Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

GAMBARAN HARGA DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN PUTRA IMMANUEL SURABAYA Mahayati, Lina
S1 Keperawatan Vol 3, No 2 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Ciri-ciri seseorang yang mempunyai harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri atau orang lain, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, sikap negatife pada diri sendiri, sikap pesimis pada kehidupan, perasaan cemas dan takut, mengungkapkan kegagalan pribadi, ketidak mamapuan menentukan tujuan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harga diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan Putra Immanuel Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, populasi remaja yang tinggal di panti asuhan sebanyak 20 responden dan menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data yang diperoleh kemudian dihitung dengan tabel distibusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan dari 20 responden diperoleh remaja yang mengalami harga diri positif 15 responden (75%) dan 5 responden (25%) yang mengalami harga diri negatif. Remaja yang tinggal di panti asuhan memiliki harga diri positif. Dengan demikian remaja yang tinggal di panti asuhan tetap mempunyai harga diri yang positif. Kata kunci : harga diri dan remaja yang tinggal di panti asuhan
PENERAPAN 3M PADA ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19 Lina Mahayati; Retty Nirmalasari santiasari; Budi Artini; Veronica Laura Yosky T.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.753 KB) | DOI: 10.47560/pengabmas.v2i1.280

Abstract

Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Upaya pengendalian pandemi COVID-19 yang dapat dilakukan adalah 3M (Mencuci tangan, Memakai, melepas, dan membuang masker, dan Menjaga jarak). Anak-anak usia dini baik pra sekolah maupun usia sekolah dasar merupakan sasaran utama yang mendapat perhatikan khusus dalam penerapan hidup sehat. Hal ini dikarenakan anak-anak sangat aktif beraktifitas bersama teman-teman dan sering mengabaikan kebersihan tangan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak usia 6 -10 tahun tentang 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), yang dapat mengurangi kejadian infeksi virus Covid-19 pada anak-anak. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan kesehatan melalui webinar tentang pelaksanaan 3M. Sebanyak 20 anak usia 6 – 10 tahun terlibat dalam kegiatan ini. Hasil kegiatan pengabdian ini didapatkan bahwa pengetahuan anak-anak usia 6 – 10 tahun meningkat yaitu : (1) pengetahuan tentang mencuci tangan dari 12 responden kategori baik menjadi sangat baik yaitu 15 responden, (2) pengetahuan cara memakai, melepas dan membuang masker sebagian besar katogeri kurang yaitu 13 responden menjadi sangat baik yaitu 17 responden, (3) pengetahuan menjaga jarak kategori kurang dan baik masing masing 10 responden menjadi sangat baik yaitu 20 responden. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah perlu dilakukan penyuluhan kesehatan secara berkala sehingga penyebaran virus Covid-19 pada anak-anak dapat berkurang.
PELATIHAN GURU PAUD TENTANG STIMULASI DETEKSI DAN INTEVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) PADA ANAK Lina Mahayati; Budi Artini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.003 KB) | DOI: 10.47560/pengabmas.v2i2.304

Abstract

Lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat penting bagi anak. Pada usia ini anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai usia jika mendapatkan stimulasi yang optimal. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak yaitu suatu kegiatan untuk merangsang kemampuan dasar anak usia 0 – 6 tahun agar bertumbuh dan berkembang secara optimal. Guru Paud adalah salah satu profesi yang memiliki peran penting dalam mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Melalui kegiatan pelatihan tentang SDIDTK penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak Paud dapat dideteksi sejak dini. Sasaran dari pelatihan ini adalah Guru Paud di PAUD di desa Wonokoyo Menganti Gresik yang berjumlah 26 orang. Kegiatan ini dilakukan dengan dengan metode ceramah menggunakan media power point dan leaflet dan Pratik langsung dengan menilai pertumbuhan dan perkembangan pada anak PAUD. Kegiatan ini berjalan dengan optimal ditandainya peningkatan pemahaman Guru Paud. Berdasarkan hasil diketahui sebagian besar pengetahuan Guru Paud tentang Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang kurang sebanyak 13 orang (50 %) sedangkan setelah edukasi sebagian besar pengetahuan menjadi sangat baik sebanyak 21 orang (80 %) dan baik sebanyak 6 orang (21%). Kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang dapat terus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada telah sesuai dengan umur dengan umur anak.
SIKAP REMAJA DALAM PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS Mahayati, Lina; Darmawan, Taufan Citra; Santiasari, Retty Nirmala
Bahasa Indonesia Vol 13 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v13i1.602

