing tendency toward cluster formation. The hypocenter depth was adjusted from an initial average of approximately 41.05 km to 51.05 km. This shift suggested am improvement in the quality of residual distribution. The enhancement of earthquake hypocenter resolution supported disaster mitigation by accelerating early warnings, improving construction safety in earthquake-prone areas, and optimizing emergency response. The relocation results in the Mentawai region identified 89 earthquake hypocenter points out of the 94 points recorded before relocation.
Analisis Geometri Segmen Sianok Berdasarkan Hasil Relokasi Gempabumi Hady, Farrastha; Sirait, Anne; Supriyadi; Ahadi, Suaidi
Jurnal Geosains Terapan Vol 7 No 1 (2024): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64986/jgt.v7i1.125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis geometri segmen Sianok berdasarkan hasil relokasi gempabumi, dengan fokus pada parameter arah strike, kemiringan (dip), panjang, dan kedalaman segmen. Wilayah penelitian terletak di sekitar segmen Sianok, dengan batas koordinat 100 BT–101° BT dan 0,8° LS–0,2° LU. Data yang digunakan berupa waktu tiba gelombang gempa (arrival time) dari BMKG dengan rentang waktu Oktober 2021 hingga April 2025. Relokasi dilakukan menggunakan metode double-difference (HypoDD) untuk memperoleh lokasi hiposenter yang lebih presisi.Hasil relokasi menunjukkan peningkatan akurasi posisi gempa, yang divalidasi menggunakan kurva residual, metode jackknife, uji robustness, serta analisis arah perpindahan melalui diagram rose dan diagram kompas. Berdasarkan hasil analisis, jalur sesar terbagi menjadi lima segmen dengan arah strike dominan barat laut–tenggara (NW–SE). Panjang segmen bervariasi antara 4,44 km hingga 13,32 km. Sebagian besar segmen memiliki kemiringan curam (dip > 65°), mencerminkan dominasi mekanisme sesar geser. Kedalaman hiposenter berada di kisaran 0–30 km, dengan konsentrasi pada kedalaman 5–15 km.Segmentasi sesar ini bersifat tidak kontinyu, ditunjukkan oleh pemisahan kluster gempa yang membentuk segmen-segmen terpisah, masing-masing dengan potensi kegempaan tersendiri. Temuan ini penting untuk pemodelan potensi bahaya gempa bumi di wilayah sekitar jalur sesar Sianok.