Ika Ismurdyahwati
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Jl. Ngagel Dadi III-B/37 Surabaya 60245

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengantar Editorial Setahun Jurnal Budaya Nusantara : GAUNG BUDAYA dan LOKA-BUDAYA ismurdyahwati, ika; Setiawan, Pindi; Nurhadi, Taufik
Jurnal Budaya Nusantara Vol 2 No 1 (2015): Nusantara & Kontemporer
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol2.no1.a439

Abstract

Akar budaya dapat dilihat dari dua sudut pandang , Pertama yang paling sering adalah melihat akar dari sudut pandang bagaimana budaya itu bersentuhan dengan budaya lain dari jaman ke jaman dalam suatu gaung budaya. Kedua, melihat dari sudut pandang , bahwa budaya berkembang dalam mengantisipasi kondisi lingkungan tempat budaya itu berada, sudut pandang yang disebut loka-budaya.
Partisipasi Seni Dan Seni Partisipasi : Upaya Menyikapi Budi Pekerti Luhur Melalui Kebersamaan ismurdyahwati, ika
Jurnal Budaya Nusantara Vol 2 No 1 (2015): Nusantara & Kontemporer
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol2.no1.a701

Abstract

Development of Communication in today's society it is ingcreasingly complicated and increasingly complex.
Kajian Makna, Konsep, dan Teknologi Pembuatan Motif Batik Tradisional, Wilayah Barat, Provinsi Jawa Timur ismurdyahwati, ika; ., Atiqoh
Jurnal Budaya Nusantara Vol 2 No 2 (2019): NUSANTARA & TEKNOLOGI
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol2.no2.a1967

Abstract

This research looks for the basic pattern of meaning that traversesall the journey soft tribal history,through the 'old' batik motif, which originates from the western part of the East Java province.Through these mythologies, the position of man will be reflected in his cosmology and try to surveyhis life, be safe and happy according to his position in thisworld order. Its in terestis to document themotives to make inspiration for the developmen to fart in the future, with out putting aside theconcept soft its predecessors and the technology it uses. His research method, using qualitativeresearch, by optimizing observation and observation. Another goal ist okey now the extent to whichthese motives develop. In connection with the government program on the creative economy, it ispossible to develop the forms of motifs and functions of batik cloth that are not only used as clothfor the lower part of clothing, and kebaya (women) or beskap (men) as superiors. The resultsobtained in its development were, batik cloth with sacred motifs, became profane because of thelack of understanding of the concep to motives in the younger generation. Then in itsdevelopment,the batik cloths not only became profane but became material forother things to use, such as;negligee, casualpants, vacationclothes, hotel sandals, to formal clothes for uniforms andcelebrations.
Wayang Kulit ‘Gara-Gara’ Pergelaran Bayangan: Materi Pendidikan Karakter Melalui Cara Baca Bahasa Rupa Ismurdyahwati, Ika; Retnani Srinarwati, Dwi
PANGGUNG Vol 34 No 4 (2024): Dekonstruksi dan Rekonstruksi Identitas Budaya
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i4.3575

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang membaca sabetan/gerak wayang bayangan pada pertunjukan wayang kulit bayangan dalam babak adegan ‘Gara-Gara’ tentang pendidikan karakter , dengan menggunakan bahasa rupa sebagai keilmuan. Temuan penelitian ini yang berupa kosakata ‘gerak’ sebagai gagasan untuk kekaryaan seni rupa kontemporer. Penelitian ini menggunakan m etode kualitatif dengan pendekatan keilmuan bahasa rupa untuk menjawab pertanyaan tentang aspek bercerita pada tiap ‘gerak’ wayang. Bahasan khusus bahasa rupa ditekankan pada aspek bercerita, bukan pada kaidah estetis dan makna simbolik. Keilmuan b ahasa rupa , merupakan keilmuan yang menggunakan bahasa gambar untuk membaca gambar-gambar yang sudah ada dan sudah tercipta . Bahasa gambar tersebut, diungkapkan dalam bentuk bayangan wayang pada layar, melalui sinar lampu yang disebut blencong. Analisis gambarnya adalah aspek ‘gerak’ dari bayangan wayang hasil sabetan dalang. Penelitian ini merupakan usaha dalam menjawab pertanyaan, dengan  membaca gambar pada gerak wayang hasil permainan sabetan dari dalang, yang berhubungan dengan pendidikan karakter. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Wayang Kulit bayangan yang berupa hasil sabetan dalang, dengan menggunakan pembacaan gambar melalui rekaman video, dalam bentuk pembagian scene by scene pada babak adegan Gara-gara  yang kemudian dapat terbaca perilaku tokoh-tokohnya, yang dapat dipakai untuk mempelajari karakter baik dan buruk, untuk meningkatkan pemahaman pendidikan karakter sebagai manusia yang sanggup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.