Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Potential of Nyamplung Seed Oil (Calophyluminophyllum L.) as a Source of Natural Antioxidants Liya Fitriyana; Muhammad Dani Supardan; Yuliani Aisyah; Irfan Irfan
International Conference on Multidisciplinary Research Vol 5, No 2 (2022): ICMR
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/pic-mr.v5i2.5425

Abstract

Indonesia has many plants that have the potential as raw materials for medicines and cosmetics, one of which is Calophylluminophyllum which in Indonesian is called the Nyamplung plant. Nyamplung seeds have a high oil content of 73% and have the potential as a source of active compounds. In this study, we looked at the content of active compounds as antioxidants from Nyamplung seed oil produced from the press and press process with degumming. The resulting Nyamplung seed oil contains compounds from the phenolic and steroid groups. Component analysis showed that Nyamplung seed oil contained as many as 20-25 compounds with the highest content being cis-13-Octadecenoic acid, Octadecanoic acid, n-Hexadecanoic acid, cis-Vaccenic acid. Nyamplung seed oil has potential as a source of antioxidants because it has an IC50 value of 50 µg/mL, namely 41.37 µg/mL for oil from the press process and 46.59 µg/mL for oil from the press process with degumming. Keywords: Nyamplung Seed Oil, Extraction, Degumming, Antioxidants
Pemanfaatan Bentonit sebagai Penyerap Air pada Proses Transesterifikasi Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel Andesta Yulanda; Lisna Wahyuni; Rahmi Safitri; Abu Bakar; Muhammad Dani Supardan
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 10, No 2 (2018): Vol. (10) No. 2, Oktober 2018
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.11 KB) | DOI: 10.17969/jtipi.v10i2.10577

Abstract

ABSTRAK. Transesterifikasi merupakan salah satu proses dalam pembuatan biodiesel. Metode transesterifikasi secara konvesional tanpa penambahan adsorben memiliki kekurangan pada rendemen dan mutu biodiesel sehingga dikembangkan metode transesterifikasi menggunakan adsorben secara simultan. Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan bentonit sebagai penyerap air untuk meningkatkan rendemen biodiesel pada proses transesterifikasi minyak jelantah. Pertama dilakukan pengecilan ukuran bentonit menjadi 100 hingga 120 mesh dan dilanjutkan dengan aktivasi bentonit menggunakan asam sulfat 98% pada suhu 80oC. Hasil analisis Scanning Electron Microscope menunjukkan bentonit aktivasi memiliki permukaan yang lebih halus dan bersih dibandingkan dengan bentonit tanpa aktivasi. Selanjutnya, bentonit digunakan pada proses transesterifikasi minyak jelantah dengan variasi massa adsorben (1, 2, 3 dan 4 %-berat minyak) dan kadar air minyak jelantah (2, 3, 5 dan 6 %-berat minyak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bentonit teraktivasi menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan bentonit tanpa aktivasi dan proses tanpa menggunakan bentonit. Hasil penelitian terbaik diperoleh pada massa adsorben 3% dan kadar air 2% yaitu rendemen biodiesel sebesar 81%, massa jenis 865 kg/m3, viskositas 2,90 mm2/s, angka asam 0,1675 mg KOH/gram dan kadar air 0,70%.ABSTRACT.Transesterification is one of process in production of biodiesel. Conventional transterification method without adding adsorbent has deficiency in the yield and quality of biodiesel, therefore transesterification using adsorbent simultaneously is developed. The purpose of this research is to utilize bentonit as the adsorbent of water to increase yield of biodiesel in the waste cooking oil transesterication process. The first step to do in this research was bentonite crushing to the size of 100 to 120 mesh and then bentonite activation using sulfuric acid 98% at 80 oC. The result of SEM analysis showed that activated bentonite surface was smoother  and more clean than bentonite without activation. Bentonite is used to transesterification process by varying mass of adsorben (1, 2, 3 and 4 %-wt. of waste cooking oil) and water content (2, 3, 5 and 6 %-wt. of waste cooking oil). The result of this research showed that activated bentonite has better yield than without adsorbent and activation. The best result from this research is at adsorbent mass 3% and water content 2% with biodiesel yield 81%. The biodiesel produced have density of 865 kg/m3, viscosity of 2.90 mm2/s, acid number of 0.1675 mg KOH/gram and water content of 0.7%.
TRANSESTERIFIKASI ENZIMATIS MONO-DIGLISERIDA : PENGARUH PENINGKATAN RASIO PELARUT n-HEKSANA TERHADAP AKTIFITAS ENZIM LIPASE Candida antartica DALAM MENINGKATKAN KONVERSI SUBSTRAT Eka Kurniasih; Rahmi Rahmi; Darusman Darusman; Muhammad Dani Supardan
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 13, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v13i1.9468