Abstract

HIV merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang yang disebabkan oleh suatu virus dan dapat menyebabkan AIDS. Penyakit ini muncul tidak mengenal usia karena dapat menyerang siapa saja ketika kekebalan tubuh seseorang melemah khususnya pada remaja. Pendidikan kesehatan akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan sikap pemahaman tentang seksual secara sehat dan mencegah terjadinya perilaku menyimpang seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja dalam perilaku pencegahan HIV/AIDS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 36 dengan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden penelitian adalah sebanyak 36 responden kelas 11 SMA di Sidoarjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisoner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap remaja tentang pencegahan HIV/AIDS sebanyak 25 remaja (70%) memiliki sikap yang tidak baik dalam pencegahan perilaku HIV/AIDS. Hal ini dapat disimpulkan bahwa remaja perlu mendapatkan edukasi tentang upaya pencegahan perilalu HIV/AIDS, Pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan sikap remaja dalam berperilaku baik dalam mencegah HIV/AIDS melalui edukasi dalam mencegah HIV/AIDS dengan cara mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu & memberikan edukasi tambahan kepada siswa-siswi mengenai penularan & stigma HIV/AIDS.
PENDIDIKAN KESEHATAN HIV DENGAN METODE FOCUS GROUP DISCUSSION PADA REMAJA DI SURABAYA Darmawan, Taufan Citra; Santiasari, Retty Nirmala; Mahayati, Lina
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v5i1.591

Abstract

Edukasi infeksi menular seksual seperti HIV dapat dilakukan sejak dini. Hal ini penting, supaya remaja mampu menjaga diri dari perilaku beresiko. FGD dapat digunakan sebagai cara untuk mengedukasi HIV pada remaja. Tujuan FGD yaitu meningkatkan komunikasi 2 arah sehingga informasi yang disampaikan adekuat. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu sosialisasi dengan FGD. Kegiatan dilakukan berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 7 orang remaja. Tujuan spesifiknya adalah untuk melindungi remaja dari risiko Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan masalah kesehatan seksual. sasaran kegiatan sebanyak 41 remaja berusia 15-21 tahun. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan berjalan dengan baik dan terlaksana sesuai tujuan. peserta yang hadir sebanyak 42 remaja. semua remaja sangat antusias mengikuti kegiatan yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dan respon positif remaja saat diskusi. Diharapkan kegiatan serupa dapat dilanjutkan rutin dan dipertahankan sebagai sarana edukasi kesehatan pada remaja.
HIPNOCARING SEBAGAI SUPPORT MODEL DALAM UPAYA PENINGKATAN PERILAKU ADAPTIF DAN PENANGANAN STRESS PADA PASIEN HIV AIDS (ODHA) Darmawan, Taufan Citra; Tjahjono, Hendro Djoko; Mahayati, Lina
Journals of Ners Community Vol 12 No 2 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i2.1456

Abstract

Masalah psikologis yang terjadi pada penderita HIV seperti stress, depresi, hingga gangguan adaptasi sering terjadi. Salah satu cara yang dapat digunakan meredakan stress adalah dengan merubah pola pikir. Perubahan pola pikir dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh positif yang dapat dilakukan dengan metode hipnocaring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat hipnocaring dalam upaya menurunkan stress dan meningkatkan perilaku adaptif pasien HIV. Metode penelitian ini Quasy eksperimen, desain penelitian melibatkan 2 kelompok berisi 30 orang sampel penelitian (Two group Pre-Post Test). Populasi penelitian ini yaitu ODHA di wilayah Surabaya. Sampel penelitian yaitu penderita HIV berusia 21 – 50 tahun. Metode sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria Inklusi yaitu : Pasien yang baru terdiagnosa antara 3-6 bulan HIV,  Pasien yang masih mengalami gangguan stress. Instrument penelitian ini menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) untuk mengukur stress dan Adaptation Behavior Scale (ABS) untuk mengukur perilaku adaptif. Penelitian dilakukan dengan 4 kali pemberian hipnocaring yang dilakukan 1 minggu 1x dengan durasi maksimal 60 menit. Hasil Analisa diukur dengan uji Mann Whitney dan Wilcoxon. Hasil penelitian terhadap 2 kelompok didapatkan data bahwa kelompok perlakuan mengalami perubahan signifikan. Perubahan pada kelompok perlakuan terjadi pada 29 sampel yang mengalami perubahan penurunan stress sedangkan 1 orang tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada kelompok kontrol 3 orang mengalami penurunan stress 26 mengalami peningkatan stress dan 1 orang mengalami tingkat stress yang tetap. Sedangkan untuk perilaku adaptif pada kelompok perlakuan didapatkan 27 orang mengalami peningkatan perilaku yang dimiliki sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan 6 orang justru mengalami penurunan perilaku adaptif, dan sisanya berada pada level perilaku adaptif yang tetap. Terapi Hipnocaring dapat digunakan dalam menurunkan stress dan memperbaiki perilaku pasien HIV dari maladaptif menjadi adaptif. Perubahan stress tidak serta merta membuat perubahan perilaku seseorang. Seseorang yang sudah mengalami penurunan stress juga perlu dukungan lingkungan agar dapat berperilaku dengan adaptif terhadap lingkungannya. DOI: 10.5281/zenodo.6006682
PENGGUNAAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG HIV DAN AIDS DI DESA CANGKIR, GRESIK Santiasari, Retty Nirmala; Mahayati, Lina; Darmawan, Taufan Citra
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i1.498

