Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL

Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Biotransformasi Minyak Jarak (Ricinus communis L.) oleh Aspergillus oryzae Dian Mulyani; Elvina Dhiaul Iftitah; Arie Srihardyastutie
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.12 KB)

Abstract

Biotransformasi mikrobial menggunakan jamur Aspergillus oryzae dilakukan dengan menggunakan orbital shaker pada temperatur  26oC, 130 rpm dan variasi waktu inkubasi 3, 5, 7 dan 9 hari. Produk yang dihasilkan dianalisis menggunakan GC-MS. Analisis difokuskan pada produk-produk senyawa intermediet, yang mengarah ke pembentukan senyawa lakton. Produk utama yang terbentuk melalui biotransformasi minyak jarak oleh Aspergillus oryzae  (26oC, 130 rpm) adalah etil heksadekanoat (8,24%, 3 hari), etil pentadekanoat (1,22%, 5 hari), etil pentadekanoat (56,28%, 7 hari) dan etil pentadekanoat (0,34%, 9 hari). Semakin lama waktu inkubasi diperoleh semakin banyak produk etil pentadekanoat yang terbentuk, dari 1,22% (5 hari) menjadi 56,28% (7 hari). Namun, mengalami penurunan menjadi 0,34% (9 hari). Senyawa etil pentadekanoat terbentuk maksimum pada hari ke-7. 
Perbandingan Tingkat Keefektifan Sintesis Hidroksisitronelal melalui Hidrasi Garam Natrium Sitronelil Bisulfit dan Sitronelal Reiza Tri Suciani Putri; Edi Priyo Utomo; Elvina Dhiaul Iftitah
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.9 KB)

Abstract

Sintesis hidroksisitronelal dari minyak sereh wangi, diperoleh dengan menggunakan bahan dasar sitronelal dan garam natrium sitronelil bisulfit. Sitronelal dapat diisolasi dari minyak sereh wangi melalui reaksi penggaraman menggunakan NaHSO3 , yang diikuti reaksi hidrolisis dengan NaOH 10%. Hasil isolasi sitronelal dikarakterisasi dengan FTIR shimadzu dan Kromatografi Gas-Spektrometer Massa (KG-SM). Pada penelitian ini dilakukan reaksi hidrasi untuk masg-masing bahan dasar pada ikatan rangkap tak jenuh menggunakan katalis asam, yaitu HCl 1%, H2SO4 1%, dan H3PO4 1% selama 8 jam. Produk reaksi tersebut dikarakterisasi menggunakan KG-SM sehingga diperoleh % randemen masing-masing bahan dasar dan katalis asam. Hidroksisitronelal dengan bahan dasar garam natrium sitronelil bisulfit menghasilkan % randemen tertinggi 7,7 %, sedangkan % randemen tertinggi untuk bahan dasar sitronelal sebesar 26,9 %. Kedua % randemen tersebut diperoleh dari hasi reaksi hidrasi dengan katalis H3PO4 1%.
Prototipe Hand Sanitizer Nanoemulsi Berbasis Surfaktan Alami Lerak (Sapindus rarak) Sebagai Antibakteri Dinisa Eka Putri; Edi Priyo Utomo; Elvina Dhiaul Iftitah
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.131 KB)

