Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ENFORCEMENT OF MEDICAL DISCIPLINE VIOLATIONS IN INDONESIA Wibiansyah, Kukuh Tri; Wahyudi, Firdaus; Bhima, Sigid Kirana Lintang; Dhanardhono, Tuntas
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro)
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v9i6.29322

Abstract

Background: The medical profession is closely related to human values and professionalism, but in practice, there are still doctors who breach the medical discipline principles. Method:  This is a descriptive study to outline the enforcement outcome. Samples were taken from data of breach of medical discipline in 2014-2018 which were uploaded on the website of the Indonesian Medical Council (KKI) combined with interviews reports. Result: The average complaint  of breach is 40.6 complaints per year. The percentage of the case completion compare to the number of complaints each year was 82% in 2015, 103% in 2016, 217% in 2017, and 126% by 2018. Total number of decision from medical discipline council trial in 2018 was 49 cases, consists of 4 cases from 2014, 5 cases from 2015, 21 cases from 2016, 16 cases from 2017, and 3 cases of complaints submitted in 2018.  Of the verdict from the trial, 15 decision considered as interlocutory verdict and 34 cases as final decision. The period of handling of medical disciplinary breach requires 1 to 2 years. Conclusion: The enforcement of medical discipline violations experienced progressive resolution annually, with 2017 as the peak year. The performance was influenced by alteration in the management board and the enactment of new council regulations.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG Yayuk Dwi Novitasari; Firdaus Wahyudi; Arwinda Nugraheni
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.682 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23399

Abstract

Latar Belakang : Status gizi ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesehatan janin. Proporsi KEK di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 1.836 ibu hamil. Tujuan: Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Metode Penelitian : Analitik observasional dengan desain case control di Rowosari bulan Juni – September 2018 dengan teknik total sampling untuk kelompok kasus dan simple random sampling untuk kelompok kontrol,dengan jumlah sampel yang berhasil terkumpul yaitu 18 kasus dan 58 kontrol. Instrumen berupa kuesioner yang telah diuji validitasnya. Pengambilan data dengan cara wawancara, kemudian analisis hubungan dengan uji statistic Chi square dan uji statistik multivariat dengan regresi logistik. Hasil : Analisis statistik diperoleh jarak kehamilan (p= 0,001, 95% CI= 1,974-24,354, OR= 6,93), status ekonomi (p= 0,012, 95% CI= 1,298-11,888, OR=3,929), dukungan keluarga (p= 0,000, 95%CI= 2,884-38,961, OR= 10,600), asupan zat gizi (p= 0,019,95% CI= 0,093-0,838, OR= 0,279), PHBS (p=0,002, 95%CI= 1,876-61,807, OR= 10,769) memiliki hubungan signifikan terhadap KEK. Sedangkan factor usia (p= 0,173,95% CI= 0,030-2,096,OR= 0,251), pendidikan ibu hamil (p= 0,097,95% CI= 0,831-7,608, OR =2,541),pengetahuan (p= 0,136, 95%CI= 0,759-6,950, OR= 2,296), gravida (p= 0,872, 95%CI= 0,277-2,973,OR= 0,907), pendidikan suami(p= 0,097,95%CI= 0,831-7,608,OR= 2,514), aksesibilitas layanan kesehatan (p= 0,577,95%CI =0,198-2,397,OR= 0,689). Analisis statistik multivariat diperoleh faktor yang paling dominan yaitu asupan zat gizi (p= 60,031, 95%CI= 1,184 – 35,539,OR= 6,488). Kesimpulan :Faktor jarak kehamilan, status ekonomi, dukungan keluarga, asupan zat gizi, dan PHBS memiliki hubungan signifikan dengan KEK. Faktor yang paling dominan penyebab KEK yaitu asupan gizi. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai KEKKata kunci: KEK,karakteristik ibu hamil, sosial ekonomi,status gizi, PHBS.
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PRAKTEK DOKTER MANDIRI DAN KLINIK SWASTA (STUDI KASUS KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG) Nimas Ayu Rina; Firdaus Wahyudi; Ani Margawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.678 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18603

