Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA LEMBAGA DAKWAH Gani, Saida
Tabligh Vol 15, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract; Era informasi ataupun era globalisasi menuntut kapasitas manajemen organisasi melakukan tranformasi menuju perubahan manajemen untuk mengimplementasikan manajemen kontemporer yang disebut Total Quality Management (TQM). TQM adalah suatu pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini tak terkecuali lembaga dakwah untuk memperbaiki ouputnya, menekan biaya produksi serta meningkatkan produksinya. TQM mempunyai konotasi seluruh sistem seluruh proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga suplier. Total Quality berarti karakteristik yang memenuhi kebutuhan pemakai, sedang Management berarti proses komunikasi vertical dan horizontal, top-down dan buttom-up, guna mencapai mutu dan produktivitas. TQM di bidang organisasi dakwah/publik tentu membutuhkan penyesuaian. Karena permasalahan kualitas merupakan sesuatu yang kompleks maka perlu dilakukan pertahapan yang dapat memberikan ruang usaha untuk transisi menuju tercapainya kualitas. Melakukan integrasi satu sama lain dalam suatu organisasi, sehingga dapat memberikan dampak positif pada battom line perusahaan/organisasi. Melakukan upaya peningkatan kinerja secara terintegrasi dalam kebutuhan bisnis dan industri yang dirumuskan secara sistematik dalam suatu master improvement story bukan peningkatan secara acak (random performance improvement), parsial dan tak terintegrasi. TQM memerlukan keterampilan manajemen puncak dalam mengelola organisasi yang bekerjasama dengan senior manajer dalam menentukan kualitas dan produksi yang lebih baik agar dapat bersaing dengan organisasi lain. Sebagai tujuan akhir dan TQM adalah kesejahteraan organisasi dan seluruh karyawan. Kata Kunci: Implementasi, Manajemen, Kualitas Terpadu The information age or era of globalization requires management of the organization doing the transformation capacity for change management to implement contemporary management called Total Quality Management (TQM). TQM is an approach that should be done by the organization today is no exception da’wa agencies to improve the output, reduce production costs and increase production. TQM has the connotation of the whole system of the whole process, all employees, including consumer products and services are also suppliers. Total has the connotation of the whole system, ie the entire process, all employees, including users of products and services, as well as suppliers. Quality means the characteristics that meet the needs of users, while Management means the process of vertical and horizontal communication, top-down and bottom-up, in order to achieve quality and productivity. TQM in the field of dawah organization / public course require adjustment. Because of quality problems are complex it is necessary to pertahapan that can provide business space for the transition to the achievement of quality. Integrate with each other in an organization, so it can have a positive impact on battom line company / organization. Make efforts to increase performance integrated in business and industry needs systematically formulated in an improvement master story not increase at random (random performance improvement), partial and not integrated. TQM requires top management skills in managing organizations that work with senior managers in determining the quality and better production in order to compete with other organizations. As a final goal and TQM are welfare organizations and employees. Keywords: Implementation, Management, Integrated Quality
Tujuan Penggunaan Kalimat Interogatif (al-Istifhām) dalam al-Qur’an: Analisis Balagah Gani, Saida; Mootalu, Kholid
`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Vol 13, No 1 (2024): Kajian Bahasa dan Sastra Arab
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/ajamiy.13.1.348-359.2024

Abstract

Balagah sebagai cabang ilmu Bahasa Arab yang digunakan dalam pendekatan untuk megolah dan memahami struktur kalimat, dengan ilmu tersebut dapat dirasakan keidahan lafadz dan makna Bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi tuturan.  Kalimat Interogatif (al-Istifha>m) adalah salah satu gaya Bahasa yang maknanya tidak hanya untuk meminta pemahaman atas sesuatu, tetapi juga bisa bermakna menetapkan (taqri>r). Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan tujuan penggunaan kalimat interogatif (al-Istifha>m) di dalam al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data menggunakan kajian pustaka (Library Research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan penggunaan kalimat interogatif (al-Istifha>m) dalam al-Qur’an di antaranya yaitu : 1) Bertujuan untuk menetapkan (li al-taqri>r), 2) Bertujuan untuk mengabarkan (li al-ikhba>r), 3) Bertujuan untuk menyamakan (li al-taswiyah), 4) Bertujuan untuk menyatakan sebuah penolakan (li al-Inka>ri), 5) Bertujuan untuk menjelekkan (li al-taubi>kh), 6) Bertujuan untuk meremehkan (li al-tahqi>r), 7) Bertujuan untuk penolakan atau negasi (li al-nafyi), 8) Bertujuan perintah (li al-amr), 9) Bertujuan untuk mengangungkan (li al-ta’dzi>m), 10) Bertujuan untuk memberi motivasi (li al-tasywi>q).
Simbolisme Apokaliptik dalam Surah Al-Ḥāqqah: Pendekatan Semiotika Ferdinand De Saussure terhadap Teks Al-Qur’an Gani, Saida
`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Vol 14, No 1 (2025): Kajian Bahasa dan Sastra Arab
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/ajamiy.14.1.%p.2025

Abstract

Surah al-Ḥāqqah merupakan salah satu surah dalam Al-Qur’an yang kaya akan simbol-simbol apokaliptik, menggambarkan hari kiamat secara dramatis dan penuh makna. Kajian terhadap simbolisme ini belum banyak dilakukan dengan pendekatan semiotik, khususnya model Ferdinand de Saussure. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur tanda dalam Surah al-Ḥāqqah melalui relasi penanda (signifier) dan petanda (signified) guna mengungkap makna mendalam dari simbol-simbol eskatologis yang terkandung di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan pendekatan analisis isi terhadap ayat-ayat Surah al-Ḥāqqah, dikaji melalui teori semiotika struktural Saussure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol seperti tiupan sangkakala, kehancuran bumi, dan catatan amal memiliki struktur tanda yang saling terkait dan menyampaikan pesan teologis, moral, dan eskatologis secara sistematis. Temuan ini memperkuat urgensi pendekatan linguistik dalam studi tafsir Al-Qur’an serta membuka ruang bagi kajian interdisipliner antara ilmu keislaman dan linguistik.