Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengamatan Lingkungan Eksternal Organisasi dalam Penggunaan Tehnologi Informasi: Suatu Investigasi Empiris Retnowati Retnowati
Dinamik Vol 14 No 1 (2009)
Publisher : Universitas Stikubank

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35315/dinamik.v14i1.89

Abstract

Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa setiap organisasi mengeksploitasi penggunaanteknologi informasi secara berbeda-beda. Dengan demikian langkah awal sebelum merumuskan hipotesaakan dilakukan klasifikasi terhadap beberapa tipe organisasi, yaitu Inovator dan Eksploitor (IE),Kompetitor atau Pengadopsi Awal (KPA), Partisipan atau Pengikut Yang Efektif (PPE). Konsentrasi utamapenelitian ini terfokus pada beberapa isu masalah, antara lain: Tujuan dilakukannya aktifitas pengamatanlingkungan eksternal terhadap penggunaan teknologi informasi, Metode yang digunakan dalam aktifitaspengamatan lingkungan eksternal terhadap penggunaan teknologi informasi, Keberadaan unit khususpengamatan lingkungan eksternal terhadap penggunaan teknologi informasi , Tingkat intensitas pengamatanlingkunan eksternal terhadap penggunaan teknologi informasi, Sumber-sumber informasi yang digunakandalam pengamatan lingkungan eksternal terhadap penggunaan teknologi informasi , Tingkat dukunganmanajemen terhadap penggunaan teknologi informasi. Dari seluruh hipotesis yang telah dibangun sertahasil perhitungan analisa yang dibuat, dapat dikatakan bahwa secara umum dapat memenuhi dugaan sepertiyang didefinisikan sebelumnya, untuk ketiga tipe organisasi, yaitu: IE, KPA, PPE. Secara umum tipeorganisasi IE memiliki segala sesuatu yang lebih besar/baik jika dibandingkan dengan tipe KPA atau PPE,dalam hal melakukan aktifitas pengamatan secara kontinyu, memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi didalam melakukan aktifitas pengamatan, memiliki perhatian yang lebih besar dalam isu yang berkembanguntuk aktifitas pengamatan, menggunakan sumber informasi yang lebih banyak, menggunakan sumber-sumber informasi secara lebih sering, menempatkan sumber-sumber informasi sebagai sesuatu yang lebihpenting, memiliki tingkat dukungan yang lebih besar dari manajemen, memiliki tingkat reward yang lebihmemadai dari manajemen kepada para staf, memiliki keterkaitan yang lebih besar di dalam kebijakanmanajemen dengan strategi bisnisnya untuk penggunaan TI baru. Tipe organisasi IE tidak berbeda secarasignifikan dengan tipe KPA dan PPE di dalam pendanaan yang diberikan secara khusus untuk aktivitaspengamatan TI. Padahal, diharapkan bahwa tipe IE memiliki tingkat pendanaan yang lebih besardibandingkan dengan kedua tipe organisasi. Dengan demikian dugaan tersebut tidak terbukti. Tipeorganisasi IE tidak berbeda secara signifikan dengan tipe KPA dan PPE di dalam metode pengamatanuntuk aktifitas pengamatan TI. Padahal diharapkan bahwa tipe IE memiliki metode pengamatan yang lebihbanyak/besar dibandingkan dengan kedua tipe organisasi.
PERHITUNGAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI SMART CITY DALAM PERSPEKTIF SMART GOVERNANCE DENGAN METODE FIS MAMDANI Sri Eniyati; Rina Candra Noor Santi; Retnowati Retnowati; Sri Mulyani; Khristma Martha
Dinamik Vol 22 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Stikubank

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.617 KB) | DOI: 10.35315/dinamik.v22i1.7104