Abstract

Latar Belakang: Kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh mutu pelayanan yang diberikan oleh penyedia fasilitas pelayanan kesehatan. Data kunjungan pasien peserta BPJS di Kota Semarang tahun 2014, pada klinik swasta terdapat 253.662 kunjungan (25%) sedangkan di Praktek dokter umum sebanyak 445.608.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan di Klinik Swasta dan Praktik Dokter Mandiri.Metode: Deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien BPJS di Klinik Swasta dan Praktik Dokter Mandiri di Kecamatan Tembalang, pemilihan sampel secara cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara. Data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square dan kolmogorov smirnov. Hasil: Terdapat 76 responden (95%) yang menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan di Klinik Swasta dan 70 responden (87,5%) yang menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan di Praktik Dokter Mandiri. Terdapat perbedaan bermakna terhadap dimensi mutu kehadalan (p=0,008) dan empati (p=0,019). Terdapat perbedaan tidak bermakna terhadap dimensi mutu bukti langsung (p=0,211), daya tanggap (p=0.082) dan jaminan (p=0,094).Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan di klinik swasta dan praktik dokter mandiri.
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR KEPUTUSAN RUJUKAN ANTENATAL CARE PASIEN BPJS DI PUSKESMAS ROWOSARI Ivan Pratama Rusadi; Arwinda Nugraheni; Firdaus Wahyudi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.218 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25346

Abstract

Latar Belakang : Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. faktor - faktor keputusan rujukan perlu diketahui agar keputusan rujukan dapat segera diambil dan keterlambatan rujukan dapat dicegah. Tujuan: Mengetahui gambaran faktor – faktor keputusan rujukan antenatal care (ANC) pasien BPJS di Puskesmas Rowosari. Metode Penelitian : Penelitian ini dengan metode observasional deskriptif dengan desain studi cross sectional di wilayah kerja Rowosari bulan Juli – Agustus 2019 dengan teknik multi stage cluster random sampling. Jumlah sampel sebanyak 37 sampel. Instrumen berupa kuesioner yang telah diuji validitasnya. Pengambilan data dengan cara wawancara. Variabel bebas yang diteliti yaitu karakteristik, penyakit / penyulit dalam kehamilan dan non kehamilan, jarak, sumber daya manusia, fasilitas dan alasan rujukan lain dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan rujukan ANC pada pasien BPJS di Puskesmas Rowosari. Pengolahan data menggunakan software.Hasil : Dalam penelitian ini diperoleh indikasi rujukan utama terbanyak dari faktor ibu adalah alasan rujukan lain yaitu 51.3% , yang kedua adalah rujukan dengan indikasi penyakit dan penyulit kehamilan yaitu sebanyak 33.3% kemudian yang ketiga adalah penyakit/ penyulit non kehamilan 2.85%. Indikasi rujukan terbanyak dari faktor fasilitas kesehatan adalah ketersediaan dokter spesialis obsgyn yaitu 100% dan bedah sesar yaitu 75%. Kesimpulan : Faktor - faktor yang menjadi indikasi utama dilakukan rujukan adalah penyakit penyulit kehamilan, alasan rujukan lain, penyakit non kehamilan.Kata kunci: Faktor faktor rujukan, Antenatal Care, BPJS.
PERBEDAAN RETENSI MEMORI PASCA PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA DENGAN MEDIA CERAMAH DAN VIDEO PADA WANITA USIA SUBUR Dila Muflikhy Putri; Firdaus Wahyudi; Ani Margawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.087 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14267

Abstract

Latar Belakang : Jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan terus melonjak karena Total Fertility Rate (TFR) wanita Indonesia sebesar 2,6 anak. Penggunaan Kontrasepsi Modern /CPR yang menjadi salah satu faktor jumlah TFR belum mencapai target MDG’s 2015. Peningkatan pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) berupa penyuluhan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kepesertaan Keluarga Berencana (KB) dan memecahkan masalah kependudukan. Penyuluhan dengan ceramah (unimodal) dan video (multimodal) akan menghasilkan peningkatan pengetahuan dan retensi memori yang berbeda. Diperlukan media yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan retensi memori tentang KB untuk menahan lonjakan jumlah penduduk Indonesia.Tujuan : Membuktikan perbedaan retensi memori pasca penyuluhan KB dengan media ceramah dan video pada wanita usia subur (WUS).Metode : Penelitian quasi-experimental dengan two group pre and post test design pada responden wanita usia subur menggunakan purposive sampling. Responden diberi pretest kemudian diberikan penyuluhan KB dengan media ceramah pada kelompok 1 dan dengan video pada kelompok 2, lalu diberi post test 1. 7 kemudian, responden diberi post test 2. Selisih pretest dan post test 1 merupakan pengetahuan, sedangkan selisih post test 1 dan post test 2 merupakan retensi memori yang dianalisis dengan uji T berpasangan, uji Wilcoxon, uji T tidak berpasangan, uji Mann-Whitney, dan Uji Chi-Square.Hasil : Terdapat peningkatan pengetahuan pasca penyuluhan KB dengan media ceramah (p=0,00) dan media video (p=0,00) yang signifikan. Tidak terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan yang signifikan antara kelompok dengan penyuluhan ceramah dan kelompok dengan penyuluhan video (p=0,71). Terdapat penurunan memori 7 hari pasca penyuluhan KB dengan media ceramah (p=0,00) dan dengan media video (p=0,00) yang signifikan. Terdapat perbedaan yang signifikan pada retensi memori pasca penyuluhan KB kelompok dengan penyuluhan ceramah yang lebih rendah dari kelompok dengan penyuluhan video (p=0,00).Kesimpulan : Retensi memori pasca penyuluhan Keluarga Berencana dengan media ceramah lebih rendah dari retensi memori pasca penyuluhan Keluarga Berencana dengan media video.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DALAM MENJALANKAN 4 PILAR PENGELOLAAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS ROWOSARI Wahyu Adhitya Prawirasatra; Firdaus Wahyudi; Arwinda Nugraheni
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.02 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18647