Abstract

HIV merupakan sejenis virus yang menyerang sel darah putih dan dapat menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia yang kemudian dapat menjadi AIDS. Sedangkan AIDS sendiri adalah sekumpulan penyakit yang timbul karena adanya penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Masih banyaknya masyarakat yang kurang mengerti dan paham tentang penyakit HIV/AIDS termasuk proses penularannya, yang berdampak masih adanya pengucilan warga yang terkena di wilayahnya. Ibu-ibu PKK merupakan pintu yang dapat diberikan Pendidikan tentang HIV/AIDS untuk mengajarkan pada remaja dan lingkungan. Media poster merupakan salah satu media yang dapat digunakan karena mudah dimengerti dan dipahami. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Ibu-Ibu setempat tentang HIV/AIDS termasuk sebagai upaya pencegahan dari tingkat dasar masyarakat. Kegiatan ini dilakukan bersamaan antara ibu-ibu PKK wilayah desa Cangkir Gresik dengan fasilitator dari STIKes William Booth Bersama dengan mahasiswa sebagai pendamping kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dengan metode pemberian edukasi melalui media poster ini menunjukan hasil yang baik. Hasil kegiatan ini menunjukan adanya peningkatan pengetahuan ibu dari sebelum diberikan edukasi dan setelah diberikan edukasi tentang HIV/AIDS. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan warga dalam menyebarluaskan informasi Kesehatan kepada masyarakat secara menyeluruh. Kegiatan ini sebagai upaya mendukung program pemerintah di bidang promosi Kesehatan.
PENINGKATAN KESADARAN REMAJA TERKAIT HIV MELALUI PENDIDIKAN SEKSUAL SEJAK DINIeness regarding HIV through Early Sex Education Darmawan, Taufan Citra; Santiasari, Retty Nirmala; Mahayati, Lina
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i2.547

Abstract

The HIV problem in Indonesia continues to increase every year. This increase is due to the lack of knowledge about HIV in society, especially in adolescent. Increasing adolescent knowledge is important because adolescents are the age stage most vulnerable to engaging in HIV risk behavior. One of the education that can be provided is sexual education. This education is important to increase understanding about sexuality, sexual diseases and risky sexual behavior for adolescent. After being given education, it is hoped that adolescent will be able to recognize and avoid HIV risk behavior. The aim of this activity is to provide education to adolescent to avoid risky actions and avoid HIV transmission. The implementation method is carried out by providing education to adolescent at secondary school level aged 15-19 years. Education is carried out by providing lectures and video presentations explaining sexual education. This action was carried out in 2 meetings. At each meeting, a pre-post test is given with questions to assess teenagers' understanding. The results of implementing early sexual education for adolescent found that 32 teenagers took part in the activity. After being given the questionnaire, there was an increase in knowledge before the education and after the education. Apart from that, when measuring the experience and satisfaction of teenagers after being educated, it was found that teenagers felt afraid of HIV transmission but were not afraid of HIV sufferers. 100% of teenagers say staying away from their actions is an important key in preventing HIV. 100% of teenagers are satisfied with the education provided. The results of the knowledge evaluation showed that 93.75% of teenagers understood the material provided. There are still teenagers who don't understand because in the middle of the process there are obstacles in absorbing information because these teenagers have to attend other activities.
EDUKASI GIZI: KUNCI IBU CERDAS UNTUK KELUARGA SEHAT Mahayati, Lina; Santiasari, Retty Nirmala
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 6 No 1 (2025): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v6i1.712