Abstract

Mono-digliserida (MGDG) disintesis melalui reaksi transesterifikasi enzimatis menggunakan minyak inti sawit mentah (MISM) dan gliserol sebagai substrat. Reaksi berlangsung pada temperatur 30oC, rasio mol MISM : gliserol = 1:2 mol, waktu reaksi 8 jam dan rasio enzim Candida antartica : MISM = 0,05% (b/b). MISM dan gliserol tidak mudah larut sebab memiliki polaritas yang berbeda. Untuk meningkatkan homogenitas kedua substrat, maka ditambahkan n-heksan sebagai pelarut dalam berbagai rasio, yaitu 1:1 – 1:10 (% b/v) terhadap massa MISM. Tujuan penelitian ini adalah mengamati pengaruh n-heksan terhadap aktifitas katalitik dari enzim Candida antartica untuk meningkatkan konversi substrat. Konversi substrat diukur secara kuantitatif berdasarkan persentase penurunan bilangan asam. Sebagai kontrol terhadap reaksi enzimatis, dilakukan reaksi non enzimatis dengan menggunakan kondisi reaksi yang sama. Dari hasil penelitian diketahui bahwa enzim Candida antartica mampu menahan n-heksan dalam sistem campuran reaksi hingga batasan tertentu. Konversi substrat optimal diperoleh pada rasio MISM : n-heksan = 1:3 (b/v) sebesar 58,3% dengan kadar bilangan asam akhir = 2,275%. Penggunaan rasio MISM : n-heksan diatas 1:3 (b/v) menunjukkan penurunan konversi substrat karena terjadi toksisitas pada enzim Candida antartica yang meningkatkan rigiditas sisi aktif enzim. Produk dengan konversi optimal kemudian dianalisis menggunakan metode kromatografi gas dan diperoleh total yield MGDG sebesar 56,9116%, dengan komposisi MG = 8,9574% dan DG = 47,9542%.
Produksi Biodiesel dari Ampas Kelapa (Coconut Waste) Secara Transesterifikasi In Situ Menggunakan Bantuan Gelombang Mikro Lancy Maurina; Marwan Marwan; Muhammad Dani Supardan
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 12, No 2 (2017): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23955/rkl.v12i2.8480

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti minyak diesel berbasis fosil. Upaya mendapatkan bahan baku yang murah dan ekonomis untuk memproduksi biodiesel perlu terus dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajariproses produksi biodiesel dari limbah ampas kelapa menggunakan proses transesterifikasi in situ dengan bantuan gelombang mikro. Proses transesterifikasi in situ dilakukan pada daya mikrowave 450, 600 dan 800 watt, waktu reaksi 3-6 menit, rasio molar metanol 10:1 hingga 25:1 dan jumlah katalis KOH 2-5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rendemen biodiesel tertinggi adalah sebesar 98,23% pada kondisi daya mikrowave 800 watt, waktu reaksi 4 menit, rasio molar pelarut 20:1 dan konsentrasi katalis KOH 4%. Hasil pengujian mutu biodiesel dari hasil penelitian ini adalah viskositas kinematik 2,7 mm2/s, densitas 850 kg/m3 dan angka asam 0,4 mg-KOH/g. Komposisi asam lemak biodiesel dari ampas kelapa adalah methyl laurate (29,41%), methyl oleate (21,05%), methyl myristate (20,21%), methyl palmitate (14,18%), methyl caprate (6,94%), methyl linoleate (5,47%) dan methyl octanoate (2,25%).