Abstract

Latar Belakang: Penanganan terapi Diabates melitus dilakukan seumur hidup sehingga membutuhkan dukungan keluarga yang baik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2 di Puskesmas Rowosari.Metode: Desain dalam penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 74 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan Chi square, Mann Whitney dan Analisis stratifikasi dengan Mentel Haenszel.Hasil : Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kapatuhan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2 yaitu status ekonomi ( p value 0.001), komplikasi ( p value 0.045). Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2 ( p value 0.001). Dengan menggunakan analisis stratifikasi didapatkan tingkat pendidikan, status ekonomi dan komplikasi dapat mempengaruhi dukungan keluarga terhadap kepatuhan dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2.Simpulan : Dapat disimpulkan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2. Dan terdapat pengaruh hubungan (tingkat pendidikan, status ekonomi dan komplikasi) yang mempengaruhi hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2.
GAMBARAN KARAKTERISTIK KESIAPAN MENIKAH DAN FUNGSI KELUARGA PADA IBU HAMIL USIA MUDA Yunita Syepriana; Firdaus Wahyudi; Ari Budi Himawan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.816 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20787

Abstract

Latar Belakang : Tingginya angka pernikahan usia muda bisa menyebabkan berbagai permasalahan dalam pernikahan, hal ini dikarenakan tidak adanya persiapan sebelum remaja memutuskan untuk menikah.  Beberapa penelitian menyebutkan tingkat kesiapan menikah pada usia muda masih sangat rendah.Tujuan : Mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil usia muda dalam hal kesiapan menikah dan fungsi keluarga Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data primer dan sekunder berupa wawancara serta data puskesmas kelurahan RowosariHasil : Beberapa alasan ibu hamil di kelurahan Rowosari memutuskan untuk menikah diantaranya karena dijodohkan (12,0%), kehamilan di luar pernikahan (16%), keinginan sendiri  (28%), masalah ekonomi (36%), serta putus sekolah (8%). Karakteristik kesiapan menikah dengan persentase terendah adalah kesiapan finansial dengan skor 35,5, sedangkan kesiapan moral memiliki persentase tertinggi dengan 76,7%. Karakteristik  kesiapan menikah lainnya meliputi kesiapan sosial dengan 53,7%, kesiapan emosi 45,2%, kesiapan intelektual 41,6%, kesiapan individu 58,7%, dan kesiapan mental 49,8%. Untuk Fungsi keluarga berdasarkan skor APGAR sebanyak 8% ibu hamil mengalami disfungsi keluarga sedang dan 92% tidak terdapat disfungsi keluarga, sedangkan untuk skor SCREEM sebanyak 8% termasuk kategori sumber daya dalam keluarga cukup, dan sebanyak 92% sumber daya keluarga memadai.Kesimpulan : Secara keseluruhan tingkat kesiapan menikah di kelurahan Rowosari masih rendah (49,8%), dimana sekitar 92% memiliki tingkat kesiapan menikah kategori rendah (<60%) dan sekitar 8% termasuk kategori sedang (60-80%).
GAMBARAN PASIEN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENGALAMIN OBESITAS, HIPERTENSI, DAN HIPERGLIKEMIA Emmanuel Joseph Bagus Hestu Pradipta; Yan Wisnu Prajoko; Firdaus Wahyudi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.162 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18564