Abstract

Smart City adalah skonsep tata kota yang mengoptimalkan teknologi informasi dan digital untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat, serta meningkatkan layanan Pemerintah. Kota Pekalongan sedang berupaya untuk mempersiapkan diri dalam proses implementasi Smart City. Dalam referensi diketahui bahwa salah satu indikator kesiapan implementasi Smart City adalah Smart Governance, yang terdiri atasi empat indikator utama yaitu Participation in decision-making, public and social services, Transparent Governance, political strategies and perspectives. Dari keempat indikator tersebut diperjelas ke dalam indikator operasional yang lebih mudah diukur secara kuantitatif. Oleh sebab itu metode penelitian dipilih mix research methods karena data yang diperoleh dilakukan melalui cara kualitatif dengan wawancara kepada narasumber. Hasil data dikelola dan diolah menggunakan cara kuantitatif. Cara kuantitatif tersebut adalah metode Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani. Dari keempat indikator utama diturunkan menjadi 21 variabel input Hasil yang diperoleh adalah tingkat kesiapan Kota Pekalongan dalam mengimplementasikan Smart City dari Perspektif Smart Governance adalah 1,5 (Sedang).
ANALISIS READINESS PENERAPAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (KIP) DENGAN PENDEKATAN SOFT SYSTEMS METHODOLOGY (SSM) Retnowati Retnowati; Hersatoto Listiyono; Purwatiningtyas Purwatiningtyas; Alana Sharfina Wedaningsih; Liana Rahmaziana
Dinamik Vol 24 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Stikubank

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.09 KB) | DOI: 10.35315/dinamik.v24i1.7838

Abstract

Indonesia telah menerapkan Open Government Data (OGD) sejak tahun 2008, yaitu ketika Undang-UndangKeterbukaan Informasi Publik (UU KIP) No. 14 tahun 2008 disahkan. Penerapan UU KIP bagi segenap badanpublik, termasuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mulai diberlakukan pada tahun 2010, melalui PPNomor 61 tahun 2010. Pengelola KIP di Indonesia dilakukan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi(PPID), yang dilaksanakan melalui surat keputusan (SK) pimpinan tertinggi pada badan publik, dimana ketikakonteksnya adalah pemerintah daerah, maka SK ditandatangani oleh Walikota atau Bupati. Secara faktual, Indonesiadimasukkan ke negara yang telah menginisiasi penerapan KIP tetapi berpotensi menghadapi kendala keberlanjutanpenerapannya. Sampai dengan tahun 2017, jumlah kota yang telah menunjuk dan memiliki PPID masih sebesar86,73% (85 kota dari 98 kota) se Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya persoalan atau faktor-faktor yangmempengaruhi kesediaan atau kesiapan (readiness) untuk mengadopsi sistem baru di dalam ruang lingkupkelembagaannya. Penelitian ini bermaksud untuk untuk mengeksplorasi tentang kesiapan (readiness) untukmengadopsi pengelolaan KIP untuk memberikan layanan informasi dan dokumen kepada masyarakat. Hasilnyadiketahui bahwa faktor komitmen organisasi dan pengelola menjadi bagian dari rendahnya kualitas readinesspengelolaan KIP. Direkomendasikan melalui hasil pendekatan Soft Systems Methodology (SSM), agar dilakukanstrategi readiness organisasi dan pengelola melalui penguatan tata kelola dan penguatan individu dengan dukunganinfrastruktur dan pendanaan yang memadai.
Public Information Management Sustainability Priority Model With A Socio-Technical Approach and Analytic Network Process (ANP) Methods (Case Study of Salatiga City PPID) Retnowati Retnowati; Sariyun Naja Anwar; Purwatiningtyas Purwatiningtyas
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 4 (2021): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i4.3505

Abstract

Public information disclosure (KIP) has been mandated by law since 2008 in Indonesia, which indicates that every citizen has the right to information. This has also been done by countries that implement open government data. The implementation of KIP has not met expectations, as evidenced by the fact that not all districts/cities have information management units, there are still provinces with uninformative and uninformative status, and information disputes are still high. Obstacles such as the change of leader, the mechanism of knowledge that is shared between staff in each management unit has not been evenly distributed, also the utilization of information technology has not been optimized. The potential for the sustainability of public information management could be threatened with discontinuation. In fact, information that is easy, cheap and fast with optimal management is needed by the community. The solution offered in this research is a socio-technical approach, in which aspects of infostructure, infoculture and infrastructure. In order to find the indicators needed for each socio-technical aspect, the soft systems methodology was used, so that a conceptual model of the sustainability of public information management was built. Based on the criteria and sub-criteria indicators found, the Analytic Network Process (ANP) is used to determine the main objective of the need for sustainable management of public information. The results show that the objectives of sustainable information management are based on four priorities. The results of data processing show that from the socio-technical approach the highest priority is technology, followed by the quality of human resources and organizational culture, followed by infrastructure and information management processes. Meanwhile, the priority goals for the sustainability of public information management are firstly that information is available accurately and on time, followed by maintaining the right to public information being fulfilled, increasing public trust in the government and improving the quality of state apparatus performance.
OPTIMALISASI MEDIA SOSIAL FACEBOOK UNTUK MENDUKUNG PERLUASAN JARINGAN PEMASARAN BAGI KELOMPOK WANITA KREATIF (KWK) SEROJA Retnowati Retnowati; Eko Nur Wahyudi; Sariyun Naja Anwar; Hersatoto Listiyono
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v4i1.693