Abstract

Pendahuluan. Masalah gizi kurang pada anak usia dini masih menjadi isu kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Di PAUD Puri Menganti Indah, hasil pengukuran status gizi menunjukkan bahwa 35% dari 30 anak mengalami gizi kurang berdasarkan indikator BB/TB. Kondisi ini berkaitan erat dengan rendahnya pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang, di mana sebagian besar ibu berpendidikan SMA, tidak bekerja, dan 60% anak merupakan anak pertama. Metode. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan pendekatan edukatif-partisipatif melalui penyuluhan gizi interaktif, demonstrasi memasak makanan sehat, dan pembagian buku saku gizi. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan ibu, serta pengukuran ulang status gizi anak. Hasil. Sebelum edukasi, distribusi pengetahuan ibu adalah 10 orang dalam kategori kurang, 15 cukup, dan 5 baik. Setelah edukasi, terjadi peningkatan signifikan: 5 orang dalam kategori kurang, 10 cukup, dan 15 baik. Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan edukasi yang digunakan efektif dalam meningkatkan literasi gizi ibu. Diskusi. Peningkatan pengetahuan ibu sejalan dengan teori-teori perubahan perilaku seperti Health Belief Model, Theory of Planned Behavior, dan Social Cognitive Theory. Temuan ini juga didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa edukasi gizi berbasis teori dan kontekstual mampu meningkatkan pemahaman dan praktik gizi dalam keluarga.
HIPNOCARING SEBAGAI SUPPORT MODEL DALAM UPAYA PENINGKATAN PERILAKU ADAPTIF DAN PENANGANAN STRESS PADA PASIEN HIV AIDS (ODHA) Darmawan, Taufan Citra; Tjahjono, Hendro Djoko; Mahayati, Lina
Journals of Ners Community Vol 12 No 2 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i2.1456

Abstract

Masalah psikologis yang terjadi pada penderita HIV seperti stress, depresi, hingga gangguan adaptasi sering terjadi. Salah satu cara yang dapat digunakan meredakan stress adalah dengan merubah pola pikir. Perubahan pola pikir dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh positif yang dapat dilakukan dengan metode hipnocaring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat hipnocaring dalam upaya menurunkan stress dan meningkatkan perilaku adaptif pasien HIV. Metode penelitian ini Quasy eksperimen, desain penelitian melibatkan 2 kelompok berisi 30 orang sampel penelitian (Two group Pre-Post Test). Populasi penelitian ini yaitu ODHA di wilayah Surabaya. Sampel penelitian yaitu penderita HIV berusia 21 – 50 tahun. Metode sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria Inklusi yaitu : Pasien yang baru terdiagnosa antara 3-6 bulan HIV,  Pasien yang masih mengalami gangguan stress. Instrument penelitian ini menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) untuk mengukur stress dan Adaptation Behavior Scale (ABS) untuk mengukur perilaku adaptif. Penelitian dilakukan dengan 4 kali pemberian hipnocaring yang dilakukan 1 minggu 1x dengan durasi maksimal 60 menit. Hasil Analisa diukur dengan uji Mann Whitney dan Wilcoxon. Hasil penelitian terhadap 2 kelompok didapatkan data bahwa kelompok perlakuan mengalami perubahan signifikan. Perubahan pada kelompok perlakuan terjadi pada 29 sampel yang mengalami perubahan penurunan stress sedangkan 1 orang tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada kelompok kontrol 3 orang mengalami penurunan stress 26 mengalami peningkatan stress dan 1 orang mengalami tingkat stress yang tetap. Sedangkan untuk perilaku adaptif pada kelompok perlakuan didapatkan 27 orang mengalami peningkatan perilaku yang dimiliki sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan 6 orang justru mengalami penurunan perilaku adaptif, dan sisanya berada pada level perilaku adaptif yang tetap. Terapi Hipnocaring dapat digunakan dalam menurunkan stress dan memperbaiki perilaku pasien HIV dari maladaptif menjadi adaptif. Perubahan stress tidak serta merta membuat perubahan perilaku seseorang. Seseorang yang sudah mengalami penurunan stress juga perlu dukungan lingkungan agar dapat berperilaku dengan adaptif terhadap lingkungannya. DOI: 10.5281/zenodo.6006682