Abstract

Latar Belakang Insidensi fraktur collum femoris meningkat seiring dengan usia dan merupakan fraktur paling sering pada usia lanjut. Salah satu penanganan fraktur collum femoris adalah dengan Total Hip Arthroplasty (THA) dimana tindakan ini berhubungan dengan derajat fungsional panggul dan kualitas hidup.Tujuan Menganalisis hubungan antara jenis THA terhadap derajat fungsional panggul dan kualitas hidup pada pasien fraktur collum femoris.Metode Penelitian observasional analitik studi belah lintang menggunakan data rekam medis serta kuesioner SF-36 dan Hip Score pada pasien fraktur collum femoris yang mendapatkan tindakan THA di RSUP Dr. Kariadi.Hasil Terdapat 25 kasus yang ditemukan, terdiri dari 12 kasus cemented  dan 13 kasus uncemented. Dari 12 pasien yang dilakukan cemented THA, 11 diantaranya termasuk dalam SF-36 kategori baik sedangkan 1 pasien kategori buruk. Dari 13 pasien yang dilakukan uncemented THA, 12 diantaranya termasuk dalam SF-36 kategori baik sedangkan 1 pasien kategori buruk. Pada pemeriksaan Hip Score, dari 12 pasien yang dilakukan cemented THA, 9 diantaranya tidak ada keluhan, 2 pasien kategori ringan-sedang, dan 1 pasien kategori sedang-berat. Pada 13 pasien yang dilakukan uncemented THA, 11 diantaranya tidak ada keluhan, 1 pasien kategori ringan-sedang, dan 1 pasien kategori sedang-berat. Hubungan jenis THA terhadap derajat fungsional panggul dan kualitas hidup pada pasien fraktur collum femoris adalah tidak bermakna (p > 0,05).Kesimpulan Tidak ada perbedaan derajat fungsional panggul dan tingkat kualitas hidup terhadap jenis THA.
Netizen Aggressiveness Against Religious Content and Diversity on Facebook Media Arnus, Sri Hadijah; Wahyudi, Firdaus; Cangara, Hafied; Hasrullah, Hasrullah
Proceedings of International Conference on Da'wa and Communication Vol. 4 No. 1 (2022): Da'wa and Communication in the Era of Society 5.0: The Co-existence of Humanism
Publisher : Da’wa and Communication Faculty of the Sunan Ampel State Islamic University, Surabaya, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/icondac.v4i1.985

Abstract

This research wants to analyze the forms of aggression carried out by netizens on social media in the form of videos, pictures, and memes containing blasphemy bringing the name of God, prophets, and religion, ethnicity, and class related to the blasphemy case committed by Basuki Cahaya Purnama (Ahok). This type of research is descriptive qualitative, the data collection method uses interviews with several netizens and discourse analysis related to content on social media. Based on the results of the research, it was found that there was content in videos, images, and memes that contained aggression directed at Ahok and his supporters and vice versa in the name of religion, ethnicity, and class. Aggressive behavior among netizens is due to the characteristics of social media which allow one to channel emotions safely and instantly because there is no need to meet face to face and eliminate the pressures caused by face to face communication. The most sensitive issues to be used as fuel that is very effective in carrying out aggression on social media are issues related to religion and ethnic and ethnic differences. improve online media literacy skills among netizens who use social media, through formal education and non-formal forums and support from various parties. This research is expected to contribute to minimizing polarization in society due to differences in religion and culture, especially ahead of the 2024 election.
Hubungan Stunting dengan Anemia, Morbiditas dan Perkembangan Anak Usia Batita di Puskesmas Kebondalem Pemalang Nugraheni, Arwinda; Margawati, Ani; Wahyudi, Firdaus; Utami, Aras
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 7, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian stunting merupakan masalah kesehatan anak di Indonesia yang berdampak pada anemia, perkembangan dan sistem imunitas. Pada balita anemia, peningkatan morbiditas dan gangguan perkembangan dapat menyebabkan gangguan pada struktur dan fungsi tubuh dalam kemampuan anak menuju kematangan yang bersifat tetap dan berpengaruh pada kesehatan di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stunting dengan kadar hemoglobin, morbiditas dan perkembangan batita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dan dilakukan pada bulan Juli 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kebondalem di Kabupaten Pemalang dengan sampel batita usia 6-26 bulan. Variabel penelitian yang dinilai adalah kadar hemoglobin (Hb), morbiditas, perkembangan yang diukur melalui kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa dan sosialisasi, dan kemandirian, dan stunting pada batita, serta karakteristik ibu. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, pemeriksaan Hb, dan wawancara. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Pada penelitian ini, diantara total 142 batita, 45,1% mengalami stunting. Pada penelitian ini ditemukan bahwa anak yang mengalami stunting mengalami risiko anemia dan mobiditas, masing-masing sebesar 125 (POR=125,21; 95% CI=16,17-969,26) dan 2,5 kali (POR=2,46 95% CI=1,12-5,04) lebih tinggi dibanding dengan anak yang tidak stunting. Tidak ditemukan hubungan antara stunting dengan perkembangan anak (POR=0,22; 95% CI=0,02 2,23). Pada penelitian ini, ditemukan adanya hubungan anak stunting dengan anemia dan morbiditas. Keberhasilan program pengendalian stunting dapat berintegrasi dengan program pencegahan dan pengendalian penyakit.