Abstract

The Creative Women Group namely KWK Seroja, which consists of housewives, has great potential to increase product marketing networks, because the business it has been in has been in business for almost 10 years with a relatively productive age. Until now KWK Seroja members have businesses in the fields of convection, food, rental and souvenirs, but still use traditional marketing models such as opening a business at home or marketing it door-to-door. The rapid use of social media such as Facebook can help marketing more efficiently and effectively, due to the extensive network. KWK Seroja needs to be helped through information about the importance of marketing transformation from traditional to social media bases, namely optimized Facebook fans page. KWK Seroja also needs assistance to participate in the UMKM exhibition to strengthen its position in the eyes of the community. The results obtained were good enthusiasm from the members who were able to create a fan page in accordance with their respective products and a willingness to follow the UMKM exhibition once a year.
PELATIHAN MACROMEDIA FLASH GUNA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF GURU DI KOTA SEMARANG Yunus Anis; Retnowati Retnowati; Hersatoto Listiyono; Eko Nur Wahyudi
Intimas Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknologi Informasi dan Industri Unisbank

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.557 KB) | DOI: 10.35315/intimas.v2i2.9013

Abstract

This Macromedia Flash training aims to introduce macromedia flash software to teachers in the city of Semarang, especially in the environment around the Stikubank University campus, Semarang. This training focuses on how to make interactive learning media so that it is hoped that teachers can make them easily and can help the teaching and learning process in schools. As we know, since the corona-19 pandemic, the teaching and learning process is mostly done online, so with interactive learning videos it is hoped that it can help teachers teach learning materials to students. The method used in this activity is that because face-to-face learning (PTM) has begun to be applied, the process can be carried out directly to the teachers, so that the results can be directly seen and felt by the teachers. Participants can learn to make learning media using macromedia flash directly and face to face. After the participants understand the basic steps in making simple animations, then at the meeting at the end of this training each participant is taught how to make simple interactive media, and almost one hundred percent of the participants are able to make it.
Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur Retnowati Retnowati
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 20, No 1 (2013): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.806 KB) | DOI: 10.18784/analisa.v20i1.4

Abstract

AbstrakHubungan Islam dan Kristen di Indonesia selalu menarik untuk dibahas karena penuh dengan dinamika dan konflik. Data secara langsung diperoleh dari Muslim (Pondok Pesantren) dan Kristen (Gereja Kristen Jawi Wetan) di Malang, Jawa Timur, dengan cara wawancaramendalam, pengamatan terlibat, dan didukung dengan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian iniadalah jaringan sosial. GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) dan Pondok Pesantren telah berhasil membangun hubungan dan jaringan yang kokoh untuk menjembatani hubungan antar-agama di Jawa Timur. Fakta menunjukkan bahwa sumber daya lokal memainkanperan utama dalam membangun hubungan yang memungkinkan antar-agama dan kerjasama berlangsung. Jaringan Muslim-Kristen yang didirikan oleh Pondok Pesantren dan GKJW di Jawa Timur menunjukkan meningkatnya kesadaran pentingnya membangunhubungan antara Muslim dan Kristen. Program SIKI (Studi Intensif Kristen dan Islam) telah mengawali belajar memahami agama-agama lain. Jaringan sosial ini adalah titik awal yang baik untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan antarumat beragama. SIKI telahmelakukan dialog kehidupan yang melibatkan Muslim dan Kristen secara langsung melalui kehadiran, persahabatan, dan pengalaman hidup bersama (live in). Di sinilah pentingnya kerjasama dan jaringan antar umat beragama dan atau institusi agama dilakukan dan terusdikembangkan.Kata kunci: Jaringan Sosial, Modal Sosial, Gereja, Pondok Pesantren AbstractThe relation of Moslems and Christians in Indonesia is always interesting to be discussed since it is riddled with dynamics and conflicts. The data are directly obtained from the Muslims (Moslem Boarding Schools) and Christians (East Java Christian Churches) in Malang, East Java, by using indepth interviews, participatory observation and are supported with bibliographical studies. Data analysis is carried out in the descriptive qualitative method. The theory used in this research is the social network. GKJW (East Java Christian Churches) and Pondok Pesantren (Moslem Boarding Schools) have succeeded in establishing realtions and nertworks resulting in the forces to bridge inter-religions relation in East Java. The fact shows that local resources play major roles in establishing relations thatallow inter-religion cooperation to take place. The Moslem-Christian network established by the Pondok Pesantren and the GKJW shows the growing awareness of the importance of establishing relations among Moslems and Christians. SIKI program (Intensive Study of Christians and Moslems) has started and learnt to understand other religions. This social network is a good starting point to solve the problems that had been the burden of inter-religions lives. SIKI has conducted the dialogue of life directly involving Moslems and Christians with the presence, fellowship, and live in activity . This is the importence of whyinter-religion and or religion institutions cooperation and network need to be carried out and maintained.Keywords: Social Network, Social Capital, Churches, Moslem Boarding Schools
Agama, Konflik, dan Integrasi Sosial (Integrasi Sosial Pasca Konflik, Situbondo) Retnowati Retnowati
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 21, No 2 (2014): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.97 KB) | DOI: 10.18784/analisa.v21i02.14