Abstract

Telah dilakukan optimasi komposisi bahan dalam pembuatan nanoemulsi Hand Sanitazer dengan menggunakan pendekatan metoda permukaan respons. Bahan-bahan tersebut terdiri dari ekstrak lerak yang mempunyai aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus, etanol dan Tween 80. Ketiga bahan tersebut diformulasikan menurut metoda permukaan respons Box-Behken sehingga dihasilkan 17 formula yang kemudian diuji karakternya meliputi ukuran nanoemulsi, kejernihan larutan, kestabilan larutan, kelngketan dan kecepatan kering. Pembentukan nanoemulsi dengan surfaktan Lerak pada prototipe hand sanitizer dengan dibantu proses sonikasi selama 2 jam dapat menghasilkan distribusi nanoemulsi berukuran 296 - 1000 nm sebanyak 1%. Optimasi hasil prototipe nanoemulsi hand sanitizer yang dilakukan menggunakan Design Expert 6.0.8 Portable menghasilkan komposisi optimum etanol 86,18%, ekstrak Lerak 2% dan tween 80 0,21%.  Pada komposisi tersebut menghasilkan titik optimal yang diprediksi memiliki ukuran nanoemulsi sebesar 667 nm dengan tingkat kejernihan  60,60%, stabilitas nanoemulsi lebih besar 5 jam 61,48%. Respon panellist terhadap  kelengketan sebesar 52,42% (tidak lengket) dan kecepatan kering kurang dari 1 menit sebesar 89,88%
Studi Pengaruh pH dan Konsentrasi Garam Prekursor AgNO3 dari Sintesis Nanokomposit ZnO-Ag Menggunakan Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) serta Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Escherichia coli Yuli Ainul Rosita; Elvina Dhiaul Iftitah; Masruroh Masruroh
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.878 KB)

Abstract

Penelitian ini mempelajari pengaruh pH dan konsentrasi garam prekursor AgNO3 dalam sintesis nanokomposit ZnO-Ag menggunakan bioreduktor minyak cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dengan bantuan microwave. Variasi pH larutan yang digunakan adalah 6,9 dan 12. Kosentrasi garam prekursor AgNO3 dengan perbandingan [Zn(Ac)2.2H2O]:[AgNO3] adalah 5:1, 5:3 dan 5:5 mM. Karakterisasi hasil produk sintesis dianalisis dengan XRD dan SEM-EDS. Uji aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli menggunakan metode difusi sumuran. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa pH dan konsentrasi garam prekursor AgNO3 mempengaruhi ukuran kristal. Semakin besar pH, maka ukuran kristal semakin besar. Semakin kecil konsentrasi garam prekursor AgNO3, maka semakin kecil ukuran kristal yaitu sekitar (8,31-41,23 nm). Hasil terbaik dengan ukuran terkecil pada pH 9 dan konsentrasi garam prekursor AgNO3 5:1 mM menunjukkan terbentuknya masing-masing puncak kristal ZnO, Zn(OH)2 dan Ag. Berdasarkan analisis SEM-EDS menunjukkan morfologi logam Ag yang tersebar pada logam ZnO dengan massa% Zn (51,73%), O (39,74%) dan Ag (8,53%). Hasil uji aktibakteri terhadap Escherichia coli mampu menghambat sebesar 16,5 mm.
Studi Sintesis Patchouli Asetat melalui Pembentukan Alkoksida dari Patchouli Alkohol Fidela Azaria Antasari; Elvina Dhiaul Iftitah; Edi Priyo Utomo
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.431 KB)

Abstract

Sintesis patchouli asetat telah dilakukan melalui pembentukan alkoksida dari patchouli alkohol. Patchouli alkoksida diperoleh dari mereaksikan patchouli alkohol dengan logam natrium. Reaksi asetilasi patchouli alkoksida dilakukan dengan menggunakan pereaksi asam asetat  glasial dengan  katalis H2SO4  yang dibandingkan dengan menggunakan pereaksi anhidrida asetat . Asam asetat glasial maupun anhidrida asetat digunakan sebagai sumber asetil yang bereaksi dengan ion alkoksida dari patchouli alkohol untuk menghasilkan produk ester yaitu patchouli asetat. Hasil sintesis yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan Kromatografi gas – spektrometer massa  dan didukung oleh spektrofotometer FT-IR serta analisis aroma berdasarkan uji organoleptik. Hasil analisis dengan KG-SM dan FT-IR menunjukkan sintesis dengan pereaksi anhidrida asetat lebih muda daripada asam asetat glasial meskipun diawali dengan pembentukan patchouli alkoksida dengan % rendemen sebesar 67,16 %. Senyawa patchouli asetat hasil sintesis memberikan aroma soft woody dengan latar sweet.