Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan Vegetatif Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides) Laksono, Judo; Ibrahim, Wasir
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 1 (2020): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.237 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i1.220

Abstract

Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan vegetatif rumput raja. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Musi Rawas pada April 2018. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Kelompok dengan faktorial (3x3). Faktor pertama dengan jenis pupuk kandang (P1): pupuk kotoran sapi, (P2): pupuk kotoran ayam (P3): pupuk kotoran kambing. Faktor kedua dengan dosis (D) terdiri dari, (D1): 7,5 ton/ha, (D2): 10 ton/ha (D3) 12,5 ton/ha. Penelitian ini menggunakan ulangan sebanyak 27 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan. dari hasil analisis  ragam pertumbuhan vegetatif rumput raja terhadap jenis dan dosis pupuk kandang, berpengaruh sangat nyata (P kecil dari 0.01) terhadap parameter jumlah anakan dan berat biomas, serta berpengaruh tidak nyata  (P kecil dari 0.05)  terhadap tinggi tanaman dan panjang daun. Sedangkan interaksinya berpengaruh nyata (P kecil dari 0.05) pada parameter panjang daun. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa jenis (P2)  pupuk kotoran ayam dan (D2) dosis pupuk pupuk 10 ton perhektar memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan vegetatif rumput raja (Pennisetum purpuphoides).
Penggunaan Tepung Maggot (Hermetia illucens) dalam Ransum yang Mengandung Fitobiotik Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Kualitas Daging Ayam KUB (Kampung Unggul Balitnak) Herlina, Betty; Ibrahim, Wasir; Setiawan, Bagus Dimas; Sari, Selfi Yunita
STOCK Peternakan Vol 5, No 2 (2023): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v5i2.1118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan tepung maggot (Hermetia illucens) dalam ransum yang mangandung fitobiotik tepung daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kualitas daging ayam Kampung Unggul Balitnak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari: M0= 0% maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1kg ransum; M1= 2% maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1kg ransum; M2= 4% maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1kg ransum; M3= 6% maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1kg ransum; M4= 8% maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1kg ransum; M5= 10% maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1kg ransum. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi bobot karkas, lemak abdomen, lemak subkutan, lemak daging dan kolesterol daging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan tepung maggot (Hermetia illucens) pada ayam Kampung Unggul Balitnak berpengaruh sangat nyata (P0.01) terhadap bobot karkas dan lemak daging, berpengaruh nyata (P0.05) terhadap lemak abdomen dan tidak berpengaruh nyata (P0.05) terhadap lemak subkutan dan kolesterol daging. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Tepung Maggot (Hermetia illucens) pada taraf 10% memberikan pengaruh yang terbaik terhadap bobot karkas, lemak abdomen, lemak subkutan, kadar lemak daging dan kolesterol daging ayam Kampung Unggul Balitnak
Penambahan Aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang dengan Waktu Silase Kulit Kopi (Coffea sp) yang Berbeda Terhadap Nilai Nutrisi Pakan Ternak Karyono, Teguh; Ibrahim, Wasir; Agustriani, Viki
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.33-41

Abstract

ABSTRACTThe purpose of the research that we have done is to determine the addition of local microorganism activator  banana weevil with different coffee husk (coffea sp) silage time on the nutritional value of animal feed. Parameters observed from the addition of local microorganism activator (LMA) banana weevil with different coffee husk (coffea sp) silage times in this study were hydrogen potential (Hp), dry matter (DM), crude fiber (CF), and crude protein (CP). The implementation of this research is at the Laboratory of the Faculty of Agriculture, Animal Husbandry Study Program, Musi Rawas University, Lubuklinggau City. To test the nutritional content at the Feed Laboratory of the Faculty of Animal Husbandry, Jambi University, which was carried out from February to May 2018. Our research used the Completely Randomized Design (CRD) method which consisted of 6 treatments and 4 replications, with a dose of local microorganism banana weevil as much as 35 ml on all observation parameters as for the treatment is F1: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms Banana weevil 14 days, F2: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms banana weevil 16 days, F3: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms of banana weevil 18 days, F4: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms of banana weevil 20 days, F5: Fermentation of coffee husk + Local micro-organisms banana weevil 22 days, F6 : Fermentation of coffee husk  + Local micro-organisms banana weevil 24 days. To determine the effect of treatment, the results of the data can be analyzed by analysis of variance (ANOVA) and followed by the HSD test (Honest Significant Difference). The results of the study of silage fermentation time of coffee husk waste with the addition of Local Microorganisms banana weevil showed a very significant effect (P<0.01) on hydrogen potential (Hp) and dry matter (DM) and an insignificant effect (P>0.05) on crude fiber. (CF) and crude protein (CP). The addition of local microorganism activator of banana hump with coffee husk waste silage fermentation time of 24 days (F6) gave the best results on the potential variables of hydrogen (Hp), dry matter (DM), crude protein (CP) and crude fiber (CF). Key words: banana weevils, coffee hull, fermentation, local microorganisms, time ABSTRAKTujuan dari penelitian yang telah kami lakukan adalah untuk mengetahui penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang dengan waktu silase kulit kopi (coffea sp) yang berbeda terhadap nilai nutrisi pakan ternak. Parameter yang diamati dari perlakuan  penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang dengan waktu silase kulit kopi (coffea sp) yang berbeda kopi dalam penelitian ini adalah potensial hidrogen (pH), bahan kering (BK), serat kasar (SK), dan protein kasar (PK). Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan Universitas Musi Rawas Kota Lubuklinggau. Untuk  uji kandungan nutrisi di Laboratorium Pakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang dilaksanakan bulan Februari sampai bulan Mei 2018. Penelitian mengunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan, dengan dosis mikroorganisme lokal bonggol pisang sebanyak 35 ml pada semua parameter perlakuan, adapun perlakuannya adalah F1 : Fermentasi kulit kopi + Mikroorganisme Lokal  bonggol pisang 14 hari, F2 : Fermentasi kulit kopi  + Mikroorganisme Lokal bonggol pisang 16 hari, F3 : Fermentasi kulit kopi  + Mikroorganisme Lokal bonggol pisang 18 hari, F4 : Fermentasi kulit kopi + MikrooraginsmeLokal bonggol pisang 20 hari, F5 : Fermentasi kulit kopi + Mikroorganisme lokal bonggol pisang 22 hari, F6 : Fermentasi kulit kopi + Mikrooranisme Lokal bonggol pisang 24 hari.  Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, hasil data yang di dapat dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) Hasil penelitian waktu fermentasi silase limbah kulit kopi dengan penambahan Mikrooranisme Lokal (MOL) bonggol pisang menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan bahan kering (BK) dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap serat kasar (SK) dan protein kasar (PK).  Penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal bonggol pisang dengan waktu fermentasi silase limbah kulit kopi 24 hari (F6) memberikan hasil terbaik pada peubah potensial hidrogen (pH), bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK). Kata kunci: bonggol pisang, fermentasi, kulit kopi, mikroorganisme, waktu