Abstract

AbstractThe research discusses the integration efforts after the riot in Situbondo, East Java. Situbondo community has initiated several conflic resolutions and integrations supported by Muslims andChristian leaders. The data on the role of religious community, in this case Islam and Christian  as well as the community in Situbondo in general, is gathered through observation, interview, and a survey. Secondary data is gathered through review of literure relevant to the research problems. Conflict, social integration, and reconciliation theories are used to explain and analyzeresearch problems based on the data gathered. The finding shows that integration in Situbondo community and reconsiliation effort carried out by religious communities (Islam, Christianand the whole community of Situbondo) was drawn from local wisdom in Situbondo. The local wisdom serves as social capital in manifesting integration in the community and harmonious relation among religious communities.Keywords: conflict, social integration, religious community AbstrakPenelitian ini menyangkut upaya integrasi pasca kerusuhan di  itubondo Jawa Timur. Masyarakat Situbondo telah melakukan upaya-upaya penyelesaian konflik dan integrasi yang didukung oleh umat dan pimpinan agama Islam dan Kristen. Untuk mendapatkan data tentangperan umat beragama dalam hal ini Islam dan Kristen serta masyarakat Situbondo dilakukan melalui metode wawancara, pengamatan yang didahului dengan obeservasi ringan sebelumdilakukan penelitian. Data sekunder dilakukan mengkaji pustaka dan dokumen yang relevan dengan masalah penelitian. Teori konflik, integrasi sosial dan rekonsiliasi digunakan untuk menjelaskan dan menganalisa masalah penelitian berdasarkan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi dalam masyarakat Situbondo dan upaya rekonsiliasi telah dilakukan oleh masyarakat dan umat beragama di Situbodo. Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Situbondo menjadi modal sosial dalam mewujudkan integrasi dalam masyarakat sehingga pasca kerusuhan kehidupan masyarakat dan hubungan antarumat beragama di Situbondo yang mengalami keretakan dapat dipulihkan kembali.Kata kunci: konflik, integrasi sosial, umat beragama
Analisis Kesesuaian Variabel dan Meta Data Rekam Medis Elektronik: Studi Kasus pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Arief Azhari Ilyas; Zefan Adiputra Golo; Retnowati Retnowati
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10640

Abstract

Kemampuan kompatibilitas dan/atau interoperabilitas sistem elektronik harus mengacu pada pedoman variabel dan meta data rekam medis elektronik. Pada saat penerapan rekam medis elektronik di Rumah Sakit X belum terdapat pedoman yang dijadikan acuan dalam penentuan variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian variabel dan meta data dalam penyelenggaraan RME. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Subjek penelitian yaitu 4 informan terdiri dari kepala instalasi rekam medis, petugas IT, petugas pendaftaran rawat jalan dan Dokter. Objek penelitiannya adalah variabel rekam medis elektronik pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian variabel dan meta data penyelenggaraan RME di Rumah Sakit X belum sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan seperti general consent, asesmen awal kemudian pemeriksaan spesialistik. Hal ini dikarenakan selain belum ada acuan pada saat penerapan tahun 2019, kemudian adanya penambahan anggaran untuk pihak ketiga jika terdapat penambahan variabel serta tanda tangan digital yang belum diterapkan. Pihak Rumah Sakit X perlu membentuk tim IT sendiri untuk melakukan pembaharuan dan penyempurnaan dalam variabel dan meta data pada penyelenggaraan RME.